Henkjan

𝔧 π”ž 𝔫 𝔱 𝔒 .
Chapter #8

8

β€œJangan Nyai, biar saya” Henkjan mengangkat tangan kirinya, menghalau pergerakan perempuan manis yang lebih tua darinya itu.

Setelah melihat Nyai Ayuningtyas kembali ke posisinya, Henkjan mulai mendekati madam Jane. Pertama-tama dia mengambil saputangan miliknya sendiri, ya, saputangan yang diberikan Elisabeth. Henkjan menggunakan saputangan sebagai alas untuk menyentuh madam Jane, dia mengapit helai kain yang lembut itu di sela-sela jari.

Meski beberapa kali memaki dalam hati karena rasanya tidak nyaman dan tidak mudah bergerak, setidaknya Henkjan cukup bersyukur karena telunjuk dan ibujarinya bisa digerakan dengan cukup baik.

Dimulai dari membetulkan posisi madam Jane yang terkulai, membuat istri dari Grendell Dickerhoff menjadi telentang. Henkjan mendongak begitu cahaya menjadi semakin sempit, orang-orang mulai mengerumuni meja mereka. Persis ikan dalam kolam yang diberikan makanan.

β€œTuan-tuan dan nyonya-nyonya tolong menjauh!” baru kali ini Henkjan memaksakan suaranya untuk naik, membiarkan bara menjalar di tenggorokannya. Mattjas menyentuh bahu Henkjan, dengan tekanan.

β€œMau kamu apakan dia? Jangan asal sentuh, biar tunggu pihak yang lebih berwenang!” teriak Mattjas, dia menarik lengan Henkjan.

Tubuh madam Jane semakin menggeliut, lama-kelamaan buih keluar dari sela mulut madam Jane, Henkjan berusaha melepas cengkraman Mattjas yang makin erat. Dia mau membersihkan dulu buih itu, setidaknya dia berpikir kalau harus ada air yang masuk.

"Minggir!" sentaknya, Henkjan menatap Mattjas membuat laki-laki beriris hazel itu menggernyit.

"Kau yang minggir! seenaknya menyentuh orang! ingat sinyo, kau ini bukan siapa-siapa!" balasnya kesal, "kau mungkin calon dokter tapi jangan bertindak gegabah!"

"Anda yang gegabah, tuan!" sanggah Henkjan tidak suka, "Saya mau menolong madam!" teriaknya. Mereka masih bergelut pelan. Hingga terdengar suara dari madam Jane, seolah ada yang mencekiknya, dadanya naik membusung, diikuti kedua tangan dan kaki yang mulai meringkuk. Kemudian, dia tidak bergerak sama sekali, barulah cengkraman Mattjas terlepas.

Lihat selengkapnya