“Aku tidak tahu lagi harus berkata apa. Dia bahkan lebih iblis daripada iblis sendiri. Tampaknya tanpa hadirnya dirimu, dia juga akan melakukan yang kau suruh. Lagipula dosa asal sudah menurunkan kodratnya.”
Seperti yang kau lihat, dia sangat menikmati kematian lawannya. Dia bahkan lebih gila dariku. Tak masalah, pekerjaanku menjadi lebih mudah kali ini.
“Kau bisa pensiun dini sekarang. Kehendak bebas sekarang sudah memiliki katalisatornya sendiri. Itulah evolusi dari buah pengetahuan. Mengakibatkan kehilangan keabadiannya dan mengenal apa itu penderitaan. Kehendak bebaslah yang membuat kehilangan keutuhan antara nafsu dan akal budi. Sehingga kesulitan atau bahkan tidak bisa menundukkan keinginan daging. Mereka sudah kehilangan rahmat kekudusan, hingga mereka cenderung takluk pada konkupisensi. Segala dorongan niat baik tidak akan cukup tanpa campur tangannya.”
Tidak, aku tidak akan pensiun dan aku tidak akan bisa pensiun. Tugasku akan selalu ada hingga hari penghakiman. Berbeda dengan mereka, malaikat tidak bisa menolak tugas yang telah diberikan. Aku akan tetap menunjukkan sejauh mana kebobrokan ciptaan yang ia buat.
”Baiklah kalau begitu, lanjutkan saja tugasmu. Aku tidak tahu kemana cerita ini akan berjalan. Ini sudah diluar kendaliku, Sang Pembawa Cahaya.”
Sang Pembawa Cahaya hilang dari hadapanku, ia telah pindah ke dimensi yang lain.
---------------------------
Hei, kemana saja kamu, Azazel? Ayo kita lanjutkan cerita ini. Mereka sudah membuang mayat Alma ke Sungai Nil. Kau bisa lihat, sekarang dia mengambang seperti pelampung. Hahaha.
Sepertinya kamu senang sekali melihat Alma mati. Padahal kamu tidak punya dendam padanya. Apa sebenarnya yang kamu inginkan dari cerita ini?
Hm... tidak ada. Aku hanya suka melihat adegan ini. Apa kau keberatan dengan caraku?
Azazel hanya diam tanpa menjawab pertanyaanku. Oya, Azazel. Bagaimana kabar Lilith? Apa dia masih berada di perpustakaan? Sepertinya, peran Lilith dalam cerita ini hanya untuk memberikan pengetahuan kepada Seckinler. Sayang sekali tokoh seperti itu hanya sebagai cameo dalam cerita seperti ini. Aku ingin memberikan dia peran lebih.
Kau bahkan telah tergoda pada pesona Lilith. Hal yang sangat wajar. Tetapi, kamu harus berhati – hati dengan Lilith. Dia sangat suka mendominasi pasangannya. Lilith bahkan meninggalkan Adam karena ia tidak mau patuh pada Adam, ia merasa dirinya setara dengan Adam. Aku yakin, bila Lilith ada di sini, maka libidomu akan langsung naik. Dan kamu akan rela menjadi budaknya. Apalagi bila hari sudah menjadi malam, layaknya burung hantu. Dia akan menjadi lebih aktif.
Hahaha, tidak heran kalau Hawa akhirnya diciptakan melalui tulang rusuk Adam. Supaya Hawa tunduk pada Adam, karena tanpa adanya Adam, maka tidak akan tercipta Hawa. Budaya Patriarki. Sedangkan Lilith tercipta dari bahan yang sama dengan Adam. Lilith tahu tentang itu. Terlepas dari masalah penciptaan, baik Lilith maupun Hawa, mereka sama – sama yang menyebabkan terjadinya dosa. Lalu apa bedanya?
Aku tidak mengerti, siapa sebenarnya yang mengendalikan siapa. Aku juga tidak bisa mengendalikan Lilith. Dia terlalu mendominasi dalam hal ini.
Aku lupa kalau dia adalah istrimu. Bukan, lebih tepatnya mereka menganggap dia adalah istrimu. Sungguh aneh melihatmu tidak cemburu ketika dia bercinta dengan Seckinler.
Untuk apa? Bahkan dia menikmatinya, lalu untuk apa aku cemburu. Itu adalah haknya.
Memang benar kalau kasih itu tidak cemburu, tetapi bukan seperti ini, Azazel. Sepertinya aku mulai mendominasi Azazel dalam hal pemikiran. Tidak apa. Itu berarti entitas dibawahnya bisa mengendalikan entitas diatasnya. Atau sebaliknya? Malaikat tidak bisa cemburu?
Aku tiba – tiba memikirkan hal lain. Ada yang aneh dengan Lilith. Lilith tidak salah! Ia tidak pernah memakan buah dari Pohon Pengetahuan Tentang yang Baik dan yang Jahat. Itu artinya, Lilith memang diciptakan seperti itu. Ia tidak tahu apakah yang dia lakukan itu baik atau buruk. Lalu kenapa mereka menganggapnya iblis? Padahal dia sendiri tidak tahu apa yang ia perbuat.
---------------------------