Di rumah Herrscher. Rumah yang dahulu adalah milik ayahnya, kini telah ditempati Herrscher dan ibunya. Rupanya Herrscher telah membuat pesan yang ditujukan pada Nadna, sebelum kematiannya. Sebelum ia mendatangi ruang kerja Zuna dan menjadi akhir perjalanan hidupnya.
Rumah yang penuh dengan rahasia dimana hanya digambarkan untuk lantai 1, 3, dan 5. Herrscher bahkan belum pernah mengunjungi lantai lainnya selain lantai 1 dan 5. Mereka tidak tahu rahasia dibalik lantai 2 dan 4.
“Apa yang ingin kau buat sekarang?” tanya seorang wanita pada Herrscher.
“Seperti biasa, aku sedang melanjutkan teknologi yang sempat ditinggalkan ayahku.”
“Teknologi apa?” wanita itu bertanya kembali.
“Entahlah, aku masih mempelajari blue print ini. Seperti sebuah bangunan kuno, tapi aku tidak tahu apa tujuannya,” Herrscher menunjukkan gambar rancangan milik ayahnya.
Tampak seperti piramida berukuran besar. Herrscher berpikir, mungkin ini ada hubungannya dengan cerita ibunya. Dimana ayahnya melakukan perjalanan bersama Veda untuk menjelajahi Gunung Licht. Bila dilihat dari blue print, kemungkinan ukuran piramida itu sebesar gunung. Di dalam piramida tersebut terdapat sebuah obyek yang cukup aneh bagi Herrscher.
“Menurutmu, benda apakah ini, Core?” tanya Herrscher.
“Aku tidak tahu. Aku tidak pernah melihat yang seperti ini,” jawab Core.
“Aku merasa, ini ada hubungannya dengan Gunung Licht,” Herrscher memegang dagunya. Ia mencoba membayangkan sesuatu dibenaknya. Persis dengan kebiasaan ayahnya.
Dibenak Core, muncul pemikiran untuk mendatangi Gunung Licht. Tapi ia tidak menyampaikan pemikirannya pada Herrscher. Core ingin mencari tahu sendiri, karena ia tahu kalau Herrscher sangat sibuk menjadi Ketua Aliansi Supra. Ia tidak mau kalau Herrscher bertambah sibuk karena mendengarkan idenya. Apalagi ini tentang penelitian ayahnya.
Sang Dewi akan segera menemukan takdirnya. Kisahnya akan segera dimulai. Dewi bangsa Sumeria akan bertemu dengan Sang Dewa yang membuat hatinya berpaling dari Herrscher.
“Kau ingin mengulang kisah Yudas dan Nadna?” tanyaku.
Ini adalah takdirnya sebagai dewi cinta, dewi kesuburan, dan dewi keadilan.
Aku tidak paham maksud Wikutama. Aku melanjutkan tulisanku sambil menunggu penulis menemukan Sang Pembawa Cahaya. Ia harus segera muncul pada bab ini.
---------------------------
Core mendatangi gunung yang disebutkan Herrscher tadi. Gunung Licht. Tampak reruntuhan mengelilingi permukaan gunung tersebut. Menhir berserakan dimana – mana. Kejadian 30 tahun yang lalu benar – benar merusak kondisi gunung ini. Mata Core tertuju pada salah satu pohon besar. Pohon yang berada di sekitar sungai besar. Sungai itu bernama Efrat.
Core mendekati pohon itu karena merasa tertarik olehnya. Ia melihat dahan pohon tersebut sangat lebat dengan buah. Core mencoba mengambil salah satu buah yang tumbuh di pohon tersebut. Tampak seperti buah apel. Buah yang tumbuh di Taman Eden.
Ini bukanlah buah dari Pohon Pengetahuan, melainkan buah dari Pohon Kehidupan. Pohon penghubung segala ciptaan Wikutama. Pohon Yggdrasil.
Pohon dimana Veda mengorbankan dirinya, tergantung dan tertusuk oleh tombak. Dimana dia harus merenggangkan nyawa untuk menyelamatkan manusia dari kematian akibat virus. Pohon yang menjadi sejarah cerita sebelumnya.
Seekor ular menjaga pohon tersebut. Ular yang memiliki tubuh yang besar dan berasal dari laut. Ular yang juga merupakan anak dari raksasa Angrboda dan Loki. Jormungandr. Ular yang sangat berbahaya dimana ia dapat membunuh mangsanya dengan cara membelitnya. Ia juga memiliki racun yang sangat mematikan, bahkan bagi dewa sekalipun. Ular yang melambangkan kejahatan.
Ular itu kini mengincar Core. Core sangat ketakutan dengan kehadiran ular tersebut. Kepala ular tersebut langsung menuju Core.