Herrscher

Dark Specialist
Chapter #25

BAB 25 ESPIONATGE

Yudas menemukan lokasi kamera tersembunyi tersebut dan segera menutup lensa kamera itu dengan plester hitam. Kini posisinya tidak aman. Ia diintai oleh seseorang. Ia lalai ketika melakukan penyelidikan di ruang kerja Sky. Ia merasa Sky sekarang telah mengawasinya.

Yudas kembali mengecek setiap detil ruangannya. Ia harus memastikan tidak ada lagi alat pengintai disekitarnya. “Kamera aman, selanjutnya penangkap sinyal gelombang komunikasi.”

Yudas mengaktifkan radio jammer miliknya. Semenit kemudian, alat itu benar – benar bekerja. Semua komunikasi terputus. Ia berpikir mengaplikasikan Faraday Cage untuk ruangannya. Dalam pikirannya, ia menggambarkan sistem komunikasi konvensional via kabel sebagai pengganti komunikasi. Namun Yudas menghentikan pikirannya, ia harus tetap terlihat seperti karyawan kantor pada umumnya. Itu adalah penyamaran yang benar. Ia harus berperilaku seakan tidak menyadari kalau ia sedang diawasi. Semua rencana itu ternyata hanyalah pikirannya sendiri.

Plester hitam yang dipasangnya diganti dengan hiasan meja yang menutupi lensa kamera. Usai ia memperbaiki apa yang barusan ia perbuat, Yudas menyalakan lampu.

Yudas tidak ingin proses collection yang sudah ia rencanakan terganggu karena ia sedang diawasi. Apalagi ia berstatus sebagai non-official cover. Hal ini bisa berakibat jangka panjang bagi dirinya. Yudas kini lebih berhati – hati terhadap segala yang ia lakukan mulai saat ini.

Yudas menggunakan lobus frontalnya untuk berpikir siapa yang sedang menguntitnya saat ini. Karena tidak mungkin Sky terjun langsung untuk memata – matainya. Dalam pikiran Yudas, Sky pasti menyuruh orang untuk mengawasinya.

Tiba – tiba Yudas teringat sesuatu. Yudas pernah mengintai seseorang dan Nadna sedang membahas tentang suatu penelitian ketika mereka berada di jembatan. Pasti ini ada hubungannya dengan virus, pikirnya. Kini ia mencurigai Nadna dan orang tersebut adalah komplotan dari Sky.

Yudas merencanakan sesuatu dan akan ia lakukan hari ini juga.

---------------------------

Herrscher menyentuh hidung Nadna. Nadna mengedipkan matanya. Mereka masih berada diatas ranjang dengan selimut menutupi tubuh mereka.

“Kalau aku ke kantor, lalu kamu mau ngapain hari ini?”

“Hm... aku menunggumu disini sampai kamu pulang. Gimana? Boleh?” Nadna menjawab sambil memasang wajah centil.

“Terserah kamu, asal jangan mengobrak – abrik laboratoriumku saja,” Herrscher memperingatkan Nadna.

“Tenang saja, aku juga tidak mengerti apa saja peralatan yang ada dilaboratoriummu. Lebih baik aku menjauh dari laboratoriummu, daripada aku mengacaukan penelitianmu.”

Herrscher mengacak – acak rambut Nadna yang memang sudah tidak beraturan sejak ia bangun. Nadna hanya bisa ikhlas ketika tangan Herrscher mengacak – acak rambutnya yang cukup panjang. Ia merasa nyaman ketika tangan Herrscher menyentuh kepalanya.

“Aku mau mandi dulu, badanku penuh aromamu,” Herrscher bangun dari ranjang dan meninggalkan Nadna yang masih terbaring di ranjang.

“Jangan lupa bersihkan dirimu dari feromonku. Hihihi,” Nadna tertawa kecil.

Herrscher geleng – geleng kepala mendengar kalimat Nadna. Ia ingin segera mandi. Herrscher merasa badannya penuh keringat. Nadna kembali merebahkan dirinya di kasur. Nadna menciumi aroma Herrscher yang masih menempel pada selimut. Nadna tersenyum.

Herrscher telah selesai mandi dan bersiap – siap berangkat kerja. Ia beranjak menggunakan motherwear dan menuju changerwear.

“Aku pergi dulu, kalau kamu mau makan, semua tersedia di lantai 1. Disini semua lengkap.”

“Apa di rumah ini ada hatimu?” Nadna mencoba menggoda Herrscher. Nadna mejulurkan sedikit lidahnya.

“Kamu ini ya... bisa aja,” Herrscher kembali mengacak – acak rambut Nadna. Herrscher kembali mengecup kening Nadna. Mata Nadna terpejam menerima kecupan itu.

“Aku pergi dulu ya.”

“Hati – hati ya...” Nadna melambaikan tangannya.

ZAPPP

Herrscher meninggalkan Nadna di rumah itu sendirian.

---------------------------

Jam istirahat kantor.

Tidak seperti biasanya. Hari ini Yudas tidak menuju kantin kantor. Ia keluar dari gedung tersebut menggunakan teleport. Ia mencoba menghindar dari pengawasan Sky. Keberadaanya di kantin akan mempermudah Sky mengawasinya. Ia pergi ke jalanan kota yang sepi. Tidak banyak orang berlalu lalang disana sejak virus menyebar. Ia berjalan seperti biasa namun waspada. Ia menggunakan kacamata hitam. Mata Yudas terus melirik ke kanan dan kiri dibalik kacamatanya. Karena bisa saja ada mata – mata Sky yang sedang mengikutinya. Yudas siaga penuh.

Tiba – tiba Yudas merasa ada yang sedang mengikutinya. Instingnya yang terlatih membuatnya peka terhadap hal itu. Yudas mempercepat langkahnya. Ketukan langkah Yudas yang makin cepat juga diikuti dengan iringan langkah orang yang mengintainya. Suara ketukan langkah itu membuatnya yakin kalau dirinya benar – benar sedang diintai. Dari balik baju yang ia kenakan, Yudas mengeluarkan drone mini miliknya untuk melihat orang yang mengintainya dari belakang. Yudas melihat tampilan dari drone melalui layar device miliknya. Orang itu menggunakan jaket hoodie berwarna hitam yang menutupi wajahnya.

Ia tiba – tiba masuk ke salah satu celah diantara dua restaurant. Orang itu reflek mengikutinya dari belakang. Tepat diantara lorong tersebut, mereka kini saling berhadapan. Yudas tiba – tiba mengeluarkan sesuatu dari balik tangan kirinya. Tampak suatu tiga busur panah tajam mengarah pada orang itu. Orang itu reflek menghindar serangan Yudas. Serangan Yudas meleset. Yudas mengeluarkan serangannya lagi namun dari tangan kanannya. Namun orang itu berhasil menghindar.

Muncul sebuah hologram dari tangan Yudas, menyerupai senjata yang semakin solid. Itu adalah sebuah pistol yang dilengkapi peredam. Yudas menembak orang itu dengan pistolnya. Sebuah plasma terrestial bercahaya meluncur dari ujung senjata tersebut. Orang itu dengan segera mengeluarkan energy shield dari jam tangannya. Plasma itu menumbuk energy shield dan berpendar ke segala arah. Ledakannya menimbulkan getaran pada dinding. Kini debu – debu bertebangan di sekitar mereka.

Orang itu berbalik menyerang Yudas. Ia mengeluarkan tabung kaca berisi cairan asam fluoroantimonat dari balik bajunya. Orang itu melemparkan tabung kaca tersebut ke arah Yudas. Yudas kembali mengeluarkan hologram dari tangannya yang membentuk perisai solid Lonsdaleite berukuran besar menutupi seluruh badan Yudas. Tabung itu pecah dan cairannya mengenai perisai Yudas. Cairan itu perlahan membuat perisai Yudas meleleh. Yudas segera melepaskan perisainya. Ia kuatir cairan itu bisa melukai tangannya.

“Sial! Siapa orang ini. Ia bisa menghancurkan perisaiku yang begitu keras,” gerutu Yudas dalam hati.

Kini mereka saling bersiaga. Siapa yang akan menyerang terlebih dahulu. Tiba – tiba orang tersebut terlihat dalam posisi santai.

PLOK PLOK PLOK! Orang itu bertepuk tangan.

“Ternyata kamu pengguna hologram solid. Aku tidak menduga, ternyata ada juga yang menggunakan teknologi seperti itu. Orang seperti kamu cukup langka saat ini. Bisa menguasai teknologi itu dengan sangat baik,” ucap orang itu sembari perlahan membuka penutup kepalanya.

Kini Yudas bisa melihat wajah si pengintai. Orang yang mengikuti Yudas sedari tadi adalah Herrscher. Orang yang barusan Yudas lawan dengan kemampuan rahasianya.

“Kamu! Aku pernah melihatmu! Kamu orang yang bersama Nadna, kan! Aku melihatmu bersamanya di jembatan!”

“Ternyata kamu mengintaiku juga. Aku juga tahu hubunganmu dengan Nadna,” jawab Herrscher.

“Cih, ternyata... Kamu dan Nadna bersekongkol dengan Sky! Aku tidak mengira Nadna adalah mata – mata Sky,” Yudas memalingkan mukanya.

Lihat selengkapnya