Herrscher: universum conspiratio

Dark Specialist
Chapter #5

BAB 5 YGGDRASIL

Pohon Kehidupan. Dari situlah Eyn Sof memancarkan sinarnya. Tzachtzacot tersusun di dalamnya. Tiga pilar cahaya yang membentuk triun dalam Zohar. Cahaya Illahi yang tidak memiliki awal dan akhir. Satu esensi dan satu sumber yang tak terhingga. Eyn Sof, sumber dari segala sumber.

Keesokan harinya, Alma mendatangi Gunung Licht. Itu adalah aktifitas yang biasa ia lakukan. Alma melakukan penelitian secara rahasia di gunung tersebut. Tanpa seorang pun yang mengetahuinya. Bagai pertapa dalam kesendiriannya.

Sefirot. Hakikat Illahi yang membentuk tiga pilar Ketuhanan. Bapa, Ibu, dan Anak, yang harus dipahami sebagai satu kesatuan, esensi, dan sumber. Mereka sederajat namun tidak diciptakan, tidak bermula, dan tidak berakhir. Sesuatu yang terus memancar dalam kekekalan.

Apakah kau sudah cukup menjelaskannya? Sudahkah kau mengetahui rahasia dari Pohon Kehidupan? Misteri dibalik Gunung Licht? Yggdrasil? Apa rencanamu selanjutnya?

Alma menatap Pohon Yggdrasil. Ia kembali mengingat bagaimana ia diciptakan. Winter Soltice, titik balik matahari pada musim dingin. Fenomena alam dimana siang menjadi waktu terpendek dan malam menjadi waktu terpanjang. Tanggal kelahiran kembali matahari dari tidurnya.

Deus Sol Invictus, Dewa Kekaisaran Romawi yang dipuja dengan mendirikan kuil matahari di Roma. Dies Natalis Solis Invicti, hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan. Winter Soltice dijadikan tanggal kelahiran Deus Sol Invictus. Jaman sebelum itu, Saturnalia adalah perayaan bagi mereka. Pentahbisan kuil bagi dewa mereka, Saturnus. 

Alma telah selesai menatap Pohon Yggdrasil. Ia akan teringat kembali tentang kelahirannya di bumi, beserta tugas yang diembannya. Kini yang ia ingat hanyalah dirinya seorang Tech, yang sedang meneliti rahasia dibalik Gunung Licht. Piramida yang ditutup oleh lapisan tanah membentuk gunung, untuk menjaga rahasia dibalik piramida tersebut. Rahasia kaum Nephilim

Gilgamesh, Sang Raja Kota Uruk di Sumeria. Pahlawan dunia kuno, sosok yang berani. Par excellence. Namun mengalami kehidupan yang tragis. Hidup bagaikan angan – angan manusia yang ingin mendapatkan ketenaran, kejayaan, dan keabadian. Namun berakhir sia – sia. Tokoh yang memiliki epos yang panjang.

“Kaum Nephilim katamu?” tanyaku pada Wikutama.

Benar, makhluk hasil perkawinan antara dewa dan manusia. Kaum yang menghuni bumi sebelum terjadinya Air Bah.

Bukankah Gilgamesh juga merupakan kaum Nephilim? Dia adalah anak dari Lugalbanda, Raja Sumeria yang berkuasa selama 1200 tahun. Rakyatnya menyebut dia sebagai Gembala. Ibunya, Ninsun, adalah dewi pengawas Gudea dari Lagash. Dewi yang memiliki peringkat lebih tinggi dari Shuruppak. Dimana Ninsun sendiri adalah anak dari Dewi Uras, Sang Dewi Bumi dan Dewa Anu, Sang Dewa Langit.

Alma menuju Abris Sous Roche, tempat dimana sejarah 30 tahun lalu tersimpan. Ia meneliti diagram yang kini telah retak. Akar pohon Yggdrasil berada ditengah diagram itu. Alma mempelajari bagaimana cara menggunakan diagram tersebut. Tampaknya tidak ada siapapun yang tahu tentang Abris Sous Roche, bahkan Para Supra sekalipun.

“Apa sebenarnya rahasia dari gunung ini?” Alma menggumam sendiri dalam keheningan.

“Sepertinya orang – orang lupa dengan cahaya yang muncul dari pohon ini,” kataku pada Wikutama. Bagiku sangat aneh kalau kunci dari virus tersebut, yang berasal dari pohon ini, bisa dilupakan begitu saja.

Cahaya tersebut membangkitkan kemampuan spiritual para pejuang yang tertidur. Namun juga membuat manusia perlahan lupa dengan kejadian virus itu. Virus tersebut memang mengeliminasi manusia yang tidak dibutuhkan untuk kelangsungan bumi ini.

Seluruh catatan tentang virus yang Marbas berikan telah hilang. Hanyalah virus buatan Sky yang masih tersimpan dalam sejarah. Ternyata Death sudah merancangnya sejauh itu. Dia benar – benar Sang Creator Sejati. Aku merindukannya saat ini. Sudah lama sejak kepergiannya, akibat permohonannya ditolak. Entah apa rencananya saat ini. Wikutama menatap atap ruangku.

Aku sangat paham betapa kejamnya virus tersebut. Aku masih menanti penulis mengetik ceritanya. Apakah dia belum menemukan Sang Pembawa Cahaya? Kemana dia saat ini?

“Aku sudah bertemu dengan dia. Dia juga membawa utusannya untuk menuliskan ceritanya.”

“Apa maksudmu?” aku terheran dengan kalimat itu. Apa itu artinya ada penulis lainnya? Lalu apa peran penulis diatasku dalam cerita ini? Aku sudah menduganya. Kisah ini akan semakin runyam.

Aku melihat Alma sedang berjalan menuju pusat diagram tersebut, Pohon Yggdrasil, “Tunggu, lihat! Dia mulai bergerak!” Langkahnya pelan, berusaha menghindari retakan diagram tersebut. Entah mungkin Alma mencoba untuk tidak merusak

Alma menatap kelangit, matanya seperti melihat kearahku. Aku tidak yakin Alma memiliki kesadaran seperti itu. Tidak – tidak, itu hanya bayanganku saja. Tidak mungkin karakter dalam ceritaku bisa menyadari entitas yang menulisnya.

Lihat selengkapnya