Kau masih memikirkan Lilith. Dia benar – benar sudah merasuki pikiranmu, hingga kau kehilangan ide untuk melanjutkan cerita ini.
Tidak. Aku masih bisa melanjutkan cerita ini! Aku pasti bisa menyelesaikannya meskipun kepalaku saat ini terus terbayang sosoknya. Ah, sial aku tidak bisa mengendalikan pikiranku!
Tidurlah, kau harus mengistirahatkan pikiranmu. Tangan Azazel menyentuh kepalaku. Serasa pikiranku melayang tidak jelas, namun bukan pusing yang kurasakan. Tapi ini bukan seperti pengaruh morfin. Azazel sedang mengendalikan pikiranku. Kini rasa kantuk muncul. Aku tertidur dalam pandangan yang gelap, dimana Bumi belum diciptakan.
---------------------------
Ah, aku pusing. Aku merasa tidak bisa melanjutkan cerita ini. Tokoh utamaku bahkan sudah mati. Aku harus mencari tokoh lain untuk melanjutkan ceritaku. Mungkin Karma bisa menggantikannya.
Biarlah Karma yang akan memberikanmu jalan untuk itu. Kau harus menerimanya.
Karma... bukannya sebelum ini kau menjadikannya sebagai Enkidu, teman perjalanan Gilgamesh. Tapi sebelum itu, Gilgamesh adalah manusia perkasa. Ia seharusnya tidak mudah mati. Para dewa menciptakan Gilgamesh dengan tubuh yang sempurna. Bahkan Shamash, Dewa Matahari, memberikan dia kecantikan. Adad, Dewa Badai memberikan dia keberanian. Semua dewa memberikan tubuh yang sempurna untuk Gilgamesh. Dua pertiga dewa dan sepertiga manusia.
Gilgamesh yang membangun tembok dan benteng besar di Uruk. Ia juga yang membangun Kuil Eanna untuk Sang Dewa Cakrawala, Anu dan untuk Dewi Cinta, Ishtar. Dialah raja yang tahu tentang seluruh negara dijaman itu dan paling tahu tentang rahasia hari sebelum terjadinya banjir. Dia adalah manusia yang bijak. Tidak selayaknya dia mati di cerita ini.
Ternyata kau belum bisa menerima kematian tokoh utamamu. Untuk kau tahu, Gilgamesh membuat orang di kota Uruk kesal karena kesombongannya. Kesombongannya ia tunjukkan dari siang hingga malam menjelang. Dia mengambil semua perawan di kota itu, baik itu putri prajurit maupun istri bangsawan. Kau tidak tahu soal itu. Bahkan Gilgamesh membuat dewa surga berseru pada Dewa Uruk karena seorang dewi membuat Gilgamesh yang terlalu perkasa. Hingga akhirnya Dewa Anu membuat ciptaannya yang sama kuat dengan Gilgamesh.
Jadi untuk itulah Enkidu diciptakan?
Dia adalah manusia liar yang diciptakan untuk melawan Gilgamesh. Beruntung, seorang penjebak berhasil membuatnya menjadi beradab dengan bantuan seorang pelacur. Pelacur itulah yang mengajari Enkidu selama enam hari dan tujuh malam. Enkidu menjadi lemah karena kebijaksanaan dalam dirinya.
Wanita itu mengajak Enkidu menuju Uruk untuk menantang Gilgamesh. Ia memperingatkan Enkidu untuk jangan sesumbar, karena lawannya adalah Gilgamesh. Gilgamesh tahu akan kedatangan Enkidu melalui mimpinya. Mimpi yang selanjutnya ia ceritakan ke ibunya.
Berarti Enkidu adalah musuh dari Gilgamesh. Mereka bukan kawan seperti cerita ini.
Aku belum selesai bercerita. Ketika ia memasuki kota Uruk, orang – orang bersuka cita karena kedatangannya. Mereka menganggap Enkidu adalah lawan yang ideal untuk Gilgamesh. Seperti yang kukatakan tadi. Gilgamesh mengambil seluruh perawan di sana. Ketika ada perkawinan, dimana pengantin wanita sedang menunggu pengantin pria. Gilgamesh mendatangi lokasi tersebut.
Enkidu melangkah keluar dan menghalangi jalan Gilgamesh. Mereka saling bergulat bagai banteng yang saling beradu. Pertarungan mereka membuat tiang pintu dan dinding bergetar. Gilgamesh berlutut dan dengan sedikit putaran, Enkidu terlempar.
Melihat kejadian itu, seketika amarah Gilgamesh mereda. Ia memuji kekuatan Enkidu yang berhasil menahan kekuatan Gilgamesh. Disaat itulah persahabatan mereka dimulai
Cerita macam apa ini? Aku tertawa mendengar cerita itu. Tapi hal seperti ini bahkan sudah sering terjadi. Dimana sebuah persahabatan dimulai dari sebuah rivalitas. Aku tidak tahu apakah harus terkagum dengan cerita yang begitu epik atau harus tertawa karena ending yang absurd.
---------------------------
“Sepertinya cerita ini sudah mengalami titik jenuh. Lebih baik aku istirahat sebentar. Mungkin aku bisa menemukan koneksi antar cerita ini. Lagipula ini sudah Bab 16, harusnya permasalahan utama sudah dimulai. Namun aku belum melihat hal itu. Sepertinya kedua penulis belum punya ide untuk melanjutkan ceritanya. Bagaimana menurutmu?”