ZAPPP
Muncul sosok yang sangat terkenal di layar TV.
Sosok dengan mantel hitam dan rambut putihnya yang panjang.
Angin tiba – tiba berhembus kencang, seakan menyambut kedatangannya.
Rambut putihnya yang panjang terurai mengikuti arah angin.
Wajahnya tampak tidak terlalu tua dengan mata dan hidung yang tajam.
Terpancar aura yang kehidupan kuat dari padanya.
Dia adalah Zuna Zelkie, sang ketua Aliansi Supra
---------------------------
Sore itu merupakan pertemuan pertama kalinya Herrscher dengan Zuna Zelkie.
“Nadna, bagaimana perkembangannya? Kamu sudah menemukan orang yang diramalkan?”
Suara Zuna Zelkie terlihat beribawa ditambah badannya yang tegap dan kedua tangannya berada dibelakang. Seakan menunjukkan kelasnya sudah tidak lagi setara Para Supra rendahan, melainkan sudah mencapai level yang cukup tinggi bahkan jauh diatas Nadna.
“Kurasa orang di sampingku ini adalah orang yang diramalkan, Zun,” Nadna mengarahkan telapak tangannya kepada Herrscher seakan menggambarkan bahwa Herrscher yang dimaksud oleh Nadna.
“Zun? Sang Ketua Aliansi Supra, kau panggil dengan Zun?!” tanya Herrscher kaget. “Tidak sopan sekali dirimu kepada orang yang jauh diatas levelmu, hahahaha.”
“Umur kami sama, jadi wajar aku memanggilnya seperti itu.” Nadna memincingkan matanya ke Herrscher namun dengan wajah tertunduk.
“Eh? Umur kalian sama?! Jadi dia sepantaran denganku, dong!” Herrscher mengira kalau Zuna Zelkie sudah lanjut usia karena melihat rambut Zuna Zelkie yang putih.
“Oh, jadi ini orang yang diramalkan? Apakah dirimu? Aku tidak merasakan hawa manusia pada dirimu. Aku bahkan tidak bisa membaca pikiranmu,” tanya Zuna kepada Herrscher.
“Tunggu tunggu! Aku tidak mengerti apa maksud kalian? Orang yang diramalkan? Siapa?” Herrscher terheran – heran dengan pembicaraan ini.
“Kamu itu apa?” tanya Zuna sekali lagi.
“Oh, perkenalkan aku Herrscher,” Herrscher mencoba ramah pada Zuna.
“Aku tidak tanya siapa namamu. Aku tanya, kamu ini makhluk apa?” Zuna bertanya sekali lagi.
“Makhluk apa? Oh aku Tech,” Herrscher mencoba memahami kalimat Zuna.
“Aku tidak bertanya kamu golongan apa! Aku tanya, kamu ini makhluk apa?” Zuna bertanya sekali lagi. Ini kedua kalinya Zuna bertanya. Zuna tidak pernah mengulangi pertanyaannya untuk ketiga kalinya.
“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti!” Herrscher membentangkan tangannya menandakan kalau ia tidak tahu maksud Zuna.
“Jawab jujur!” Zuna menatap mata Herrscher.
Tiba – tiba tubuh Herrscher terasa berat. Ia berlutut dihadapan Zuna. Herrscher berusaha melawan tapi tidak bisa. Terlihat dari wajah Herrscher berusaha bangkit dari lututnya.
“Cukup Zuna! Jangan menggunakan Kimu pada Herrscher!”
Ki adalah semacam kekuatan spiritual yang merupakan bagian dari semua mahkluk hidup.
“Ki?” Herrscher mulai berkata, ”Cih! Kamu tidak menggunakan Ki! Kamu hanya melakukan hipnosis kepadaku!” Herrscher mulai berani pada Zuna.
“Bagaimana kamu bisa tahu kalau Zuna menggunakan hipnosis?” Nadna heran pada Herrscher. Ia tidak tahu kalau Zuna juga bisa melakukan hipnosis. “Zuna, sejak kapan kamu bisa melakukan hipnosis?”
“Saat dia menatap mataku, maka saat itulah dia melakukan hipnosis. Aku tahu karena tiba – tiba ia menatap mataku, padahal sebelumnya ia melihat dahiku! Lagipula aku tidak melihat dia menghembuskan nafas,” Herrscher menjelaskan pada Nadna sambil tetap berusaha lepas dari pengaruh hipnosis Zuna.
“Hm... ternyata kamu lebih pintar dari yang kubayangkan,” Zuna memuji kepintaran Herrscher dan melepaskan pengaruh hipnosisinya.
Herrscher merasa tubuhnya kembali normal. Ia merasakan otot – ototnya yang kaku usai melawan pengaruh hipnosis tersebut.
Zuna berjalan menjauhi Nadna dan Herrscher. Tiba – tiba pandangan Zuna menatap pohon yang cukup besar.
“Keluarlah! Keluar dari persembunyianmu! Aku tahu kamu berada dibalik pohon itu!”
Herrscher dan Nadna memalingkan penglihatan mereka kearah pohon yang dipandang oleh Zuna.
PLAK PLAK PLAK PLAK. Terdengar suara tepukan tangan dibalik pohon tersebut.
Muncul sosok pemuda yang keluar dari persembunyiannya. Suara tepuk tangan itu berasal dari pemuda itu. Pemuda tampan dengan tinggi semampai.
Sky, pemuda yang bersembunyi itu adalah Sky. Pemilik Sky Group.
“Zuna... Zelkie...., Sang ketua Aliansi Supra,” Sky berjalan menjauhi pohon tempat persembunyiannya sambil tetap bertepuk tangan. “Ternyata solusi untuk virus yang melanda ini adalah ramalan. Ckckckck. Miris sekali,” ucap Sky meremehkan Zuna.
ZAPPP
Muncul disampingnya wanita cantik dengan tinggi semampai bak model. Rambutnya panjang hitam legam namun sangat halus. Terurai karena terpaan angin. Wanita itu menggunakan setelan blazer biru dongker dengan kemeja putih di dalamnya. Sepatu hak tingginya seolah menggambarkan sisi anggun dari wanita tersebut. Wanita itu adalah sekretaris Sky. Perilakunya tampak santun. Ia membungkukan badannya sebagai tanda salam kepada kami. Wajahnya yang cantik tapi terkesan dingin. Ia berdiri dibelakang Sky.
“Salam Tuanku,” ucap wanita itu.
“Oh kau datang juga, Yuna” kata Sky melihat kedatangan Yuna.
“Hahaha, bahkan Supra selevel Zuna Zelkie tidak bisa mengatasi virus ini! Hanya mengandalkan ramalan, yang bahkan ia sendiri tidak tahu siapa orang yang dimaksud dalam ramalan,” Sky kembali meremehkan Zuna.