Herrscher: universum conspiratio

Dark Specialist
Chapter #34

BAB 34 GOLDEN RULE

Tidak tahukah kalau manusia dibuang dari Taman Firdaus adalah karena mereka mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan, mereka mencoba mengulik semesta. Mereka berusaha memecahkan rahasia yang sebenarnya tidak ada, karena itu adalah keinginan Causa Prima sendiri. Manusia akan tersesatkan oleh buku – buku yang mereka baca, dimana buku tersebut merupakan hasil pemikiran manusia sendiri. Jangan berpikir bahwa dimensi atas akan menuliskan sebuah buku untuk diketahui manusia awam. Dan jangan melupakan bahwa komunikasi secara lisan yang panjang dapat mengubah makna bila ditulis ulang ke dalam kalimat. Apalagi bila percakapan tersebut telah menjadi rentetan buku dan banyak orang menafsirkan makna di buku tersebut. Tapi memang itulah permainan yang harus dijalani.

Hanya pencerahan dari dimensi di atasnya yang bisa menjelaskan semua ini. Informasi yang langsung di dapatkan dari sumber utama, adalah informasi yang benar – benar murni. Namun kembali lagi ke permasalahan awal. Semua itu tidak akan berlaku bila Causa Prima mengubahnya. Deretan informasi yang sudah terwartakan akan dengan mudah berubah.

Manusia berpikir bahwa mereka harus terus belajar agar tidak menjadi bodoh atau mudah ditipu. Tanpa mereka sadari, mereka telah ditipu oleh ilusi ilmu pengetahuan sendiri. Seperti itulah fungsi segel pertama dibuka. Seekor kuda putih yang ditunggangi oleh entitas yang membawa busur dengan mahkota di atas kepalanya. Dia datang untuk pergi menaklukkan. Benar, penaklukan terhadap pikiran yang membawa manusia ke lubang kesesatan. Warna putih yang dikenakannya membiaskan maksud kedatangannya dan menjadikan ia bagai guru yang mengajarkan sesuatu tentang kebenaran. Ajaran yang dibungkus dengan ilmu sains yang menjadikan manusia, makhluk yang memiliki keterbatasan pengetahuan, percaya akan hal tersebut. Namun pada akhirnya mereka yang percaya pada ajaran tersebut akan berpikir untuk bisa mengerti rahasia semesta. Teori – teori dan penafsiranlah yang menyesatkan mereka.

“Aku paham dengan maksudmu, bahwa saat ini manusia sudah masuk dalam kesesatan.”

Kini diriku harus melihat sisi lain dari kedatangan Maat. Dimana Sang Empat Huruf yang akan menjelaskan kepadaku tentang ini. Tentu entitas itu yang memberikan ide datangnya Maat ke Bumi. Ini adalah kehendak dari Sang Empat Huruf. Aku harus mengkonfirmasinya. Segera ku pergi meninggalkan Sang Pembawa Cahaya yang masih berdiri di kegelapan penciptaan.

---------------------------

“Apa hubungan Maat dalam kisah ini, Sang Empat Huruf?”

Golden Rule. Itulah prinsip dasar dimana memperlakukan orang lain seperti dirimu ingin diperlakukan. Inilah etika timbal balik yang menjadi kunci pada setiap agama dan budaya walaupun penerapannya selalu berbeda – beda. Tentu kau tahu tentang isi dari Golden Rule.

“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Atau bisa diperpanjang menjadi, segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”

Kau benar, ini adalah denominator umum bagi seluruh kode moral dan agama. Golden Rule bukanlah pernyataan pembalasan semacam lex talionis. Ia tidak mengartikan sebagai pembalasan setimpal mata ganti mata, namun lebih menekankan pada perlakuan terhadap manusia lain. Perlakuan dimana memberikan kehormatan dan pertimbangan kepada sesama seperti pengharapan kepada orang lain yang memperlakukan dirinya sendiri. Itulah bentuk kasih.

Konsep inilah yang tampak menonjol pada agama – agama yang ada di dunia dan menjadi suatu Etika Global. Karena hal itu dapat ditemukan dalam banyak bentuk hampir di setiap tradisi etika. Konsep ini juga adalah penegasan yang mencerminkan Dewi Maat. Kau dapat melihatnya pada kisah The Eloquent Peasant, kisah yang berasal dari Middle Kingdom.

Lihat selengkapnya