Yuri meninggalkan kakek tersebut. Perlahan tubuh Yuri menjadi cahaya. Ia yang berwujud badan astral, melesat ke arah dimana hati menuntun dirinya. Yuri meluncur bagaikan kilatan cahaya. Dalam balutan cahaya, ia melihat seseorang sedang terkapar. Darah mengalir kemana – mana. Yuri menuju dimana orang itu terkapar secepat cahaya.
--- O Fortuna velut luna statu variabilis. ---
Setelah Yuri sampai, ia menyadari kalau orang itu adalah Herrscher. Orang yang telah menyembuhkannya. Yuri melihat kondisi Herrscher yang belumuran darah. Terdapat tiga luka tembak. Yuri melihat lubang di dada Herrscher. Tangan kirinya patah, juga ada bekas tembakan pada lengan. Lubang yang sama, Yuri lihat pada perut Herrscher. Kondisi yang mengenaskan untuk manusia.
Kini nasib Herrscher bagaikan kucing Schrodinger. Ia berada di kondisi superposisi kuantum. Herrscher sedang berada di ambang maut.
“Herrscher! Herrscher! Bangun!” teriak Yuri membangunkan Herrscher. Suaranya tidak dapat didengar oleh Herrscher.
--- Semper crescis, aut decrescis, vita detestabilis. ---
Tubuh astral Yuri tidak bisa menyentuh Herrscher. Ia membutuhkan raganya untuk menolong Herrscher. Ia melihat tali perak miliknya masih tersambung pada badannya. Dengan cepat Yuri terbang mengikuti tali perak yang menuntunnya ke tubuh fisik. Kini tubuh halus Yuri telah kembali ke wadahnya.
Yuri melepaskan selang infus pada tangannya dan kabel – kabel yang menempel pada dadanya. Kabel dan selang itulah yang menjaga agar tubuhnya tetap hidup.
“Aduh!” Kakinya terasa kaku. Ia merasa ototnya lemas karena terlalu lama tidak digerakkan. Ia mencoba menggerakkan kakinya hingga akhirnya dia leluasa. Ia segera bangkit dari tempat tidur. Rasa pusing tiba – tiba Yuri rasakan ketika ia bangun. Tampaknya hormon kortisol pada tubuhnya berkurang drastis saat ia tertidur. Yuri terjatuh. Badannya benar – benar lemas.
“Kenapa justru disaat seperti ini?!” Yuri kesal.
Yuri melihat jam tangan yang biasanya ia gunakan untuk teleport. Ia mendekati meja di mana jam tersebut ditaruh.
“Syukurlah,” Yuri lega. Ia bisa membawa Herrscher ke rumah sakit menggunakan teleport. Yuri mengambil jam tangan itu. Tapi jam tangan itu tidak bisa digunakan di ruangan itu. Ia harus segera keluar dari ruangan itu agar bisa menggunakan teleport.
--- Nunc obdurat, et tunc curat, ludo mentis aciem. ---
Perlahan Yuri keluar dari ruangan berlapis energi kuning bening yang melindungi tubuh fisiknya. Kini ia benar – benar berada di luar ruangan itu. Perlahan lapisan energi itu memudar. Tanda bahwa jasad yang mereka lindungi telah keluar dari sarangnya.
Hendak kemanakah dirimu? Apakah tugasmu sudah selesai?
“Aku harus menyelamatkan Herrscher! Ia sedang sekarat! Aku mohon!”
Hm... Pergilah, selamatkan dia. Sebelum tali peraknya terputus.
Yuri mengangguk. Yuri segera melakukan teleport menuju lokasi tubuh Herrscher yang terkapar.
ZAPPP
Yuri menghilang dari pandangan.
--- Egestatem, potestatem, dissolvit ut glaciem. ---
---------------------------
ZAPPP
“Herrscher! Bertahanlah!” Yuri segera merangkul Herrscher dan melakukan teleport.
ZAPPP
---------------------------
ZAPPP
Yuri telah tiba di rumah sakit. Herrscher masih berada dalam pelukannya. Darah Herrscher terus mengucur deras. Membasahi lantai rumah sakit. Ia menjadi pusat perhatian orang – orang.
“Tolong!! Tolong!!” teriak Yuri memanggil petugas medis. Ia masih memeluk Herrscher.
Para Petugas medis segera menghampiri Yuri. Mereka terkejut melihat kondisi Herrscher. Mata mereka terbelalak. Kondisi Herrscher sangat parah. Darah mengalir kemana – mana.
“Apa – apaan ini! Cepat bawa orang ini ke IGD! Status Triage Merah!” ucap salah satu dari mereka, menyuruh yang lainnya untuk membawa Herrscher ke IGD.
Dengan sigap, para petugas medis membawa Herrscher. Mereka memasang alat bantu pernafasan pada Herrscher. Berharap Herrscher masih bernafas. Salah satu dari mereka berusaha menghentikan aliran darah Herrscher. Mereka meninggalkan Yuri yang masih berlutut. Suasana sangat panik saat itu. Salah satu dari mereka tetap berdiri di depan Yuri. Ia memandang Yuri.
--- Sors immanis, et inanis, rota tu volubilis. ---
Baju Yuri basah oleh darah Herrscher. Warna hijau kaosnya kini menghitam. Darah tersebut telah mengering. Yuri masih berlutut di lantai rumah sakit. Ia menjadi perhatian para pengunjung rumah sakit lainnya. Matanya tampak kosong. Ia teringat masa kecilnya. Yuri sering melihat orang mati di depan matanya.
“Tenanglah, kamu datang pada saat yang tepat. Kalau kamu terlambat datang, nyawanya tidak bisa diselamatkan,” petugas itu menepuk pundak Yuri yang tampaknya masih syok.
“Kami akan bekerja sebaik mungkin demi menyelamatkan nyawanya,” Ia menyemangati Yuri. Jempolnya menengadah ke atas.
Yuri memandang wajah petugas itu. Matanya penuh harap. Tetes air mata mengalir di pipi Yuri. Ia takut kalau Herrscher mati. Petugas itu bergegas meninggalkan Yuri.
Jam terus memutarkan jarumnya. Warna putih dinding rumah sakit terasa hampa di mata Yuri. Pandangan Yuri tetap kosong. Kini ia duduk di ruang tunggu. Bau darah masih menempel pada bajunya. Yuri hanya bisa berharap Herrscher bisa diselamatkan.
--- Status malus, vana salus, semper dissolubilis. ---
---------------------------
Kriikk Pintu ruang IGD terbuka. Seorang dokter keluar dari ruangan itu. Yuri yang melihat dokter itu segera menghampirinya.
“Apa kamu keluarga pasien?” tanya dokter itu.
“Bagaimana kondisinya, dok?” air muka Yuri menggambarkan kepanikan yang dialaminya.
“Kondisinya sangat kritis saat ini. Biarpun dia adalah Tech, tapi chip ditangannya telah dirusak. Tembakan di lengannya telah merusak chip miliknya. Kami jadi harus bekerja lebih keras untuk itu.”
Dokter melihat catatan yang dibawanya, “Luka tembak pada dadanya membuat udara masuk melalui rongga dadanya. Paru – parunya tidak dapat berkembang.”
Dokter itu menggeleng - gelengkan kepalanya. “Berdasarkan gastroskopi, lambungnya mengalami luka yang sangat parah. Kami sudah memberikan esomeprazole untuk menjaga pH lambungnya agar jaringan penyembuhan luka tidak berdarah kembali.”
--- Obumbrata et velata. ---
Yuri hanya mematung mendengar kalimat yang diucapkan dokter. Ia masih berharap Herrscher bisa melalui masa kritisnya.