Hera: Si Penyidik Cantik

Selene Praba
Chapter #4

Pembunuhan Keempat

Setelah Zoya memviralkan perilaku guru itu, dunia maya pun menjadi heboh, dan ada banyak sekali netizen yang menghujat perilaku guru tersebut.

"Kalau korban yang dibunuh begini mah, biarin aja, pembunuhnya nggak usah diadilin, anggap aja azab buat korban....hahahahaha", komentar salah satu netizen.

"Orang yang layak dibunuh", komentar netizen lainnya.

"Tolong pertemukan aku sama pembunuhnya, mau ku kasih hadiah", komentar netizen lainnya.

"Berapa derajat bang suhu dineraka sekarang?", tanya salah satu komentar netizen untuk mengejek korban pembunuhan ketiga.

"Puas banget baca komen netizen", ucap Zoya.

"Ya, tapi tetap saja negara kita negara hukum, pembunuh tetap harus diadili", sahut Hera.

"Benar, meskipun hukum di negara kita bisa dibeli, tetap saja kita harus melakukan tugas kita untuk menyelidiki mereka", ucap Zoya.

"Ya, kau benar, sejujurnya melihat track record korban, aku justru berterimakasih kepada pembunuh itu, karena di negara ini keadilan hanya formalitas saja", sahut Hera.

"Setuju", sahut Zoya.

Saat mereka sedang sibuk berbincang, mereka diberitahukan bahwa ada pihak konstruksi menemukan ada banyak tulang belulang manusia di sumur kering milik sebuah bangunan yang hendak di renovasi dan mereka pun melaporkan hal itu ke pihak kepolisian. Setelah mendapatkan laporan, mereka pun bergegas pergi ke tempat itu. Sesampai disana, mereka menemukan ada sekitar 5 jasad yang tulang belulangnya ditemukan.

"Apa yang terjadi dengan mereka?", tanya Zoya.

"Apa jangan-jangan mereka adalah korban dari pembunuhan?", tanya Hera.

"Bagaimana bisa hal ini tidak pernah diketahui?", tanya Azka.

Mereka pun segera menghubungi pihak forensik untuk identifikasi dan melakukan autopsi pada jenazah.

"Azka, coba segera kumpulkan dokumen pelaporan orang hilang yang masih belum ditemukan bersama Zoya, dan aku akan pergi untuk membantu autopsi", ucap Hera.

"Baik, ayo kita pergi Zoya", ucap Azka.

"Baik", sahut Zoya.

Mereka pun segera melakukan penyelidikan bersama-sama.

"Ini gila, ada begitu banyak laporan orang hilang", ucap Azka.

"Benar, bagaimana kita bisa memilahnya?", tanya Zoya.

"Kalau dilihat dari kerangka itu, setidaknya kita coba cari yang telah mengilang dari 5 tahun yang lalu hingga 2 tahun yang lalu", ucap Azka.

"Baiklah, ayo kita baca satu persatu", ucap Zoya.

Mereka pun melakukan penyelidikan selama berjam-jam. Karena merasa lelah, Zoya pun pergi ke Cafe untuk membeli minuman dan cookies.

"Selamat datang", ucap barista.

"Aaa...anda lagi? Apa yang ingin anda pesan?", tanya barista itu.

"Kau ingat aku?", tanya Zoya.

"Tentu saja, karena anda sangat cantik", sahut barista itu tersenyum.

Lihat selengkapnya