“Benar, kita akan mendatangi lokasi itu.”
“Bagaimana mungkin? Ajna Bumi tidak memiliki keberadaan tetap karena selalu bergerak akibat pergerakan poros Bumi. Bukankah setiap kali dimensi bumi berubah, maka posisi chakra juga berubah mengikuti jaman baru.” Karma menjelaskan pendapatnya.
“Kau benar, chakra mata ketiga bergerak setiap 150 sampai 200 tahun atau setiap Aeon. Inilah chakra yang dapat menggeser lokasi di Bumi. Chakra ini berkoordinasi dengan rasi bintang sehingga ia akan bergerak 1/12 ke arah barat dari jalan di seluruh dunia. Inilah pengaruh Aeon yang ditentukan oleh revolusi lambat dari poros Bumi.”
Karma paham akan hal itu karena ia tahu bahwa bila tiba waktunya, maka Roh Bumi mengirimkan sinyal yang mengundang kekuatan lain untuk berkumpul di suatu titik tertentu. Saat itulah akan muncul jaman baru. Ketika seluruh kekuatan bergabung, maka Ajna Bumi akan terbentuk dengan sendirinya. Chakra inilah yang akan membuka portal yang mengijinkan ekstra – dimensi masuk ke dunia. Hal yang sama terjadi pada Pineal Gland manusia dimana manusia dapat mengenali dimensi dan realitas lainnya.
Para entitas tak kasat mata akan menikmati energi tersebut untuk mendirikan jaman baru. Mereka menyaring seluruh kebijaksanaan kehidupan di Bumi yang telah dikumpulkan selama berabad – abad dan menjadikannya sebagai arah baru untuk mencapai evolusi Bumi. Setiap pergantian Aeon, maka pergantian tema tujuan kehidupan akan dilakukan.
“Karma, tentu kau tahu kapan kekuatan ini akan mencapai kematangannya.”
Karma menganggukkan kepalanya, ia tahu kapan hal itu terjadi. Kode yang diberikan Veda di Muladhara adalah salah satu petunjuknya. Ketika Roh Bumi memanggil seluruh kekuatan untuk kelahiran Aeon baru, maka ketidakcocokan sosial yang terjadi di Bumi akan menjadi dasar untuk pengambilan tema berikutnya.
“Kau benar, Veda. Hal ini juga menandakan bahwa siklus selalu berlaku di dunia.”
“Hm... ternyata kau sudah paham maksud lain yang ingin kusampaikan kepadamu. Tidak salah kalau dia memilihmu untuk hadir di Bumi. Namun itu berarti kau memiliki tugas berat.”
Kalimat Veda menjadi peringatan bagi Karma tentang kedatangannya ke Bumi. Veda mengajak Karma melewatkan lokasi Chakra Bumi ke enam dan melanjutkan perjalanan ke Chakra Bumi terakhir. Tubuh mereka berubah menjadi cahaya dan melesat cepat melewati hamparan daratan dan gunung – gunung. Kini Karma dan Veda telah tiba di Gunung Kailash.
Chakra mahkota berwarna ungu dan berada di atas kepala, hal ini menggambarkan hubungan manusia dengan entitas yang lebih tinggi. Dari situlah kosmos terhubung dan membawa manusia untuk melihat tanda – tanda yang terbuka untuk selanjutnya dicari makna hidup yang tampak secara acak. Inilah cara manusia terhubung dengan semesta.
“Inilah gunung yang dianggap suci oleh empat agama: Hindu, Bon, Budha, dan Jainisme. Ini adalah tempat paling suci selama berabad – abad dimana orang yang tinggal di sini memainkan peran penting dalam menjaga energi kolektif untuk manusia agar tetap utuh. Tidak ada seorangpun yang diijinkan untuk mendaki gunung ini. Karena menaklukkan gunung ini berarti kita menaklukkan sesuatu dalam jiwa manusia,” ujar Veda.
Karma tentu sangat mengenali tempat ini karena di tempat inilah para praktisi spiritual dan pekerja cahaya mempertahankan energi ilahi. Berbeda dengan lokasi Vishuddha, lokasi Sahasrara adalah lokasi yang sangat tenang karena inilah lokasi dari tujuan sejati Bumi. Di lokasi inilah perselisihan negatif secara fisik tidak dapat bermanifestasi. Tidak ada keresahan dan kekacauan. Inilah gunung yang menghubungkan Bumi dengan tempat spiritual. Gunung Kailash yang disebut atap dunia juga merupakan lokasi untuk merayakan Bulan Purnama Skorpio, rasi bintang yang Karma pegang karena ia menjadi penjaga bagi Orion. Pada saat itulah manusia dapat menemukan kehendak sejati dengan bantuan Roh Bumi. Bulan purnama ini menandai dimulainya evolusi baru dan siklus baru, karena Skorpio terhubung dengan gagasan kematian dan kelahiran. Hal ini kembali mengingatkan Karma akan tugasnya.
“Kita sudah mendatangi seluruh lokasi Chakra Bumi. Kini kau sudah tahu rahasia – rahasia yang ingin kusampaikan kepadamu. Dengan ini tugasku yang belum selesai, dapat kuserah terimakan kepadamu. Sayang sekali ketika masa hidupku di Bumi, aku terlahir sebagai Starseed dan harus mati muda demi menyelamatkan umat manusia,” ucap Veda.
“Baiklah, apakah kita akan berpergian lagi?” tanya Karma.
“Kurasa tidak perlu, aku hanya akan menjelaskan sedikit kepadamu tentang Ley Line. Garis tersebut mengelilingi Bumi. Mereka adalah Rainbow Serpent atau Serpente Arcobaleno dan Plumed Serpent atau Serpente Piumato. Mereka mewakili Naga Besar Perempuan dan Laki – Laki. Garis berpotongan pada Ley memiliki titik energi dengan muatan listrik tinggi. Garis tersebut mengambil energi dari frekuensi yang lebih tinggi dan menyebarkannya ke seluruh dunia. Tapi itu hanya informasi saja, tidak ada makna yang bisa kusampaikan padamu tentang garis itu.”