Hera adalah seorang penyidik wanita yang terkenal akan ketelitiannya dalam menyelesaikan kasus yang berusia 27 tahun, selain itu dia juga terkenal sebagai penyidik yang tegas dan berdedikasi penuh akan kasus yang dia selidiki. Sedangkan junior yang sedang dibimbingnya, Zoya adalah penyidik magang yang sangat imut dan ceria yang berusia 22 tahun, meskipun begitu Zoya tidak kalah cerdas dengan Hera, oleh karena itu Hera dengan senang hati bersedia membimbingnya.
~26 September 2023, Pukul 07:00 (Pembunuhan Pertama)~
"Kak Hera, gawat ada kasus pembunuhan di Jl. Dharma", ucap Zoya.
"Ayok kita pergi kesana", sahut Hera.
"Baik", ucap Zoya.
Mereka pun pergi ke tempat kejadian perkara untuk melihat kondisi korban dan menyelidiki tentang kematian korban. Betapa terkejutnya mereka melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dengan bercak darah dimana-mana. Melihat kondisi korban, Zoya yang belum berpengalaman itu pun, muntah-muntah.
"Tenang lah Zoya, kamu pasti bisa", ucapnya.
Dia pun melanjutkan penyelidikannya meskipun sambil menahan muntah karena ini pertama kalinya dia mendapatkan kasus pembunuhan yang sangat menyeramkan.
"Terlihat kepala korban mengalami pecah parah, selain itu dileher korban terdapat tusukan dan kaki korban juga mengalami luka serius, bahkan isi perut korban terlihat keluar", ucap Zoya.
"Bagaimana keluarga korban?", tanya Hera.
"Pihak keluarga telah kami amankan untuk diintrogasi, para tetangga bersaksi bahwa hubungan dia dengan istrinya tidak akur", ucap salah satu anggota polisi.
"Lalu, bagaimana dengan autopsinya? Apakah pihak keluarga mengizinkan?", tanya Hera.
"Ya, mereka telah mengizinkan", sahut anggota polisi.
"Baiklah, lakukanlah autopsi", ucap Hera.
"Zoya, kau dan aku akan ikut ke rumah sakit untuk autopsi", lanjut Hera.
"Baik kak", sahut Zoya.
Mereka pun menelepon rumah sakit untuk melakukan autopsi. Setelah ambulan datang, mereka pun menuju rumah sakit dan melakukan penyelidikan. Saat penyelidikan berlangsung, betapa terkejutnya mereka menemukan sebuah paku yang menancap di dahi korban.
"Huek", Zoya yang lagi-lagi muntah.
"Zoya, terbiasalah", ucap Hera.
"Maaf", sahut Zoya.
"Sudahlah, tidak apa-apa", ucap Hera.
"Lihat, untuk di kaki, pelaku menggunakan palu untuk melumpuhkan korban, dan untuk perut pelaku menggunakan pisau yang sangat tajam", ucap Dokter Forensik.
"Benar-benar keji", ucap Hera.
Mereka pun melanjutkan autopsi selama berjam-jam hingga larut malam. Setelah autopsi selesai, Hera dan Zoya pun pergi ke tempat kejadian perkara untuk lanjut menyelediki kematian korban.
"Sepertinya pembunuhan ini telah direncanakan", ucap Hera.
"Bagaimana kakak bisa yakin kalau ini direncanakan?", tanya Zoey.
"Lihatlah Zoya, lokasi ini benar-benar terpencil dan sepi", ucap Hera.