Hera: Si Penyidik Cantik

Selene Praba
Chapter #3

Pembunuhan Ketiga

Ditengah mereka sedang melakukan penyelidikan tentang jaringan narkoba untuk menyelidiki dalang pembunuhan itu, Zoya yang telah lapar pun meminta izin untuk pergi membeli makanan. Saat sedang mencari makan, dia melihat cafe yang baru buka dan dia pun memutuskan untuk mencobanya. Sebelum dia memesan, dia pun menelepon Hera.

"Kak Hera, ini Zoya menemukan Cafe baru, apa kakak mau nitip sesuatu?", tanya Zoya lewat telepon.

"Boleh deh, aku mau nitip seperti yang kamu pesan aja", sahut Hera.

"Oke deh kak", ucap Hera.

"Permisi, saya mau memesan sea salt latte 2 dan cookies rasa red velvet 2 buah, yang 1 untuk dine in dan 1 lagi untuk take away", ucap Zoya.

"Baik, semuanya 80 ribu rupiah", ucap barista tersebut.

"Ini uangnya, terima kasih", ucap Zoya.

Zoya pun duduk dan tidak menunggu lama, pesanan dia pun tiba.

"Permisi kak, ini pesanannya", ucap barista tersebut.

"Terima kasih", sahut Zoya.

Zoya pun menikmati pesanannya dan dia sangat menyukainya.

"Lain kali aku akan mampir lagi", gumamnya.

Setelah selesai, dia pun kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya.

"Kak Hera, ini punya kakak", ucapnya.

"Terima kasih Zoya", ucap Hera.

"Iya kak", sahut Zoya.

Mereka pun melanjutkan penyelidikan mereka dengan sangat serius. Tidak lama kemudian.

"Sebasta?", gumam Hera.

"Ya kak?", tanya Zoya.

"Zoya, bagaimana menurutmu?", tanya Hera sambil menunjukkan hasil penyelidikan Sebasta, seorang mafia narkoba yang telah diincar sejak 2 tahun yang lalu.

"Tapi kak, jika memang benar pembunuhnya adalah Sebasta, apa alasan dia melakukan itu?", tanya Zoya.

"Mungkin saja mainan yang telah dibuang?", sahut Hera.

"hmm....", ucap Zoya.

"Tapi kak, tidak ada yang tau wajah Sebasta, bagaimana kita bisa menemukannya?", tanya Zoya.

"Ya, haruskah kita berpura-pura untuk menjadi pengedar juga?", tanya Hera.

"Kak, wajah kita telah dikenali semua orang gara-gara kasus ini", sahut Zoya.

"Tentu saja bukan kita yang melakukannya", ucap Hera.

"Lalu, siapa?", tanya Zoya.

"Bagaimana dengan Azka?", tanya Hera.

"Kak Azka? Bukankah terlalu berisiko jika kita menggunakan anggota penyidik? Bagaimana jika kita ketahuan?", ucap Zoya.

"Bagaimana jika kita membiarkan Azka untuk bertindak seakan-akan memerlukan uang tambahan sehingga dia memilih jalan pintas untuk diam-diam menjadi seorang pengedar?", tanya Hera.

"Itu bisa saja, tapi apakah dia benar-benar percaya?", tanya Zoya.

Lihat selengkapnya