Herrscher: universum conspiratio

Dark Specialist
Chapter #43

BAB 43 EPILOST

Tengah malam menemani diriku yang mengalami insomnia. Aku selesai menuliskan ceritaku. Entah berapa lama waktu yang kuhabiskan hanya untuk menulis cerita ini. Padahal aku tidak pernah kepikiran untuk membuat sebuah novel. Gara – gara ajakan dari seorang temanlah yang membuatku menulis novel ini. Padahal dia yang mengajakku justru tidak menyelesaikan novelnya. Aku benar – benar dipermainkan olehnya.

Tapi tidak apa, karena dengan menulis cerita ini, aku mengalami awakening. Sementara dia yang mengajakku masih dalam proses menuju awakening. Dia berpikir bahwa yang kutuliskan ini adalah tugas yang diberikan kepadaku oleh entitas. Peduli amat soal itu. Aku lebih berharap Djibril datang kepadaku sendiri dan memberikan pencerahan secara langsung. Bukan melalui cara seperti ini. Untuk kau tahu, aku tidak pernah membaca novel – novel sebelumnya. Jadi akupun tidak pernah berpikir untuk menulis novel seperti ini. Tapi tampaknya semesta memang menyuruhku untuk ini, sehingga segala kondisi dibuat memungkinkan untukku menulis cerita ini.

Daripada menuliskan cerita ini, aku lebih memilih menghabiskan waktuku untuk membaca masa depan dengan kartu tarotku. Selain untuk memprediksi, itu juga untuk meningkatkan intuisiku terhadap keinginan semesta. Bukankah sangat menyenangkan kalau kau tahu tentang rahasia semesta. Namun aku tidak akan show off kecuali memang diperlukan untuk itu. Tugasku memberikan kode – kode yang nantinya akan diterjemahkan bagi mereka yang mengerti.

Berita gempa dan keanehan yang muncul akhir – akhir ini membuatku semakin denial terhadapnya. Karena memang seperti itulah mereka memberikan petunjuk kepada manusia. Dan karena aku bukan orang yang berpengaruh, tentu percuma saja aku bersusah payah melakukan sesuatu. Karena memang seperti itulah aku dijatuhkan ke dunia, menjadi manusia yang biasa – biasa saja. Keberadaannya akan menjadi antara ada dan tiada bagi manusia lainnya.

Sebuah notifikasi muncul di layar smartphoneku, sebuah pesan dari Yuri. Dialah dalang yang membuatku harus menuliskan cerita ini. Seperti biasa, dia minta dibangunkan pagi – pagi karena ia sering susah bangun. Tidak heran, karena dia adalah Sang Pemimpi. Dalam tidurnya, ia akan terus berperang bersama Para Lightworker lainnya untuk mencegah terjadinya bencana alam. Ketika mereka gagal, maka bencana alam benar – benar terjadi. Berterimakasihlah kalian manusia kepada mereka. Sayang sekali, di siang hari, banyak dari mereka yang terjaga sehingga hanya sedikit dari mereka yang bisa membantu. Tidak lain tidak bukan adalah karena kesibukan mereka di dunia yang membuat mereka harus terjaga. Sistem yang ada telah membuat semua ini menjadi nyata dan jelas. Namun kamu tidak perlu mencoba memahaminya.

Pagi hari telah datang. Insomnia membuatku terjaga dari tidurku. Aku keluar dari kamarku dan berjalan keluar rumah. Kulihat banyak anak – anak bermain di luar, ya karena saat pandemi yang mewabah seperti ini. Sekolah – sekolah tutup yang membuat anak – anak belajar di rumah. Mereka terlihat begitu ceria ketika bermain. Apakah mereka bisa terlihat sebahagia ini ketika mereka berada di sekolah? Dijejali berbagai ilmu pengetahuan yang bahkan tidak ada kebenaran yang benar – benar mutlak. Dogma dan norma buatan manusia diinjeksikan ke pikiran mereka hingga mereka berpikir bahwa itu adalah suatu hal yang benar. Mereka bahkan tidak bisa mengembangkan pemikiran mereka sendiri terhadap cara pandangnya melihat dunia. Bukankah karena pengetahuanlah, Adam dan Hawa diusir dari Taman Firdaus?

Aku mendekati salah satu anak yang memisahkan diri dari anak – anak lain. Dia sibuk dengan bukunya. Kulihat dia sedang membaca sebuah kitab suci agama tertentu. Aku tersenyum melihat anak itu, dia sangat rajin sekali dibandingkan anak sebayanya.

“Hai nak, apa yang sedang kamu lakukan?” tanyaku pada anak itu.

Lihat selengkapnya