HELLOVE

aya widjaja
Chapter #8

[8] Shifty Eyed

~oOo~

Kalau saja aku tahu asamu. Kalau saja kamu tahu citaku. Mungkin saja kita tidak perlu berseteru. Kita mungkin bisa bersekutu, atau malah lebih dari itu.

~oOo~

 

"Mau ke mana sih, Kak?" Sienna pontang-panting menyejajarkan langkah.

Raven hanya diam tanpa mengendurkan cekalan tangannya sedikit pun.

"Kak!" Tanpa takut Sienna mengentakkan lengan Raven. "Ini tangan, bukan balon. Nggak usah dipegang erat-erat!"

Ya ampun, anak ini. Bibir Raven melengkungkan segaris senyum tipis tanpa sadar. Dia tidak tahu harus jengkel atau gemas. Langkahnya masih gegas menuruni tangga ke lantai dua. Dia baru melepaskan tangan Sienna ketika mereka tiba di deretan kelas XI IPA. "Lo cari Ketua PMR terus minta P3K dan bawa ke sini."

"Ketua PMR? Si-siapa ya?"

"Siapa lo bilang?" Manik mata Raven langsung menikam tajam.

Sienna menekuk bibir. "Kenapa nggak ke UKS langsung?"

Raven mengangkat dagu. "Kenapa lo selalu membantah?" Matanya menatap Sienna dengan sorot merendahkan. Seolah sadar bahwa itu cara Raven menantangnya, Sienna pun menegakkan punggung.

"Siapa namanya? Kelas berapa?"

Raven bergeming. Sienna mendengkus, sadar bahwa Raven tidak akan memberikan jawaban. Lalu dia teringat iPad yang tadi tidak sempat disimpan dan sekarang dipeganginya di tangan kiri. Dia memang sudah mengumpulkan biodata, tapi sekian banyak nama tentu tidak bisa dihafal begitu saja dengan mudah.

"Aruna, XI IPA 1—" baru itu yang digumamkan Sienna ketika tiba-tiba Raven merebut iPad dari tangannya.

"Buruan, Sienna." Raven jarang menggunakan kalimat perintah yang tegas, tapi caranya bicara menunjukkan bahwa dia tidak terbantah.

"Jadi dia inceran baru lo?! Terus lo nyuruh gue jadi pelicin modus lo?! Enak aja!"

"Tudingan kedua dalam kurun waktu kurang dari 10 menit. Tudingan pertama saja belum gue bikin perhitungannya, apalagi yang kedua. Mau dibikin lebih kejam hukumannya?"

Tangan Sienna mengepal-ngepal di udara dengan gemas. Ingin sekali menjambak Raven. Cowok itu baru saja mengibaskan rambutnya yang sedikit berantakan dan hanya dalam satu kibasan rambut itu rapi. Kibasan itu seperti sebentuk cara mengusir agar Sienna cepat pergi. Elegan tapi juga angkuh.

"Huah! Sumpah, gue kesel banget sama lo, Kak!" Geram Sienna sambil berjalan pergi. Dia tidak tahu bahwa Raven tersenyum tipis melihat tingkahnya.

oOo

Kepala Sienna muncul di kelas XI IPA 1. Dia berharap ada Dito si sekretaris OSIS. Setidaknya, dia bisa bertanya padanya atau mengadu soal sikap Raven. Benar saja, cowok itu ada di kelas, mengepak buku dengan tergesa.

"Kak Dito!" Sienna menghambur masuk.

Dito mendongak sebentar sebelum sibuk lagi dengan buku-buku. "Kenapa Sien?"

"Yang namanya Aruna yang mana?"

Dito mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas. Lalu menatap keluar pintu. "Tuh, yang di depan tuh." Telunjuknya mengarah tidak jelas pada dua cewek di depan kelas yang sepertinya baru kembali dari kantin.

"Kak Dito, Kak Raven tuh kenapa—"

"Duh, Sien. Nanti ya, gue lagi buru-buru banget." Dito menunjuk dengan dagu seorang cowok yang melipat tangan angkuh di ambang pintu. "Dipanggil ke ruang guru buat OSN nih!"

Sienna tidak sempat berkata apa-apa ketika Dito berlalu. Bahunya melorot seketika. Dua cewek yang ditunjuk Dito tadi semakin mendekati pintu kelas. Cewek itu menarik napas, mengangkat dagu. Dirinya harus terlihat berani dan tidak terintimidasi oleh senioritas.

"Halo, Kakak-kakak!" Sienna tersenyum seramah mungkin. Lesung pipinya sampai tercetak jelas. "Mau tanya, yang namanya Kak Aruna siapa? Hehe."

"Gue Aruna. Kenapa?"

"Ah!" Sienna tersenyum lega. Cewek bernama Aruna itu sepertinya bukan tipikal senior perisak. "Kak, gue mau minta obat P3K. Bisa?"

"Kok minta ke gue?"

Mati gue kudu ngomongnya gimana. "Eh, itu, anu, Kakak kan Ketua PMR."

"Iya, gue ketua PMR. Tapi kan gue nggak harus selalu bawa obat ke mana-mana. Kalo mau ya, ke UKS." Aruna menghela napas. Wajah Aruna tidak terlihat marah, tapi dirinya tahu ada yang salah dari cara cewek itu meminta. "Seharusnya, kalo mau minta apa-apa ke orang lo perkenalan diri dulu."

"Maaf Kak, lupa. Gue Sienna, anak pindahan di kelas X. Gue cuma disuruh sama—"

"Halo Aruna, My Ravenheart !" Tahu-tahu Raven

Lihat selengkapnya