Pagi hari langit penuh awan
Ingin sekali kuawali dengan rebahan
Kring---- Kring--- Tururut tururut---
Astaga sudah pagi ternyata, ingin sekali melanjutkan mimpi semalam.
Hai perkenalkan namaku Veda, aku adalah seorang Para Tech dan aku adalah technology enthusiast. Aku percaya bahwa teknologi harus dikembangkan semaju – majunya demi meningkatkan produktifitas manusia. Toh dengan teknologi kita bisa menjangkau seluruh dunia contohnya internet. Kurasa dijaman kalian internet sudah menjadi kebutuhan pokok sehari – hari. LOL
Bicara soal Para Tech, teknologi saat ini sudah bisa mendeteksi setiap bayi yang baru lahir. Apakah bayi tersebut cocok untuk dijadikan Para Tech atau tidak. Dan seluruh proses penanaman manusia menjadi Para Tech adalah gratis. Semua biaya ditanggung oleh negara. Para Tech merupakan kebanggaan bagi suatu negara. Negara yang memiliki banyak Para Tech akan menjadi negara yang paling disegani. Tidak salah jika banyak Para Human yang ingin menjadi seperti kami, Para Tech. Apalagi jelas Para Human tidak mungkin bisa menjadi Para Supra, karena Para Supra adalah gift dari lahir.
Kulihat Levitate Alarmku, ah dia lagi terbang ke ruang sebelah. Memang benar Leviate Alarm cocok buat aku yang susah bangun. Karena aku harus mencari alarm sialan itu kalau mau mematikan suaranya. Tapi untungnya aku adalah Para Tech, tinggal menggunakan kemampuan telekinesis, aku bisa mengarahkan Levitate Alarm ke arahku. Aku tidak perlu repot – repot mengejarnya, hehehe. Bayangkan kalau aku Para Human, pasti aku harus susah payah mengejar alarm sialan itu. Astaga, mulutku kasar sekali.
“Selamat Pagi Tuanku”
Oh, waifuku menyapa, perkenalkan dia adalah Yuri, robot waifu yang biasa menyapaku ketika bangun ataupun pulang kerja. Dia adalah teman buat ngobrol kalau lagi senggang. Di jaman sekarang robot personal assistant (RPA) sudah hal yang lumrah. Wujud mereka seperti manusia pada umumnya. Jadi kita seperti berinteraksi dengan manusia pada umumnya. Tugas dari RPA adalah sama seperti pembantu dirumah yang melayani majikannya, RPA bisa dicustom wujudnya sesuai dengan keinginan pemiliknya. Ingin dibentuk seperti manusia ataupun robot yang punya banyak tangan, semua bisa dilakukan oleh produsen pembuat RPA.
Lanjut rebahan lagi ah... Akupun kembali ke kamarku. Aku sangat suka kamarku. Lampu yang bisa mengeluarkan hologram. Aku suka plafond dan dinding yang bisa berubah tampilan sesukaku. Biasanya aku mensetting kamarku dengan tampilan galaxy. Tapi kalau pagi hari dinding dan plafond akan berubah jadi awan. Tema ini bisa membangunkanku karena nuansa pagi memang menciptakan efek bangun bagiku. Mungkin karena suasana pagi hari bisa memancing orang untuk bangun.
Kring... Vedaaaa ada telepon dari Yudas!
Hm... Kepalaku berbunyi. Ternyata ada telepon dari sahabatku, Yudas.
“Bro, jam berapa ini loe belum bangun!” teriaknya.
“Woy sabar, sabar, belum telat kok,” jawabku.
“Buruan ke kantor, tugas baru sudah menanti tuh!”
“Tugas kemarin aja banyak direvisi, kok malah dikasih tugas baru lagi sih!” ujarku kesal
“Gak usah ngomel, buruan ke kantor, tugasmu udah ku taruh dimejamu!”
Tiiittt...... percakapan selesai
Aku segera beralih ke changewear atau mesin ganti baju. Mesin ganti baju? Ya, kamu hanya perlu punya sedikit motherwear untuk stok dirumah. Karena motherwear bisa berubah – rubah bentuk sesuai apa yang kita input di mesin pengganti. Kita hanya perlu membeli desain berupa flash yang berisi data desain baju dari factory outlet untuk diinput ke dalam mesin. Dari sinilah perusahaan fashion bisa mendapatkan penghasilan. Lalu apakah data tersebut tidak bisa dicopy? Sebenarnya tidak bisa, tapi tentu ada pihak – pihak yang bisa meniru data tersebut. Istilahnya adalah baju KW.
Dengan memakai motherwear lalu kita melewati changewear maka baju kita sudah berubah dengan sendirinya. Kenapa harus punya stock motherwear kalau bisa berganti – ganti desain? Motherwear sama seperti baju, juga perlu dicuci, kalau lagi dicuci atau rusak, tentu kita harus punya penggantinya bukan.
Usai persiapan selesai, Aku segera bergegas ke kantor.
Hari – hariku selalu berjalan dengan lancar dengan adanya teknologi saat ini, bayangkan saja aku tidak perlu waktu lama untuk sampai ke tempat tujuanku, kan sudah ada teleport. Mau tatap muka atau ngobrol dengan temanku Yudas, ya tinggal telepon. Kalau mau sambil tatap muka tinggal aktifkan Video Hologram (VH). Karena aku adalah Tech yang tidak memilki supranatural jadi aku harus tergantung pada kemajuan teknologi. Berbeda dengan para Supra yang dimudahkan karena gift. Para Supra cukup telepati kalau mau berkomunikasi dengan sesamanya, gak perlu internet, cukup pakai pikiran saja. Kalau mereka sakit, mereka tinggal self healing. Bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat manusia biasa. Tampaknya menyenangkan sekali ya bisa menjadi Supra. Ah, seandainya aku terlahir sebagai Supra, pasti seenak itu merasakan hidup.
“Bro!” temanku Yudas memanggil. Yudas sama sepertiku, seorang Tech. Dia tidak memiliki kemampuan supranatural sehingga harus bergantung pada teknologi. Ternyata aku tidak sadar kalau sudah sampai dikantor. Kayaknya aku belum bangun sepenuhnya.
Yudas adalah rekan kerjaku. Pria dengan postur yang jauh lebih tinggi daripada aku. Tampilan dia cukup nyentrik bagi orang kantoran karena rambutnya putih. Sudah begitu kulitnya juga putih. Hm... berasa melihat Kakashi di dunia nyata. Sayangnya dia tidak punya Sharingan hahaha. Mungkin harus kurekomendasikan ke dia buat tanam mata bionic. Kurasa dia bakal menolak.
“Ngelamun aja lu dipanggilin!” lanjutnya.
“Ya emang lagi ngelamun, enak – enak ngelamun digangguin!” jawabku.
“ Jangan sering ngelamun, nanti kesurupan loh!”