~oOo~
Kita saling menyukai. Aku kepadamu. Kamu kepada yang lain.
~oOo~
Hari ini semua pengurus OSIS dan ekskul dikumpulkan di auditorium. Dilaksanakan raker sekaligus perkenalan Sienna sebagai Wakil Sekretaris OSIS yang baru. Berita itu mungkin sudah menyebar di akun gosip lokal DHS, tapi secara resmi Sienna tetap harus diperkenalkan.
“Mau ke mana sih lo?” Raven menarik tangan Sienna yang bergegas masuk ke auditorium.
“Ya masuk ke auditoriumlah. Emang ke mana lagi?” Sienna langsung sengit. Pasalnya, pengurus inti OSIS yang lain sudah masuk ke ruangan. “Gue mau cari tempat duduk yang strategis. Salah? Nggak terima gue rajin?”
Bibir Raven menyudut. Matanya mengerling tak yakin dengan pernyataan Sienna. “Strategis yang lo maksud itu, pojok paling belakang biar bisa main hape atau ngobrol?”
Sienna membeliak. Terkejut karena tebakan Raven benar. Matanya bergerilya mencari alasan untuk segera kabur karena auditorium semakin ramai, dan semua pengurus sudah masuk ke ruangan.
“Arrgghh! Kenapa sih lo selalu mempersoalkan hal-hal kecil? Ngajak berantem Kak?” Sienna berkacak pinggang.
“Mau berlagak jadi macan lagi? Inget lo cuma kucing rumahan!”
“Sebodo amat mau kucing rumahan atau kucing garong!” Sienna mempreteli ikat rambut yang dilingkarkan di pergelangan tangan kirinya. “Gue siap bikin gagak sengak kayak lo jadi rabies!” Tantang Sienna sambil mengikat rambutnya tinggi-tinggi. Ikatannya yang kurang rapi membuat anak poninya berjatuhan ke dahi. “Ayo sini berantem! Cowok apaan lo yang beraninya menindas junior! Cewek pula!” Secara sengaja Sienna menyinggung area ego pria.
Alih-alih tersinggung Raven malah terkekeh. Matanya jadi memejam sejenak karena gelak tawa. Sienna sudah pasang kuda-kuda, siap perang. Raven malah menjulurkan tangan sambil menyibak poni Sienna. Pukulan pertama Sienna ke lengan Raven disambut tawa. Seperti mantra sihir, suara tawa Raven malah membuat Sienna membeku.
“Pakai cara kasar? Hmm?” Dengan mudah, Raven menangkap tangan Sienna.
Jantung Sienna meletup ketika Raven menyibak poninya sambil mendongakkan kepalanya. Mereka bertatapan.
“Boleh. Gue juga nggak bakal melawan.” Raven mengulum senyum. “Tapi di sini ada banyak saksi mata. Palingan besok lo dicincang sama Ravenheart.”
Sienna meneguk ludah. Matanya nanar memandangi Raven. “Tukang ngancem!”
Raven tersenyum tenang. “Kalau nggak mau itu terjadi,” bisiknya di sebelah Sienna. “Mulai detik ini, hingga masa jabatan lo sebagai Wakil Sekretaris berakhir, lo nggak boleh jauh-jauh dari gue. Jalan selangkah di belakang gue dan duduk tepat di sebelah gue. Ngerti?”
“Kenapa gitu?!” protes Sienna. Kaki Sienna mengentak-ngentak kesal. Dia sudah akan menyemburkan protes, tapi Raven sudah masuk ke auditorium yang sudah penuh.
Sienna berusaha mengejar sambil memanggil-manggil Raven. Kekesalan dalam suaranya membuat semua orang jadi menoleh ingin tahu. Auditorium yang penuh, mendadak hening. Sienna terhenti. Langkah kaki Raven menggema di ruangan.
Sienna begidik ditatap semua orang. Sifat sok pemberaninya menguap perlahan, tapi dia berusaha tegar. Ditegakkannya badan dan diangkat dagunya tinggi-tinggi. Dia berusaha setenang mungkin mengambil langkah mengejar Raven.
“Wakil Sekretaris Sien!” panggil Raven. Dia berhenti dan menoleh pada Sienna yang tertinggal di belakang. “Bisa lebih cepat?”
Tidak ada pilihan bagi Sienna selain menuruti perintah. Dan ketika dia berdiri selangkah di belakang Raven, kasak-kusuk mulai terdengar.
“Lihat mereka gue jadi inget What’s Wrong Secretary Kim.”
“Park Min-young sama Park Seo-joon kan?”
“Kenapa mereka jadi kayak, sekretaris Kim sama Presdir Lee!”
“Oh! Iya, iya! Bener!”
“Nggak setuju, Raven sama cewek itu!”
“Gue bilang gayanya, bukan jodohnya. Jodoh Raven mah, gue.”
“Gue enak aja!”
What’s Wrong Secretary Kim dari hongkong! Kalau Secretary Kim rapi, rambutnya diikat tinggi, senyumnya selalu terpasang, Sienna sebaliknya. Rambutnya acak-acakan karena stres. Boro-boro mau senyum, bawaannya kepingin nyakar.
Kalau Presdir Lee terlihat berwibawa, cool pada cewek, jarang tersenyum, Raven malah jelalatan ke mana-mana.
Ingin rasanya Sienna mengobral posisinya supaya bisa tukar tambah dengan cewek-cewek itu. Sumpah dia ingin membongkar kedok Raven supaya semua orang sadar. Tapi bagaimana caranya?
oOo
Raven meminta Sienna merapikan Mom—minutes of meeting—raker tadi secepatnya. Betapa dongkolnya Sienna mendapat instruksi itu. Raker yang panjang dan alot membuatnya lapar. Dia sudah membayangkan es teler di kantin yang segar, malah di kunci di ruang OSIS untuk menyelesaikan MoM. Padahal, dia juga harus bergegas menyetorkan formulir ekskul sore ini. Raven memang penghambat!