Clove tiba – tiba teringat sesuatu, “Tunggu, coba ulang apa yang kamu katakan tadi. Apa yang kamu lihat tadi siang?”
“Semacam gugus galaksi yang berganti – ganti. Seperti aku melewati tiap – tiap galaksi.”
“STARSEED!” suara Clove mengejutkan Yuna.
“Starseed? Apa maksudmu?” Yuna bingung dengan kata yang barusan diucapkan Clove.
Clove menjelaskan, “Starseed, mereka yang merupakan hasil reinkarnasi dari jiwa yang berasal dari planet lain, dimensi lain, ataupun paralel universe. Mereka secara sadar maupun tidak sadar, menjalani kehidupannya sebagai manusia. Starseed akan bereinkarnasi di masa penuh dengan gejolak dan tantangan. Mereka membantu meningkatkan frekuensi planet agar tidak terlalu melambat atau ketinggalan dengan planet lain di alam semesta.”
Yuna terkesima mendengar penjelasan Clove. Apa yang ia dengar terasa bagaikan dongeng di sore hari. Sungguh tidak masuk akal bagi Yuna, bagaimana mungkin manusia adalah hasil reinkarnasi dari jiwa yang bukan dari planet ini.
“Veda, bukankah kamu menseting monitor wall dan monitor plafond kamarmu agar terlihat seperti galaksi di malam hari?” Clove ingin memastikan bahwa tampilan galaksi di kamar Veda adalah benar diseting oleh Veda.
“Ya benar, akulah yang menseting kamarku agar tampak seperti galaxy. Aku suka tampilan itu. Apa ada yang salah dengan itu?” Veda heran dengan pertanyaan Clove.
“Bisa jadi secara tidak sadar kamu rindu akan rumahmu. Bukan rumah secara harafiah seperti ini. Tapi ‘rumah’. Secara tidak sadar saat kamu melihat bintang – bintang di galaksi, muncul suatu kerinduan atau perasaan ingin kembali atau dibawa pergi.”
Veda hanya terdiam mendengar penjelasan Clove. Ia tidak tahu harus percaya dengan apa yang Clove katakan atau justru lebih baik mengabaikannya. Penjelasan Clove terasa sangat abstrak baginya. Ia bahkan tidak pernah mendengar istilah Starseed. Apalagi dia adalah seorang Tech. Tentu hal yang berhubungan dengan dunia lain bukan merupakan bidangnya.
“Aku tidak tahu Clove. Aku bingung apakah aku harus percaya padamu. Tapi apa yang kau katakan barusan, seakan terasa benar bagiku.”
“Tunggu,” Yuna menyela, “Apakah itu bukan seperti impulse control disorder? Seperti Veda kecanduan sesuatu? Mungkin karena dia sering melihat galaksi di kamarnya, secara tidak sadar, gambar itu terekam di otak Veda. Maksudku, Veda seperti mengalami halusinasi visual.”
Veda berpikir mungkin saat ini syarafnya sedang terganggu. Mungkin ini adalah efek dari sakit kepala yang ia alami akhir – akhir ini. Akhirnya Yuri datang dan membawa minum beserta obat aspirin yang berbentuk kapsul.
“Ini Tuan, obat dan air minum,” Yuri menyodorkan obat dan gelas berisi air kepada Veda.
Veda segera meminum obat tersebut dan beberapa saat kemudian, rasa sakit kepalanya perlahan menghilang. Obat yang diberikan Yuri memang sangat manjur untuk sakit kepala.
“Veda, apakah dulu ketika kamu masih kecil. Kamu merasa sulit untuk masuk ke dalam kelompok sosial? Atau mungkin kamu merasa terisolasi atau terbuang?” tanya Clove.
“Entahlah, aku seorang introvert. Aku terbiasa melihat manusia – manusia di sekitarku menurut pandanganku sendiri. Aku melihat dunia ini seperti sesuatu yang sulit dipahami. Aku sering berpikir, manusia selalu saja berperilaku tidak masuk akal. Kadang mereka melakukan hal yang bodoh bahkan cenderung merusak diri sendiri. Terlebih mereka sangat inkonsisten,” mata Veda tertutup menikmati kepalanya yang plong.
“Starseed juga merasakan hal seperti itu juga,” Clove meyakinkan Veda. “Starseed sering kali merasa terbuang pada periode awal kehidupannya. Itu karena cara berpikir dan respon mereka yang sangat berbeda dengan manusia kebanyakan.”
Yuna masih menyimak penjelasan Clove. Ia terkesima dengan pengetahuan Clove tentang hal diluar dunia yang ia tempati. Ia tidak menyangka Clove memiliki pengetahuan seluas itu. Karena selama ini, Yuna hanya tahu bahwa Clove adalah karyawan yang memegang bagian keuangan perusahaan. Ia tidak pernah berpikir kalau Clove mempelajari hal di luar ilmu ekonomi.
Clove melanjutkan penjelasannya, “Starseed mengemban misi kemanusiaan tertentu yang tentu tidak bersifat personal. Mereka lahir seperti manusia pada umumnya. Namun, mereka tidak memiliki bekal pengetahuan dari kehidupan sebelumnya. Tetapi mereka memiliki ingatan bawah sadar tentang apa tujuan mereka hadir di suatu planet. Mungkin saat ini kamu masih belum bisa mengingat apa tujuanmu dilahirkan di dunia ini,” Clove memegang pundak Veda.
Veda menatap Clove. Clove melanjutkan kalimatnya, ”Kamu yang saat ini tentu tidak dapat menjawab panggilannya. Ini karena dirimu belum mengenal diri mereka sendiri dengan baik dan mengingat misi yang kau emban.”
Veda memalingkan mukanya dari Clove, “Aku tidak mengerti maksudmu. Aku seorang Tech. Aku bukan Supra. Hal diluar nalar seperti itu tentu tidak akan masuk ke dalam pikiranku.”
Clove mengerti kalau Veda menolak dirinya adalah Starseed. Ia mendekati Veda, “Rasa sakit kepala yang kamu alami sekarang, mungkin karena ingatanmu sedang dibangkitkan. Kau sedang berada di masa dimana sinkronitas terjadi dalam kehidupanmu. Kamu akan menemukan lingkar rekan – rekan Starseed lainnya...”
Yuri memotong kalimat Clove, “Nona, tolong biarkan Tuan istirahat. Penjelasan Nona tampaknya justru membuat kepala Tuan akan makin sakit.”
“Kau benar Yuri. Lebih baik aku segera tidur sekarang. Mungkin besok pagi kepalaku akan lebih baik daripada sekarang,” Veda beranjak dari kursi sofa ruang tamu menuju kamar tidur.
“Selamat beristirahat Tuan.” Yuri mengantar Veda menuju kamar tidur.
“Terima kasih Yuri.”
Veda masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di kasur. Ia dengan cepatnya terlelap dalam tidur, mungkin karena pengaruh obat yang diberikan oleh Yuri.
“Lalu apalagi tanda – tanda kalau seorang Starseed?” Yuna bertanya pada Clove. Ia tertarik dengan apa yang dibahas oleh Clove.
“Mereka memiliki pikiran dan aspirasi yang mendalam tentang peningkatan kesadaran manusia. Tentu saja mereka tidak tahan berada di lingkungan yang cenderung konservatif dan represif. Karena mereka sebelumnya berada di dunia yang jauh lebih maju. Mereka akan menjadi pionir dan menjadi pendobrak tradisi bila mereka berada di lingkungan seperti itu. Tapi tenang saja, mereka selalu membawa perubahan yang positif bagi manusia di sekitarnya.”
“Aku tidak menyangka kamu juga mempelajari hal seperti ini. Padahal kamu adalah seorang Human,” Yuna masih tidak percaya dengan penjelasan Clove.
“Kita hidup di dunia tentu harus terus belajar, bukan? Kita harus memperbanyak ilmu kita, bahkan ilmu yang diluar batas pemikiran kita. Untuk itulah aku mempelajari dunia spiritual”
“Aku salut dengan cara pikirmu,” Yuna memuji Clove, “Jadi kamu berpikir kalau Veda adalah Starseed?”
“Aku tidak bisa memastikan. Mungkin Veda adalah Starseed yang belum dibangkitkan.”
---------------------------
Di restoran seberang. Nadna dan Herrscher sedang duduk di kursi sedang menikmati makanannya. Herrscher belum selesai menghabiskan seperempat pizzanya.
“Kau pernah mendengar istilah Starseed?”