Althea Hazelt membuka pintu dengan paksa. Dia mendorong kuat bongkahan kayu jati tersebut. Menerobos masuk ke sisi lain pintu. Menemui seseorang dibalik pintu itu. Belum sempat orang itu berbalik badan dan melihat Althea yang menerobos pintu kamarnya, dia sudah menduga hal tersebut. Suara cempreng yang keluar dari mulut Althea yang membuat orang tersebut tersadar.
“Paman!!”, teriak Althea dengan suara cemprengnya.
“Eh.? Al.. Althea??” Jawab orang tersebut yang merupakan Paman Althea.
“Paman, aku tidak percaya ini! Seriuslah, ini tidak benar kan??” Tanya Althea dengan cemasnya.
“Hm, tenang... tenang dulu Althea.. coba jelaskan dulu ada apa?” Tanya balik paman seolah tidak mengerti apa yang dibicarakan Althea.
“Paman, lihat ini!!” Ucap Althea sambil memperlihatkan vidio dari smartphone miliknya.
“A.. Althea?? I..ini...” Ucap paman dengan cemasnya. Matanya bergerak tak karuan, badannya gemetaran, keluar keringat dingin dari kulitnya. Seolah habis melihat hantu.
“Paman? Kenapa? Apa salahku??” Tanya Althea lagi. Kali ini dia ikutan cemas tak karuan. Menahan air mata yang siap keluar, menguatkan hatinya agar tetap berpikiran positif, mengatur napasnya.
“Paman... tolong.. ku mohon jelaskan apa ini?? Paman... ku mohon....” Ucap Althea lagi sambil terus bertanya-tanya kepada pamannya yang terdiam sejak tadi.
°°°
Beberapa menit kemudian, saat Althea sudah tak sanggup memahan air matanya, saat Althea masih bertanya-tanya meminta penjelasan, saat hatinya mulai rapuh, Paman menguatkan dirinya. Paman mengatur emosinya, mencoba menahan amarahnya yang terpendam agar Althea tidak menjadi korbannya. Paman pun mencoba untuk menjelaskan hal yang ditanya-tanya Althea sejak tadi.
“Al.. Althea? Coba lihat paman dulu.. Sini, paman akan menjelaskan apa yang terjadi..” Ucap paman dengan lembutnya, mencoba untuk meyakinkan Althea.
“Ke.. kenapa paman? To.. tolong jelaskan saja..” Jawab Althea sambil mencoba mengentikan tangisannya.
“Jadi begini... apa yang kamu lihat, semua vidio yang kamu tunjukkan tersebut, itu tidak benar. Itu hanya salah paham...” Jelas paman mencoba meyakinkan Althea.
“Sa.. salah paham?? Salah paman apa paman??” Ucap Althea yang gagal menghentikan tangisannya.
“Tidak.. itu memang salah paham. Paman tidak mungkin berbuat seperti itu.. pa..”
“Apa paman?? Salah paham apa lagi?? Apanya yang salah?” Tanya Althea, memotong perkataan paman.