“Merekalah yang membuat hatiku gelap seperti ini,” Sky memandang foto kedua orang tuanya yang meninggal. Tampak kebencian diwajahnya. Ia tidak bisa melupakan bagaimana kedua orang tuanya meninggal.
“Kau mewarisi jiwa kepemimpinanku, Sky. Tapi sayang kamu tidak memanfaatkan hal itu dengan baik.”
“Sudah cukup, aku muak dengan nasehat – nasehatmu, Pasada!”
“Aku tidak bisa membiarkanmu menghancurkan cita – citaku!” Pasada sangat marah.
Pasada adalah leluhur dari Sky. Ia bersemayam pada cincin berbatu merah terang milik Sky. Cincin turun temurun yang diberikan oleh orang tua Sky.
Dahulu kala di dunia masih mengalami era kerajaan. Tersebutlah Kerajaan Nusva yang dipimpin oleh seorang raja agung nan baik hati bernama Raja Sangra. Pasada adalah anak dari Raja Sangra yang hidupnya bergelimang harta dan tanpa ada kesulitan selama hidupnya. Namun, Sang Ayah tetap melatih Pasada dengan ilmu politik, keuangan, strategi pertahanan dan hal lainnya.
Namun kedamaian Kerajaan Nusva terusik Ketika Pasada memasuki masa remaja. Berbagai pemberontakan terjadi di kerajaan yang dipimpin oleh ayahnya. Hal itu karena orang kepercayaan ayahnya, Musda, membelot dan ingin menguasai kerajaan dengan melakukan penyerangan.
Pasada yang sudah terlatih sejak dari kecil, ditugaskan oleh ayahnya untuk memimpin pasukan kerajaan untuk melawan pasukan Musda dari arah selatan. Awalnya, Pasada berhasil memukul mundur pasukan Musda, namun ternyata itu hanya jebakan. Pasukan Musda dalam jumlah yang jauh lebih banyak, menyerang Kerajaan Nusva dari arah utara. Penyerangan ini mengakibatkan ayahnya tewas dalam peperangan.
Pasada dan pasukannya melarikan diri dari Kerajaan Nusva yang sekarang dipimpin oleh Musda. Ia terus berlari hingga tiba di suatu desa yang jarang ia datangi. Ia bertemu dengan kepala desa tersebut. Kepala desa itu sangat ingin membalas budi atas kebaikan ayah Pasada. Raja Sangra pernah menolongnya ketika ia hampir mati karena diserang oleh perompak. Ia membantu pasukan Pasada menyeberangi laut untuk menuju ke Pulau Shimen.
Di Pulau Shimen, Pasada bertemu dengan kepala desa bernama Wu Lia. Ia meminta bantuan Wu Lia untuk merebut kembali Kerajaan Nusva. Kerajaan ia dilahirkan. Ia membuat rencana dengan Wu Lia tentu saja dengan persyaratan. Wu Lia ingin separuh wilayah Kerajaan Nusva. Pasada keberatan, namun mau tidak mau, ia harus menerima bantuan dari Wu Lia.
Wu Lia memberi informasi pada Musda bahwa ia sudah berhasil mengalahkan pasukan Pasada. Sebagai gantinya. Wu Lia meminta imbalan seperempat wilayah untuk ia miliki atas tebusan untuk Pasada. Tentu Musda yang merasa ditolong oleh Wu Lia mengabulkan permintaan Wu Lia. Dibawalah Pasada menghadap Musda. Di depan Musda, Wu Lia menusuk perut Pasada. Setelah Pasada terlihat sudah mati, jenasah Pasada dibawa oleh Wu Lia ke wilayah yang diberikan oleh Musda.
Dari wilayah itulah, Wu Lia dan Pasada membuat kerajaan baru. Wu Lia menyembuhkan Pasada karena tusukannya tidak benar – benar mengenai organ vital Pasada. Pasada dan Wu Lia bersama pasukannya membangun kerajaan baru.
Mereka mendengar informasi bahwa ada bangsa lain yang akan datang ke wilayah Kerajaan Nusva untuk melakukan penyerangan. Pasada memanfaatkan kedatangan bangsa itu untuk bekerja sama melawan Musda. Pasada dan bangsa tersebut berhasil mengalahkan Musda. Kini Pasada harus membagi wilayahnya dengan bangsa tersebut dan tentu saja Wu Lia.
Pasada bersumpah bahwa ia akan mengembalikan wilayah kerajaan yang dulu dipimpin oleh ayahnya dan akan terus menjaganya. Karena cita – citanya itu, ia justru menyerang kerajaan lain yang telah membantunya untuk mendapatkan wilayahnya kembali. Kini wilayah Kerajaan Nusva benar – benar kembali seperti sedia kala. Ia memerintah Kerajaan Nusva dengan adil sehingga menjadi kerajaan yang damai. Walau cita – citanya telah tercapai, ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya karena telah membunuh pihak yang telah membantunya.
Ia mengajarkan segala hal yang baik kepada anaknya. Semua ilmu yang ia punya, ia berikan kepada anaknya. Karena ia tahu kalau anaknya lah yang akan melanjutkan cita – citanya, menjaga kerajaan Nusva. Ia tidak mungkin bisa hidup selamanya di dunia ini.
Sebelum ia menyerahkan tahta kerajaan kepada anaknya. Ia memberikan sebuah cincin kepada anaknya. Ia berpesan agar menjaga cincin itu dan melanjutkannya ke generasi berikutnya. Setelah menyerahkan tahta kerajaan, ia meminta ijin untuk melakukan tapa di gunung.
Dalam rasa bersalahnya, ia melakukan meditasi. Ia melepaskan jiwanya dan kini bersemayam dalam cincin tersebut. Ia berjanji untuk menjaga penerus raja Kerajaan Nusva. Kini ia menjadi roh penasihat untuk raja – raja selanjutnya.
Ratusan tahun telah ia lewati. Raja Kerajaan Nusva telah berulang kali berganti. Ia terus memberikan bimbingan kepada penerusnya dalam wujud astral.
Sayangnya, raja – raja penerus Kerajaan Nusva tidak bisa mempertahankan wilayah mereka. Serangan dari kerajaan lain dan perebutan kekuasaan di dalam keluarga terus menerus terjadi. Kerajaan Nusva terus terpecah dan makin lama kian menghilang. Hanya cincin tersebut yang masih berlanjut di tangan generasi berikutnya.
Revolusi terus terjadi, banyak masyarakat yang melakukan perlawanan kepada pihak kerajaan. Hingga mengakibatkan kerajaan menjadi suatu negara. Maka satu – satunya yang bisa Pasada lakukan adalah melindungi keturunannya untuk mempertahankan kerajaan bisnis yang telah mereka bangun. Pasada berharap masih bisa menyatukan Kerajaan Nusva melalui kerajaan bisnisnya.
Kini cincin tersebut berada di tangan Sky. Karena Sky adalah keturunan dari Pasada.
“Kau harus membantu mereka, Sky! Mereka bukanlah musuhmu!”
“Untuk apa aku menolong yang sudah membunuh kedua orang tuaku?!”
Pasada bingung harus menjelaskan seperti apa lagi. Ia hendak menyampaikan bahwa suatu saat, bisa saja ia butuh bantuan Para Supra. Dendam hanya akan membawanya pada kehancuran. Namun Pasada menahannya. Ia tahu bahwa Sky sedang dalam kondisi emosi. Pasada berpikir, bila ia menyampaikan pendapatnya sekarang, perkataanya akan menjadi angin lalu.
Pasada hanya bisa pasrah melihat keturunannya seperti Sky. Ia tidak ingin melihat Sky harus merasakan jatuh seperti yang ia alami dulu. Ia harus mencari cara agar Sky bisa melupakan dendamnya. Ia merasa butuh bantuan Zuna, orang yang pernah ia tahan serangannya. Menurutnya, Zuna adalah orang yang bisa diajak berdiskusi untuk hal ini.
“Kalau kau sudah tidak ada keperluan, lebih baik kau kembali ke asalmu!”
Pasada meninggalkan Sky dan kembali bersemayam ke cincin yang ia jadikan wasiat untuk keturunannya itu. Namun ia tidak benar – benar kembali ke cincin itu. Ia keluar secara diam – diam tanpa Sky tahu.
---------------------------
Di kantor Veda. Di toilet.
Veda menatap dirinya di cermin. Ia seperti melihat berbagai macam galaksi di pikirannya. Milky Way. Grand Spiral. Cartwheel. Andromeda. Messier 81. Sombrero. Triangulum. Blackye. Centaurus. Hingga ia sampai ke Whirlpoll. Dan terus menjauh hingga galaxy – galaxy tersebut terlihat kecil bagaikan debu.
Kepala Veda kembali pusing.
Sadarilah siapa dirimu!
Suara itu membuat kepalanya makin terasa sakit. Ia segera mengambil aspirin dari kantongnya. Ia meminumnya dan langsung memegang kepalanya. Ia merasakan sakit menjalar dari dahi hingga kepala bagian belakang. Tidak ada siapapun di toilet itu. Hanya Veda dan suara exhaust yang menemaninya.
“Arrggh!! Ada apa ini?!”
---------------------------
Ruang Meditasi.
Zuna bersiap – siap melakukan astral projection lagi. Namun sebelum ia sempat duduk bersimpu, Zuna merasakan sosok astral mendatanginya. Cahaya itu mula – mula mendekati Zuna perlahan. Hingga tiba cahaya itu tepat berada di hadapan Zuna. Cahaya itu perlahan membentuk suatu sosok. Pasada.
Pasada memberikan salam pada Zuna. Zuna hanya memberikan anggukan. Seperti biasa, kedua tangannya berada di belakang dan dagunya sedikit diangkat. Pasada meminta ijin pada Zuna untuk menyampaikan sesuatu.
“Oh, kamu yang bersemayam di cincin yang dipakai Sky bukan? Ada apa kamu datang kemari, Pasada?” tanya Zuna heran. Ia tidak pernah berpikir kalau Pasada yang berada di pihak Sky akan tiba – tiba mendatanginya.
“Maaf kedatanganku lancang. Aku hanya ingin meminta bantuanmu,” pinta Pasada.
“Bantuan? Bantuan seperti apa? Apakah ini tentang Sky?”
“Benar, seperti dugaanmu. Aku hampir menyerah untuk mengatur Sky. Kejadian yang membuat orang tuanya meninggal sungguh tidak bisa ia lepaskan. Dendam terhadap kaum kalian sudah mencapai titik hitam.”
“Aku sudah tahu itu. Tapi dia pintar sekali menutupinya di khalayak umum. Aku salut dengan kemampuan aktingnya. Lalu bantuan seperti apa yang bisa ku bantu?”