“Akhirnya kutemukan kalian! Gawat! Bencana sudah dimulai!” seru Nadna.
“Kalian harus segera membantu kami” seru Yuri, teman Nadna.
Suasana yang tampak ceria seketika dibuyarkan oleh kalimat yang dilontarkan Nadna.
------------------------
Semua mata para pengunjung restoran langsung menuju pada Veda dan kawan - kawan. Suara ribut dari masing – masing pengunjung mulai mengisi keheningan sejenak yang diciptakan oleh Nadna. Veda masih terdiam. Yudas segera memberikan kode menolehkan kepalanya kepada Veda untuk segera meninggalkan restoran ini. Veda paham akan kode itu. Yudas mengajak Clove sedangkan Veda mengajak Yuri RPA untuk segera keluar dari restoran. Yudas menghampiri Nadna.
“Kita bicarakan masalah ini ditempat lain”
Yudas dan lainnya menuju pintu keluar dari restoran tersebut. Belum sampai mereka keluar dari restoran tersebut, terdengar suara orang batuk yang cukup parah. Suara itu berasal dari salah satu pengunjung restoran tersebut. Seorang kakek. Human. Suara batuknya makin terdengar parah. Kakek tersebut tiba – tiba tersungkur dan menjadi pusat perhatian yang lain.
“Sudah dimulai...” mata Nadna terbelalak melihat kakek tersebut.
Kakek tersebut terbujur kaku dilantai. Salah satu dari pengunjung menghampiri kakek tersebut. Veda merasa ia mengenal orang tersebut. Orang tersebut mengecek kondisi kakek itu.
Mati. Kakek itu sudah mati.
Yudas menyuruh yang lain untuk segera keluar dari restoran tersebut. Yang lain mengikuti Yudas dari belakang. Mereka meninggalkan restoran itu.
Ditengah perjalanan Yudas menenangkan yang lain.
“Jangan berpikir negatif dulu. Bisa jadi kakek itu mati karena hal lain. Bukan karena bencana ini.”
Semua mulai berpikir positif akibat kalimat Yudas.
“Ayo kita semua segera kerumah Veda untuk membicarakan hal ini!”
Veda mulai membuka akses portal menuju rumahnya dan mereka pun pergi menuju rumah Veda.
ZAPPP
-----------------------
Langit menunjukkan wajah merahnya. Sore telah tiba.
Mereka telah sampai dirumah Veda. Suasana masih terdiam seakan mereka baru saja melihat suatu hal yang mengerikan.
“Maaf, saya permisi ke dapur dulu,” Yuri RPA milik Veda pamit menuju ke dapur.
Seperti biasa Yuri RPA menuju dapur untuk membuat suguhan untuk para tamu.
“Siapa dia? Kok tahu – tahu langsung ke dapurmu?” tanya Yuri kepada Veda.
“Dia Yuri,” jawab Nadna.
“Bagaimana kamu bisa tahu kalau dia Yuri?”
“Kemarin Veda tertawa mendengar namamu ya karena kamu punya nama yang sama dengan dia.”
“Ho... ternyata kamu punya adik toh dirumah,” tanya Yuri kepada Veda.
“Dia bukan adikku, Dia RPA.”
“Eh... kukira tadi dia manusia!” Yuri kaget tidak percaya.
“Ada yang lebih penting daripada membahas Yuri!” seru Yudas memulai pembicaraan.
“Apakah sudah ada informasi terbaru tentang manusia yang kalian maksud itu?”
“Belum,” Nadna menjawab cepat.
“Lalu sejak kapan bencana ini dimulai?” tanya Veda.
“Menurut informasi yang kami dapatkan dari Aliansi Supra, bencana ini dimulai tadi siang.”
Nadna mencoba menjelaskan bagaimana bencana ini dimulai dan akan seperti apa kedepannya. Nadna memberi tahu bahwa pihak Aliansi Supra tidak akan mengatakan bahwa bentuk bencana ini adalah wabah virus ke media, dikarenakan kemungkinan para medis dan ahli virology akan dikerahkan untuk mempelajari virus ini dan membuat vaksinnya. Sedangkan ini bukan virus biasa, ini virus gaib, tidak mungkin bisa diselesaikan dengan vaksin. Aliansi Supra akan menutup mulut tentang hal ini kepada media. Mereka akan membiarkan manusia lainnya berasumsi dengan pikiran mereka masing – masing. Ada kemungkinan Para Supra dan Para Tech juga akan terkena virus ini. Jadi tidak ada pihak yang aman dari virus ini. Aliansi Supra hanya akan menyatakan ini sebagai bencana.
Veda pun menyayangkan apa yang dilakukan Para Supra yang membiarkan manusia berasumsi dengan pikiran mereka masing – masing. Menurutnya hal itu akan menimbulkan suatu teori konspirasi seperti, Para Supra ingin menghapuskan posisi manusia di dunia. Yudas yang mengerti apa yang dipikirkan Veda.
Yudas mulai memberi pengertian kepada Veda.
“Bukan salah Aliansi Supra bila yang lainnya membuat teori konspirasi, manusia memiliki pikiran masing – masing, kita tidak bisa mengatur apa yang dipikirkan oleh manusia. Bila muncul pemikiran yang negatif itu juga karena kesalahan manusia sendiri. Apalagi bila manusia tersebut terisi penuh dengan pikiran negatif. Mau diberi masukan positif juga tidak akan berguna. Lagipula sudah kujelaskan kemarin. Mereka juga tidak tahu cara mengantisipasi hal ini. Virus ini tidak bisa diselesaikan oleh alam atapun teknologi. Jadi kalau mereka memberikan fakta sebenarnya, tentu mereka akan dikejar untuk mencari solusi yang bahkan mereka sendiri tidak tahu. Jadi apa gunanya mereka menjelaskan hal ini kepada media?”
Veda terdiam. Ia mengerti maksud yang disampaikan Yudas
Terlihat Clove ingin menyampaikan pendapatnya, “Bukankah lebih baik diberikan saja faktanya? Setidaknya bila Aliansi Supra mengatakan ini adalah virus, mungkin saja medis dan ahli virology bisa menemukan vaksinnya. Setidaknya ada usaha untuk menghentikan virus ini.”
“Kan sudah kubilang kalau virus ini tidak bisa dihilangkan oleh alam ataupun teknologi!” Yudas mulai terpancing emosinya.
“Biarpun harapan 0,001% sekalipun, setidaknya masih ada harapan, karena harapan lah yang membuat kita optimis bahwa kita melewati masa krisis seperti ini!”
“Kalian Para Human selalu terbiasa menerima harapan palsu ya? Tidak heran kalau Para Human menjadi beban Para Tech dan Para Supra! Kalian terlalu berharap segala sesuatu akan bisa diselesaikan dengan adanya kami! Kalian tidak mencoba mengupgrade diri kalian agar bisa menjadi seperti kami!”
Pertengkaran antara Yudas dan Cloves terus berlanjut. Veda merasa apa yang dikatakan oleh Yudas terlalu keras untuk Cloves, walaupun apa yang dikatakan Yudas memang benar adanya. Para Human terlalu bergantung pada Para Tech dan Para Human. Kecanggihan teknologi saat ini juga berkat jasa Para Tech, sedangkan alam masih bisa diakali juga karena peran Para Supra.
“Kami memang tidak bisa menjadi sehebat kalian dalam menggunakan teknologi ataupun perkara alam. Tapi kami mempunyai peran sendiri di dunia. Banyak dari kami yang menciptakan ilmu yang bisa kalian terapkan saat ini. Tanpa kami, pengetahuan yang ada sekarang tidak akan bisa berkembang. Seharusnya kalian berterima kasih dengan adanya kami!”
Kalimat dari Clove membuka pikiran semua yang berada disitu. Memang benar semua makhluk diciptakan tentu ada tujuannya. Bahkan makhluk yang terlihat tidak berguna sekalipun tentu ada potensi yang bisa mereka berikan walau tidak terlihat begitu besar perannya. Atau justru mungkin karena tidak ada yang menyadari bahwa mereka memiliki peran.
“Cukup omong kosongmu, kamu bisa berkata begitu karena jumlah kalian mayoritas, sedangkan kami hanya minoritas!”