“Jadi kamu sudah mengingat tugasmu?” tanya Zuna. Ia ingin diyakinkan bahwa Veda benar – benar ingat dengan tugasnya.
“Aku ingat Zuna. Aku ditugaskan untuk mencari diagram untuk mengendalikan virus ini.” jawab Veda tegas.
“Diagram? Diagram seperti apa? Mungkin aku bisa membantumu mencarinya.”
“Amulet yang bertuliskan diagram di dalamnya.”
“Jadi sebenarnya amulet atau diagram?” Zuna bingung.
“Sebuah amulet. Yang di dalamnya bergambar diagram,” Veda menjelaskan. “Sebuah diagram materai yang membuat penggunanya memiliki kuasa atas semua makhluk kecuali Malaikat Agung. Materai yang hanya bisa digunakan oleh orang yang terbekati untuk mendapatkan visi oleh malaikat dan diatasnya.”
Zuna berpikir sejenak. Ia tidak pernah mendengar ada amulet yang memiliki kekuatan sebesar itu. Tapi adalah hal yang wajar bila yang bisa menggunakannya adalah orang yang diberkati. Zuna mencoba menelusuri bentuk dari diagram tersebut.
“Bagaimana bentuk dari diagram tersebut?” tanya Zuna pada Veda.
“Diagram tersebut terdiri dari dua lingkaran, satu pentagram, dua heptagon, dan satu heptagram,” jawab Veda atas pertanyaan Zuna.
“Astaga, apa tidak terlalu rumit bentuk diagram itu? Aku pernah melihat diagram semacam itu. Tapi tidak serumit itu. Aku melihatnya di Clavicula Salomonis namanya Great Pentacle,” Zuna membalas, “Buku itu kira – kira ditulis sekitar abad ke-17. Entah. Bisa jadi buku itu sejenis pseudepigraphical.”
“Kurasa bukan itu diagram yang dimaksud, Zuna. Kurasa diagram yang dimaksud itu lebih lama dari abad ke-17,” Herrscher menyela kalimat Zuna.
“Bisa kamu jelaskan lebih rinci tentang diagram itu?” tanya Zuna pada Veda.
Veda menjelaskan secara detil bentuk diagram materai yang ia cari. Diagram tersebut bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan makhluk halus, juga bisa digunakan sebagai perangkap untuk iblis. Sekali saja iblis melangkah diatas diagram itu, maka dia tidak akan bisa bergerak.
Lingkaran luar pada diagram tersebut bertuliskan tujuh nama malaikat yang melambangkan planet, matahari, dan bulan. Mereka adalah Tahaaoth yang melambangkan Mars. Galaas yang melambangkan Saturnus. Gethog yang melambangkan Jupiter. Horlwn yang menggambarkan Matahari. Innon yang melambangkan Venus. Aaoth yang melambangkan Merkurius. Galethog yang melambangkan Bulan. Hanyalah mereka, Malaikat Terang yang mengerti kekuatan batiniah diatasnya.
Di dalam cincin luar, terdapat tujuh simbol huruf yang dibaca berlawanan arah dengan jarum jam. Susunan huruf tersebut membentuk kata Galethog dimana ‘th’ dituliskan dalm satu bentuk.
Di bagian heptagon terluar, bertuliskan tujuh malaikat yang berdiri di depan hadirat di atas mereka. Mereka juga melambangkan planet, matahari, dan bulan. Mereka adalah Zaphkiel yang menggambarkan Saturnus. Zadkiel yang menggambarkan Jupiter. Cumael yang menggambarkan Mars. Raphael yang menggambarkan Matahari. Haniel yang menggambarkan Venus. Michael yang menggambarkan Merkuri. Gabriel yang menggambarkan Bulan.
“Wow. Diagram itu mencakup nama – nama malaikat?” Yuri takjub dengan penjelasan Veda. Sebegitu rumitnya bentuk diagram tersebut.
“Itu masih di sisi luar, belum sampai ke dalamnya,” terang Veda. “Masih ada bagian di dalamnya.”
“Astaga! Masih ada lagi?!” Nadna terhenyak tidak percaya.
Veda melanjutkan penjelasannya. Bagian pusat dari diagram tersebut terdapat lima level selanjutnya, yang berdasarkan dari tujuh kisi – kisi huruf. Dimana hal itu dibaca dengan arah yang berbeda. Setiap huruf adalah nama dari roh planet yang ditulis secara zigzag. Nama roh itu antara lain Sabathiel sebagai Saturnus, Zedekieiel sebagai Jupiter, Madimiel sebagai Mars, Semeliel sebagai Matahari, Nogahel sebagai Venus, Corabiel sebagai Merkurius, dan Levanael sebagai Bulan.
Nama yang terdapat diantara heptagon luar dan heptagram adalah nama – nama yang tidak dikenal oleh para Malaikat. Dan tidak ada satupun manusia yang bisa mengucapkan ataupun membaca nama tersebut.
Nama yang terdapat pada titik heptagram adalah nama dari Putri – Putri Cahaya. Sedangkan nama dalam garis heptagram adalah nama Putra – Putra Cahya. Nama yang berada diantara dua heptagon pusat adalah nama putri – putri dari Para Putri dan putra – putra dari Para Putra.
Mereka tampak bingung dengan penjelasan Veda. Mereka kesulitan membayangkan wujud dari diagram yang dimaksud oleh Veda. Kepala mereka seakan – akan mau pecah.
Herrscher memperingati Nadna, “Nadna, jangan terlalu memaksakan diri untuk membayangkan diagram itu. Ingat janin di rahimmu.”
“Iya, iya. Aku hanya mencoba memahami bentuk diagram tersebut. Aku tak akan memaksakan diri. Kepalaku sudah pusing mendengarnya,” Nadna yang membaca pikiran Veda merasakan kebingungan.
Veda masih melanjutkan penjelasannya. Nama roh dari planet tersebut diulangi di sekitar pentagram yang berada di pusat diagram. Huruf – huruf tersebut tersebar diluar pentagram dan membentuk kata Sabathiel dengan huruf el dihilangkan. Untuk kelima roh lainnya berada dekat dengan pentagram. Huruf pertama dari kelima roh tersebut ditulis dalam segitiga ditengah pentagram. Nama Levanael berada di inti pentagram, mengelilingi salib dan simbol bumi.
Veda telah selesai menggambarkan bentuk dari diagram tersebut. Tampak mereka semua hanya bisa bengong melihat Veda. Yuri, RPA milik Veda tampaknya mulai sedikit error karena mencerna kalimat Veda.
Zuna sedikit paham dengan apa yang dikatakan Veda. Ia membaca pikiran Veda, namun tetap saja wujud diagram itu tidak tergambar secara jelas di benaknya. Sehingga ia juga menerka – nerka wujud dari diagram tersebut. Ia akan mencoba mencari di koleksi bukunya.
“Oke... Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?” tanya Herrscher kepada yang lain.
“Kamu harus membantuku menemukan diagram tersebut?” kata Veda pada Herrscher.
“Apakah tidak lebih baik kalau Herrscher tetap mencari antivirusnya?” usul Nadna.
“Percuma, virus itu tidak akan bisa kalian selesaikan dengan antivirus,” kata Veda.
Nadna berkilah bahwa Herrscher bisa melakukan hal itu. Ia memberikan bukti bahwa Herrscher bisa menemukan antivirus untuk Virus SV. Nadna yakin kalau Herrscher bisa menemukan antivirus untuk Virus DV.
“Percuma Nadna,” Herrscher mencoba berbicara pada Nadna. “Sampai sekarang aku belum bisa menemukan antivirus untuk Virus DV. Aku hanya bisa mengurangi efek dari antivirus tersebut. Virus itu tetap ada di tubuhmu. Dia hanya tidak bisa berkembang. Setiap malam aku menyuntikmu dengan antivirusku tanpa sepengetahuanmu.”
“Bagaimana mungkin aku tidak merasakan sakit saat disuntik?” Nadna terkejut.
Herrscher menjelaskan pada Nadna, bahwa dia memiliki alat khusus yang bisa membuat orang tidak merasakan rasa sakit. Alat itu bisa merekayasa dorsal posterior insula pada otak. Alat berupa katoda yang ditempel pada pelipis kepala.
“Itulah alasan kenapa kamu tidak merasakan lagi gejala virus tersebut,” Herrscher selesai menjelaskan, “Lalu kemana kita mulai mencari amulet itu?” tanya Herrscher pada Veda.
“Kita harus ke Gunung Licht. Disanalah letak amulet tersebut.” Jawab Veda.
“Gunung Licht?! Itu gunung suci yang biasa digunakan untuk berdoa dan bermeditasi. Kamu tidak salah menyebut gunung?” Herrscher kaget.
“Lebih tepatnya itu bukan gunung. Itu adalah piramida yang dibuat sejak 28000SM. Itu adalah sebuah situs megalitik.”
“Piramida?!” Herrscher kembali kaget.
“Benar, piramida yang sengaja ditimbun oleh tanah, dibuat seperti itu agar tidak ada orang yang mengusik piramida tersebut. Didalamnya terdapat struktur kuno yang memiliki pondasi berakar dan sangat dalam. Piramida yang dibangun dalam waktu yang tidak singkat. Turun temurun,” Veda menjelaskan.
Tampaknya dengan Veda melalui fase awakening, ia bisa memberitahu rahasia alam yang dahulu pernah ada namun terlupakan oleh manusia di jaman sekarang.