Hanya dalam waktu singkat, Ibu Marelda telah siap dengan berbagai masakannya yang enak dan tampak mengunggah selera. Semua hampir terhidang dengan rapi dan lengkap. Kembali makan malam bertiga setelah sekian lama, rasanya sangat aneh dan asing. Pandangan Raiden tak bisa berpaling dari pemuda asing itu. Tak sedikitpun sikap dan tingkahnya mirip seperti Egan yang dikenalnya dulu.
Raiden menarik satu piring capcay yang juga berisi udang dan jamur di dalamnya.
“Egan. Coba cicipi yang ini,” ucapnya sambil menawarkan masakan itu persis di depan pemuda itu. “Makanan kesukaanmu kan?”
“Terima kasih.” Tanpa perlu lama menunggu, Egan langsung memakannya beserta nasi dengan lahap sekali, karena sejak kemaren malam dirinya belum sempat makan.
Raiden memandangnya dengan penuh senyuman. Satu kecurigaannya kembali terbukti. Adik kandungnya yang dikenalnya adalah yang alergi udang dan tak menyukai jenis jamur apa pun ada di makanannya. Capcay adalah salah satu makanan kesukaan Ibu dan juga dirinya. Egan tak pernah mau menyentuh atau mencicipi masakan itu seumur hidupnya. Dan sekarang pemuda yang mengaku sebagai adik kandungnya ini memakan capcay dengan lahapnya?
Bagaimana bisa?
Apa mungkin seseorang bisa tiba-tiba sembuh dari alergi yang dideritanya atau jadi berubah suka dengan makanan yang paling dibencinya hanya karena telah menghilang sekian lama?
Ibu Marelda datang dengan dua tambahan masakan lainnya, seketika wajahnya berubah cemas saat melihat Egan makan capcay dengan lahap dan akan menghabiskan makanan itu.
“Ini makanan kesukaanmu Nak,” ujar Ibu Marelda menawarkan sup ayam hangat yang baru saja dimasaknya.