Herrscher

Dark Specialist
Chapter #32

BAB 32 PENEMUAN

Di taman yang kini penuh dengan tumbuhan liar dan hewan – hewan yang bebas berkeliaran. Yuna dan Clove penasaran dengan kondisi kota seperti yang diberitakan. Mereka mencoba mendatangi taman. Ternyata benar seperti yang diberitakan. Tanda – tanda kota sudah mulai menjadi hutan.

 Udara terasa sangat sejuk cenderung lembab. Bisa dirasakan bagaimana kadar karbon dioksida sangat berkurang. Tumbuhan – tumbuhan tersebut menyerapnya. Efek rumah kaca yang didefiniskan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, berkurang siginifikan.

Hamparan hijau menutupi warna abu – abu paving. Rumput – rumput tumbuh tinggi. Permukaan tanah kini tertutup semak belukar dan rerumputan. Buah, bunga, daun, ranting, cabang dan batang yang berguguran membentuk serasah. Serasah tersebut telah menjadi permadani kota. Tidak heran bila tanaman menjadi sangat subur. Serasah itu menjadi sumber humus bagi mereka.

Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae, dan Myristicaceae tumbuh menghiasi sekitaran jalan. Entah siapa yang memulai menanam tumbuhan itu. Iseng sekali. Kota seakan telah melakukan reboisasi untuk dirinya sendiri. Secara natural. Untung saja tidak ada yang iseng Tectona grandi, Eucalyptus alba, Melaleuca lecadendron, atau Santalum album. Bisa – bisa kota ini benar – benar sudah menjadi hutan.

Monyet – monyet bergelantungan di atas pohon. Burung – burung berkicau mengeluarkan suara yang sangat berisik. Kupu – kupu bertebangan indah kesana kemari. Seakan – akan mereka baru saja merasakan kebebasannya. Mereka bersuka cita merayakan musim migrasi.

Pemandangan yang sangat langka. Karena selama ini hewan – hewan tersebut hanya mendiami hutan. Mungkin mereka berpikir bahwa manusia sudah tidak ada lagi di kota. Sehingga mereka berani keluar dari hutan.

“Tunggu, apakah itu babi?” Yuna menunjuk salah satu hewan yang bersembunyi dibalik pohon.

Clove memperhatikan seksama hewan tersebut. Ia memang merasa itu adalah babi. Hewan berwarna hitam yang panjangnya sekitar 1.500mm. Dengan panjang telinga 300mm. Babi hutan.

Tangan kiri Clove merentang mencegah Yuna mendekati hewan tersebut.

“Yuna, jangan mendekat dan jangan membuat dia terkejut!” Clove memperingati Yuna.

“Ada apa Yuna?” Yuna terheran dengan Clove yang tiba – tiba mencegahnya.

“Itu babi hutan. Dia akan bertindak agresif kalau dia terkejut.”

“BABI HUTAN?! KENAPA DIA ADA DISINI?!” teriak Yuna.

Suara Yuna yang keras membuat babi itu terkejut. Sontak babi itu menoleh ke arah Clove dan Yuna. Clove merasa mereka sekarang dalam keadaan berbahaya.

“Gawat! Kita harus segera lari dari sini! Dia menganggap kita adalah musuhnya,” Clove mengajak Yuna untuk segera kabur.

Terlambat. Sus scrofa itu mengejar mereka. Kini mereka lari tunggang langgang menghindari kejaran babi hutan. Mereka melewati hamparan semak belukar yang cukup tinggi. Sungguh kacau.

“Yuna! Aktifkan gunakan energy shield milikmu!” perintah Clove pada Yuna.

“Mana bisa! Jam tanganku kan dirusak oleh Sky!” jawab Yuna sambil terus berlari pontang panting.

“Ya ampun! Aku lupa! Terus lari! Jangan sampai babi itu menyerudukmu!”

Yuna mencoba mencari sesuatu yang bisa ia temukan untuk melawan babi hutan itu.

Yuna menemukan potongan batang pohon yang tampaknya sudah rontok. Yuna segera mengambil kayu tersebut. Yuna membalikkan badannya. Ia memasang kuda – kuda untuk siap memukul kepala babi itu.

Kini posisi Yuna berhadapan dengan babi hutan. Yuna siap memukul kepala babi hutan itu. Babi hutan itu terus berlari ke arah Yuna. Ia bersiap menanduk Yuna.

“Bodoh! Dia bisa menyerangmu dengan taringnya!” teriak Clove.

Posisi Yuna dan babi hutan sangat dekat. Babi hutan itu meloncat ke arah Yuna. Yuna segera memukul kepala babi itu dengan keras. Batang pohon yang digunakan Yuna patah. Tampaknya Yuna terlalu keras memukulnya, atau memang batang itu sudah terlalu lapuk.

Babi hutan itu kini sempoyongan. Jalannya tidak beraturan. Tampaknya Yuna berhasil mengalahkannya.

“Kamu berhasil, Yuna!” Clove terlihat senang.

Babi itu tampak mulai sadarkan diri. Ia menggelengkan kepala. Mungkin pukulan Yuna hanya membuatnya pusing sesaat. Babi itu kembali mengejar mereka.

“KENAPA INI BABI GAK ADA TAKUT – TAKUTNYA SIH!!” teriak Yuna sambil terus berlari.

“Cepat kita memanjat pohon itu!” Clove menunjuk salah satu pohon yang cukup besar.

Mereka berdua segera berlari ke arah pohon yang ditunjuk Clove. Setelah jarak mereka sangat dekat, mereka melompat ke pohon itu dan segera memanjatnya. Babi itu menabrak pohon itu. Ia sempoyongan sesaat namun cepat kembali sadar. Babi itu menunggu Clove dan Yuna turun.

DORR! Terdengar suara tembakan. Tembakan itu mengenai kepala babi itu. Kini babi itu mati.

Clove dan Yuna mencari asal suara tembakan tersebut. Ia melihat seorang pria berdiri dari kejauhan. Orang tersebut mendekat. Dia adalah Sky!

“Gawat! Dia sedang membawa pistol! Kita akan dibunuh!” ujar Clove pada Yuna.

Yuna tampak tidak mendengarkan Clove. Ia hanya terdiam melihat Sky yang semakin mendekati mereka.

Kini Sky tepat berada di bawah mereka. Sky melihat Clove dan Yuna yang masih bergelantungan di atas pohon tadi.

“Turunlah, aku tidak berniat membunuh kalian,” ucap Sky.

Clove dan Yuna diam sesaat. Mereka akhirnya turun dari pohon tersebut. Sky tidak melakukan apapun. Ia benar – benar tidak berniat membunuh Clove dan Yuna. Suasana diam berada di tengah – tengah mereka. Yuna dan Sky saling bertatapan.

“Terima kasih sudah menolongku,” ucap Yuna. Ia masih mengingat bagaimana Sky mendorongnya saat diatas gedung.

Clove memandang Sky dengan tatapan dengan penuh kebencian. Perbuatannya pada Yuna tentu tidak dapat Clove lupakan.

“Ternyata kamu masih hidup. Aku kira kamu sudah mati,” Sky menatap Yuna sinis.

“Tidak, seperti yang kamu lihat. Aku masih hidup.”

“Bagus kalau begitu, apa kamu mau menjadi sekretarisku lagi?” Sky menawarkan.

Clove emosi mendengar tawaran Sky, “Berani sekali kamu mengatakan itu! Kamu lupa apa yang sudah kamu perbuat pada Yuna?!” Yuna menarik kerah baju Sky. Sky hanya tertawa melihat Clove marah.

Yuna hanya terdiam saja. Hal itu membuat Clove makin kesal. Bisa – bisanya Yuna tidak emosi melihat Sky. Padahal Sky sudah mencoba membunuh Yuna.

Lihat selengkapnya