Kau benar, Iapetus. Disana terdapat jurang besar yang terbentuk oleh dinding raksasa. Dinding itu berada di equatornya dan membentang 1.300 kilometer yang bahkan panjangnya lebih dari sepertiga equator bulan. Disana malam dan siang hanya melewatinya. Kau akan menemukan anak – anak kegelapan malam sedang tidur dalam kematiannya. Matahari tidak akan pernah sedikitpun memandang mereka. Sinarnya tak akan pernah menerangi tempat itu, entah saat ia sedang terbit, maupun terbenam dari langit.
Hm... jurang, aku tahu, maksudmu tentu jurang maut atau Abyssos. Jadi maksudmu jurang Abyssos ada di sana. Cukup menarik, tentu dibutuhkan stargate untuk mengakses satelit itu. Teknologi teleport saat ini belum mampu melakukan perjalanan sejauh itu.
Kau benar. Ketika jurang maut dibuka, maka akan muncul asap dan belalang – belalang menuju bumi. Belalang itu adalah kuda untuk mereka melakukan perperangan. Wajah mereka sama seperti manusia namun dengan gigi singa. Bukankah segel kedua dari tujuh materai telah dibuka sebagai akibat dari terbukanya segel ketiga yang menyebabkan kekeringan?
Hm... segel yang menandakan perang. Kalau mereka belalang, mungkin mereka sejenis insectoid. Ah, tidak mungkin. Ini terlalu fantasi. Aku yakin itu adalah malaikat jatuh dan keturunan mereka. Mungkin sekarang mereka sedang menunggu di ruang angkasa, menunggu terbukanya portal untuk akses ke bumi. Tapi karena inilah aku punya ide lain. Tapi akan aku rahasiakan.
Kau punya rencana juga ternyata.
Tentu saja, rencanaku bahkan lebih indah daripada rencanamu, Azazel. Hehehe. Kulebarkan bibirku kepada Azazel. Rencanaku tentu akan berakhir dengan repopulasi umat manusia. Siklus yang akan terus menerus berputar hingga Kala menghentikannya. Azazel tersenyum padaku.
---------------------------
Core meninggalkan rumah Herrscher. Ia ingin merasakan udara segar di taman. Taman begitu sepi sehingga ia bisa merasakan keheningan disana. Tidak ada seorangpun disana. Taman yang dulunya angker, kini telah kembali indah. Manusia di jaman itu kembali merawat taman tersebut. Core duduk di salah satu kursi di taman tersebut. Ia menghela napas panjang menikmati udara bersih di taman. Tiba – tiba ia merasa ada yang menusuk lehernya, seperti sebuah jarum. Benar, itu sebuah jarum. Perlahan Core kehilangan kesadarannya. Ia pingsan.
Beberapa orang berjas hitam mendekati Core, mereka menutup mata Core dan mengikat tangannya. Dengan membawa Core, mereka melakukan teleport. ZAPPP Core diculik!
---------------------------
Seckinler berada di depan pengikutnya. Ia menceritakan suatu kisah.
“Aku pernah mendengar kisah lucu tentang Menara Babel. Bangunan yang dibuat setinggi mungkin untuk mencapai shamayim. Padahal setinggi apapun bangunan dibuat, tidak akan bisa mencapai surga. Tentu yang bisa mencapai hal itu adalah stargate atau bisa dibilang portal pintu gerbang.
Tapi dengan keadaan negara yang terpecah seperti itu, tentu hal itu tidak bisa dilakukan. Minimal untuk menyatukan suatu bangsa, diperlukan suatu kesamaan. Komunikasi adalah salah satunya, dan kurasa itu sangat penting. Perlu kesamaan bahasa yang membuat komunikasi individu menjadi lebih intim.
Ya, bahasa yang sama. Dengan memiliki bahasa yang sama, komunikasi akan lancar. Kedekatan dari segi psikogis akan terjadi. Tapi hal ini sudah terjadi. Alat telekomunikasi yang ditanam di kepala kita, sudah menghilangkan gap perbedaan bahasa tersebut. Setidaknya teknologi ini sudah mengurangi hambatan akan kendala bahasa. Kita sudah memiliki bahasa yang sama dalam berkomunikasi melalui teknoogi ini.
Kini saatnya kita masuk ke langkah berikutnya, membuat sebuah jembatan Einstein – Rosen. Jembatan yang menghubungkan dua cakrawala melalui kejadian lubang hitam di setiap alam semesta. Jembatan penghubung ruang dan waktu.”
---------------------------
Kau dengar itu? Jembatan penghubung ruang dan waktu. Terdengar sangat fiksi bukan? Lagipula tidak ada proses fisik yang bisa menjelaskan bagaimana hal itu bisa terbentuk. Itu hanyalah sebuah fantasi dimana memindahkan materi dari satu lokasi ke lokasi berjauhan secara spontan. Apalagi terowongan medan magnet tersebut tidak kasat mata.
Memang secara teori relativitas umum sangat memungkinkan terjadinya jembatan yang menghubungkan dua titik berbeda dalam dimensi ruang dan waktu. Namun belum ada ahli yang menemukan bukti lubang cacing tersebut dalam suatu dunia realitas. Bahkan tesis tentang jembatan ajaib tersebut hanya seperti karangan fiksi ilmiah. Untuk membuat jembatan semacam itu, dibutuhkan material yang sangat ringan namun kuat, tentu saja itu sulit didapatkan.
Ruang dan waktu adalah entitas yang berbeda, namun Einstein menjadikan hal ini sebagai entitas tunggal yang tidak terpisahkan. Ia menggunakan teori matematis persamaan medan Einstein hingga ditemukan solusi Scwarzchild. Solusi yang menguraikan medan gravitasi pada massa yang berbentuk simetri bola namun tidak berotasi. Solusi yang menjadi cikal bakal blackhole. Hingga akhirnya ditemukan teori blackhole sebagai pintu masuk dan whitehole sebagai pintu keluar. Solusi yang menguraikan adanya dua daerah dalam ruang dan waktu yang terhubung oleh suatu lorong. Lagipula teori ini hanya untuk mencari penjelasan tentang partikel dalam ruang waktu. Apa kau mau menggunakan teori ini dalam cerita?
Dahulu rencana ini dihancurkan oleh dia dengan mengacaubalaukan bahasa di seluruh muka bumi. Lalu dibentuklah bangsa – bangsa sebanyak tujuh puluh bangsa. Sesuai dengan bilangan Israel dan jumlah malaikat penjaga. Hingga akhirnya, terciptalah tujuh puluh bangsa dan tujuh puluh bahasa. Setiap malaikat mendapatkan undian, bangsa mana yang akan mereka jaga. Dan dia juga mendapatkan satu nama bangsa yang akan ia jaga. Aku yakin kamu tahu itu apa.
Aku mengangguk karena aku paham maksudnya. Dia benar, teknologi sekarang benar – benar membantu dalam kendala bahasa. Tentu tidak akan ada lagi kegagalan seperti dulu, karena bahasa mereka dipecah – pecah. Sekarang bahasa mereka telah menjadi satu dalam teknologi.
Kamu benar, karena hal itu berulang kali terjadi. Akhirnya setiap bangsa mengalami perpecahan bahasa. Begitulah seterusnya hingga bahasa menjadi sebanyak sekarang.
Aku tidak menyangka ternyata teknologi yang manusia ciptakan bisa menjadi seperti ini. Apalagi sudah lama mesin teleport ditemukan. Apakah yang Seckinler ciptakan, adalah suatu mesin teleport yang menjangkau seluruh semesta? Apalagi mesin Large Hadron Collider sudah lama diciptakan. Mesin yang terletak di Apolliacum, kota dan kuil yang dipersembahkan kepada Dewa Apollyon, Dewa Penghancur, Sang Malaikat Jurang Maut. Aku mengangkat bahuku. Biarlah Azazel yang menjalankan rencana itu, dan aku tetap pada rencanaku.
---------------------------