~oOo~
Apa artinya menginginkan seseorang jika yang kau ingat adalah orang yang berbeda?
~oOo~
Sienna berbaring di atas tempat tidur. Menatap langit-langit kamarnya yang redup. Matanya tidak kunjung turut redup. Ingatannya masih berkabut oleh peristiwa tadi siang ketika dia menemukan sesuatu di tas Raven. Sesuatu yang seharusnya tidak di sana.
Tubuh Sienna berbaring miring. Jendela kamarnya yang terbuka memberi pemandangan teras rumah dari lantai dua. Dia mendesah. Di teras itu, Raven pernah berdiri seorang diri, menunggui hujan yang tak kunjung berhenti.
Ah! Kenapa gue jadi mikirin si Gagak Sengak!
Sienna menggulirkan jemari di atas ponsel. Berharap ada notifikasi pesan dari Rekta, tapi tangannya malah membuka menu galeri foto. Dia memotret tas Raven dan benda itu tadi. Mata Sienna mengamati lebih teliti. Mungkin ada yang luput dari pengamatannya, tapi semua tetap sama. Sienna sempat browsing, bahkan bertanya pada ibunya. Hasilnya sama dengan dugan Sienna. Benda itu adalah sebuah foundation. Raven seharusnya tidak memiliki atau membawa foundation di tasnya. Kenapa benda itu ada di sana?
Sienna memang ingin membongkar kedok Raven, tapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan benda itu milik Raven. Kalau tidak cukup bukti, itu bisa jadi boomerang baginya.
Apa mungkin milik cewek SMP kemarin? Apa anak SMP segenit itu sampai harus berdandan tebal dengan foundation? Lebih anehnya lagi, merek foundation yang ada dalam tas Raven harganya mencapai lima ratus ribu! Anak SMP kurang kerjaan mana yang membeli foundation seharga itu? Ya, seburuk-buruknya, mungkin milik pacar-pacar Raven yang lain atau milik ibunya?
SEBODO AMAT! Mending chat sama Mas Rekta!
oOo
Sienna tergopoh-gopoh menuju kelas Raven. Cowok itu memintanya bergegas. Seharusnya, Sienna tidak perlu terbirit seperti ini kalau saja tadi dia tidak bertemu dengan segerombolan Ravenheart penuh rasa cemburu yang mengintrogasi soal kedekatannya dengan Raven. Sienna benar-benar mirip Sekretaris Kim yang menempeli Presdir Lee ke mana pun berada. Obrolan itu bernada ancaman satir ‘jaga jarak dari Raven gue’ atau ‘lo jangan genit-genit’. Ini bukan kali pertama, kali lain teman sekelasnya memuji keberuntungan Sienna. Ada gitu masuk neraka dianggap keberuntungan? Iya, Raven itu iblis yang lepas dari neraka.
Sienna tiba di depan kelas Raven dengan paru-paru nyaris lepas. Raven sudah menunggu di depan pintu kelas. Tersenyum kepada setiap orang yang lewat sambil melempar-lempar apel di tangan kanannya. Tanpa menunggu Sienna mengambil jeda napas, cowok itu langsung melangkah. Sienna memberengut tanpa bisa protes. Dia sibuk membungkuk-bungkuk mengatur napas.
“Gue mau ngecek semua kegiatan dan proposal yang udah diajuin setiap Sekbid.” Raven menjulurkan tangan pada Sienna yang ditinggal selangkah di belakangnya.