“Sepertinya Yuri sudah melewati masa cukup lama, terima kasih Tuan... ,” ucap Yuri.
“Sama – sama, kamu bisa tinggal disini kalau kamu mau. Karena di rumah Veda sudah tidak ada listrik yang mengalir. Tapi itu terserah kamu, aku sudah memasang baterai thorium, jadi kamu bisa hidup lebih lama tanpa perlu diisi ulang,” jawab Herrscher dengan sedikit ramah.
“Kenapa Anda mau menolong Yuri? Padahal Anda tidak kenal siapa Yuri,” tanya Yuri lagi.
“Ada hal penting yang ingin aku tanyakan ke kamu, perihal Veda dan perjalanannya ke Gunung Licht. Apakah Veda memberikan suatu catatan kepadamu sebelum ia meninggalkan rumah?”
“Sepertinya tidak ada catatan seperti itu. Tuan Veda tidak memberikan catatan apapun kepada Yuri.” Yuri kembali mengingat – ingat kejadian yang telah berlalu.
Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Veda, karena hanyalah ayah Herrscher yang tahu tentang kejadian tersebut. Herrscher merasakan jalan buntu tentang rahasia dibalik Gunung Licht. Tidak ada petunjuk lagi selain dari cetak biru, Nadna, dan Yuri. Semua informasi tentang Gunung Licht tersimpan rapat dan hanya bisa ditemukan bila dilakukan penggalian di situs tersebut.
---------------------------
Di situs piramida di Mashir, dimana piramida itu dibangun 300 tahun sebelum datangnya banjir besar. Suatu tindakan pembalasan ilahi yang menghancurkan seluruh peradaban. Cerita yang banyak tersaji dalam berbagai mitologi. Nuh dalam Kitab Kejadian, Deucalion dalam mitologi Yunani, Utnapishtim dalam Epos Gilgames, Matsya dalam Purana Hindu, Atrahasis dalam Cerita Babilonia, dan masih banyak lainnya.
Kini hanya ada Karma di sana yang sedang melakukan meditasi dalam keheningan tersebut. Ia mencoba melakukan astral projection untuk mendapatkan identitas para Sanhedrin yang telah membunuh Alma. Ia bertugas memberikan karma kepada mereka karena ia adalah Sang Kausalitas.
Perlahan tubuhnya bersinar dan bercahaya, roh di dalam tubuhnya keluar bagai kilatan cahaya yang melesat cepat terbang ke angkasa. Ia segera menuju ke dimensi di atasnya dan akan memberikan kejutan pada para pembunuh itu.
---------------------------
Tampaknya siapa saja yang menjadi anggota Sanhedrin masih saja berupa misteri. Bukan begitu, Azazel?
Mereka adalah keturunan dari Nuh, yang terpencar ke berbagai wilayah dan membuat populasinya sendiri. Efek dari terjadinya menara Babel. Apakah kamu penasaran siapa saja mereka?
Hm... keturunan Nuh ya? Aku jadi teringat tentang Ham yang dikutuk oleh Nuh, hanya karena ia melihat ayahnya telanjang. Ya, aku tidak bisa menyalahkan hal itu, karena kebudayaan Babilonia di millenium pertama. Bagi mereka, memandang alat kelamin orang lain memang dianggap masalah serius. Apalagi dia menebarkan aib ayahnya.
Cam Esenus. Cerita dimana Ham iri hati atas adiknya yang lahir setelah Banjir Besar. Ia mempelajari sihir jahat dan mengucapkan mantra tersebut ketika ayahnya mabuk. Mantra yang diucapkan Ham, membuat Nuh steril untuk sementara. Ini seperti cerita mitos Yunani, dimana Kronos mengebiri Uranus. Cerita yang lucu bukan?
Aku kira kau akan membahas soal keanehan kutukan itu. Dimana kutukan tersebut ditujukan pada Kanaan, bukan kepada Ham. Apakah kau tidak lebih penasaran dengan itu?
Entah, sebenarnya aku juga penasaran. Tapi terlepas daripada itu, aku jadi menyimpulkan bahwa Nuh bukanlah orang yang baik, karena ia tega mengutuk anak dari anaknya sendiri yang bahkan tidak tahu apapun tentang kesalahan orang tuanya. Apalagi dalam kutukan tersebut membuat Kanaan menjadi hamba bagi saudara – saudaranya. Itu artinya kutukan Nuh telah menciptakan suatu perbudakan.