Hello Rava

Raiya Pramudita
Chapter #2

Hello Rava | 2

Putri masih merengek meminta penjelasan di balik tindakan Syafa pada jam perkuliahan yang tersisa. Syafa tidak ingin meladeninya, sudah cukup sikap cerobohnya membawanya pada rasa malu. Syafa tidak ingin berdekatan dengan gadis sepertinya.

Hingga perkuliahan selesai dan Putri merasa jenuh dengan sikap pengacuhan yang diterimanya.

“Maaf Sya. Maafin dong,” kata Putri, dengan nada bersalah.

Syafa dengan perasaan kesal yang tersisa kemudian membuka mulut, “Sudahlah. Lupakan saja,” katanya. Membuat wajah Putri berubah ceria seketika. Akhirnya Syafa mau menanggapinya, meski terkesan enggan.

“Bagaimana kau bisa mengenal Ka Saga?”

Lagi, gadis itu sepertinya tidak bisa menahan rasa penasarannya. Syafa memutuskan tidak menyahutnya lagi. Rasa kesalnya kembali menumpuk.

Putri bertanya lagi. “Apa kau diberikan ini?” katanya, menunjukkan brosur rekrutmen UKM. Syafa melirik sekilas. Tiba-tiba ada perasaan kecewa yang hadir.

Ternyata Saga segigih itu mempromosikan UKM yang dipimpinnya. Berarti, ada kemungkinan gadis-gadis yang menerima brosur itu juga menaruh ketertarikan yang sama seperti dirinya pada sosok Saga.

Syafa mendengkus, saingannya pasti sangat banyak. Syafa membodohi diri, karena tidak berpikir sampai sejauh itu.

“Kau pasti baru bertemu dengannya ‘kan?” tebak Putri. Syafa hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Putri tersenyum. “Sudah kuduga. Mana mungkin ada gadis yang tidak merasa terpesona jika dihadapkan dengan makhluk sesempurna itu. Iya enggak?” Syafa setuju, namun dia tidak mengiyakannya.

“Kalau begitu. Ayo, kita mendaftar,” ajak Putri.

“Aku belum memutuskannya,” kata Putri, berbohong.

“Kau terlihat cukup antusias untuk hal-hal mengenai Saga sepertinya. Kalau kau bilang seperti itu untuk menjaga harga dirimu, kau perlu belajar lebih baik untuk menipu orang. Kau harus menyinkronkan perkataan dan tindakanmu,” kata Putri, membuat Syafa seolah tertampar.

“Aku memang belum memutuskannya. Nanti akan aku pikirkan lagi,” kata Syafa mengelak. Namun, Putri terus mendesaknya untuk jujur. Membuat Syafa kualahan dan memilih untuk pindah ke kursi lain di jam perkulihan selanjutnya.

*

Lihat selengkapnya