Hero or Zero

Aylanna N. Arcelia
Chapter #6

Pertemuan dan Perkenalan

Sudah cukup lama Kelly sibuk sendirian di dapur. Bolak balik dan kesana kemari dirinya mengamati dan mengaduk kembali berbagai masakan yang telah dimasaknya sejak pagi dengan cemas. Satu per satu hasil masakannya di dalam panci dan yang telah terhidang rapi di atas meja makan dapur terus dicobanya lagi dan lagi. Apa rasa, komposisi, bumbu, dan penyajiannya sudah sempurna atau belum?

Selain itu, Kelly juga telah menyiapkan beberapa jenis minuman, yang tak kalah membuatnya resah dan gelisah dengan hasilnya. Keringat terus membasahi sekujur badan dan pakaiannya. Kelly kian gugup dan semakin cemas, ragu dan khawatir dengan keseluruhan hasil kerja kerasnya sejak beberapa jam lalu. Apa semua sudah seperti seharusnya?

Memasak bukanlah kebiasaan Kelly. Sepanjang hidupnya baru kali ini dia berniat, berani dan berkeinginan untuk masak di dapur. Apa yang ingin dimakannya selalu tersedia dan terhidang kapan saja, dimasak sempurna oleh chef professional atau para asisten di rumahnya. Dia juga bisa memesan makanan sebanyak apa pun atau makan di restoran semahal apa pun harganya.

Namun kali ini, dia hanya ingin masak paling spesial dan teristimewa. Hasil dari tangan dan kemampuannya sendiri, khusus untuk sang kekasih hati yang telah sakit beberapa hari. Kelly juga ingin membuktikan bahwa dirinya bukanlah seorang perempuan manja yang hanya mengandalkan kekayaan orang tua dan tak bisa melakukan hal apa pun.

Tak bisa bertemu sekian lama membuat rasa rindunya tak terbendung lagi. Berbagai perasaan berkecamuk saat dirinya tak bisa bertemu langsung dengan Raiden. Hanya komunikasi sebatas lewat pesan dan telpon singkat saja dengan kekasihnya, membuat hidup Kelly terasa lebih membosankan dari biasanya.

Tapi bagaimanapun juga kesehatan Raiden adalah yang paling utama, dan sebagai pacar terbaik, dia harus lebih percaya dan menyadari kalau Raiden memang butuh lebih banyak istirahat dan ketenangan saat sakit, tanpa harus terus terganggu untuk terus ditanyakan sedang di mana, lagi ngapain atau bersama siapa secara detail, lengkap, dan terperinci.

Surat pernyataan sakit dan foto Raiden sedang sakit, dan telah di kirimkannya beberapa kali sebagai bukti. Suara kekasihnya juga terdengar serak dan agak parau saat menelpon, membuat Kelly merasa agak tenang dan tak perlu curiga tentang ini itu lagi. Raiden memang beneran sakit, dan tak akan mungkin berkesempatan sedetikpun untuk melirik cewek lain atau berselingkuh dengan siapa pun di luar sana, karena memang sedang terbaring sakit di rumahnya.

  Sepanjang malam membaca, dan mempelajari berbagai resep makanan. Menonton sekian banyak tata cara memasak, dan saat pagi langsung mempraktekkannya dengan konsentrasi dan penuh perjuangan ekstra. Perlahan hasil masakannya kini tampak lezat dan meyakinkan setelah tadi beberapa kali sempat gagal. Kelly merasa keahlian memasaknya sudah selevel chef professional di rumahnya. Dia mulai percaya diri dengan keseluruhan hasil masakannya. Dan merasa Raiden akan memuji dan mengapresiasi segala hasil usahanya sehingga akan makin cinta padanya.

Asap masakan yang mengepul sekeliling dapur, dan aroma masakan yang menyeruak seolah menembus batas antar ruangan membawa seseorang penasaran untuk segera datang ke dapur.

“Wangi masakannya harum sekali. Sedang masak apa sih, Kak?” tanya Elvia ingin tahu. Dia menatap banyak masakan yang terhidang rapi, dari sup sayur, bubur putih, sereal, ikan bakar, ayam kecap, steak salmon, telur dadar, salad, dan beberapa jus buah juga smoothies.

Kelly yang masih sibuk dan fokus merasa agak terganggu dengan kedatangan sepupunya yang seketika menyelonong masuk dapur. “Hanya beberapa masakan modern yang katanya bisa untuk masa perawatan setelah sakit.”

Elvia yang melihat sederet masakan yang tampak lezat dan menggugah selera membuatnya ngiler dan ingin langsung mencicipinya. Tanpa berbasa-basi lagi, Elvia segera mengambil satu piring makan, sendok garpu, lalu menuangkan sedikit nasi beserta beberapa lauk yang tersedia ke dalam piringnya dengan tak sabar. Dia langsung memakannya dengan cepat dan lahap.

Tapi hanya dalam beberapa detik kemudian, wajahnya yang antusias seketika berubah kaget, lidahnya terasa langsung menolak untuk terus mengunyah dan perutnya seakan tak ingin menerima untuk mencernanya. Tapi, karena segan saat Kelly terus menatapnya tajam, dia terpaksa menelannya secara perlahan.

“Jangan sembarangan makan saja, makanan ini semua untuk pacarku!” seru Kelly tak terima saat suapan pertama hasil masakannya malah dicicipi duluan oleh Elvia.

Elvia yang masih mencerna campuran rasa masakan yang sangat aneh dan abstrak, hanya tersenyum kecut. “Maaf ya.” jawabnya kemudian dengan agak bersalah.

“Sudahlah, gak apa-apa. Maksudnya nanti saja makannya waktu bagian Raiden sudah dikirimkan ke rumahnya. Dia pasti sekarang lagi gak nafsu makan atau sedang lemah tak berdaya terbaring sakit di rumahnya.” ujar Kelly dengan pikiran menerawang memikirkan kondisi Raiden. Rasa cemas dan rindu kian bercampur dalam dirinya.

Elvia lalu minum air putih segelas penuh untuk menetralisir rasa ajaib dalam lidah dan pencernaannya. “Tumben sekali sekarang Kakak masak di dapur? Mana pelayan atau chef yang biasanya masak disini?”

“Mereka semua sengaja diliburkan sehari biar aku bisa mandiri dan lebih fokus tanpa harus merasa diremehkan karena tak pernah masak.”

“Kalau gitu biar aku bantu sebentar, Kak.” Elvia yang segera mengambil beberapa tisu, bermaksud ingin membersihkan wajah dan pakaian Kelly yang berantakan dilumuri berbagai bahan makanan, tetapi Kelly malah menepis tangannya

“Sudahlah, kamu jangan ganggu konsentrasiku dulu! Silahkan tunggu di tempat lain saja. Nanti temani ke rumah Raiden ya, bantu untuk mengantarkan semua makanan dan minuman sebanyak ini.”

 

Raiden sampai di depan rumah Kelly dengan motor kebanggaannya. Sudah lebih dua hari untuk fokus dalam tahap penyelidikan dan memikirkan rencana selanjutnya. Raiden sekarang merasa lebih siap. tetapi butuh dana darurat lebih banyak lagi dalam langkah kedepannya. Dan siapa lagi tempatnya untuk meminta bantuan dana dan lainnya, kalau bukan dari Kelly?

Raiden tak langsung masuk ke rumah Kelly, terlebih dahulu diam-diam memetik beberapa tangkai bunga di depan halaman tetangga sekitar yang bisa cepat diraihnya, lalu segera dirangkainya sendiri dengan praktis dan seadanya.

Setelah merapikan penampilannya sesaat, Raiden menekan bel rumah Kelly dengan senyum dan percaya diri. Dan ia dibukakan pintu oleh seorang perempuan yang belum pernah dilihatnya di rumah Kelly selama ini.

Raiden langsung terpana oleh kecantikan dan senyuman manis perempuan itu yang tampak menyambut ramah akan kedatangannya. Siapa bidadari ini?

“Cari siapa ya?”

Suara lembut mengalun terdengar di telinga Raiden. Dari wajah, suara, dan seluruh penampilan perempuan di hadapannya kini sangat mempesona dan menakjubkan.

Lihat selengkapnya