Herrscher

Dark Specialist
Chapter #37

BAB 37 SAJARAH

Di ruang kerja Zuna. Pasada dan Zuna bercakap – cakap. Mereka membahas masa lalu.

“Sudah kuduga...”

Pasada menceritakan Nadna yang berada di jamannya, namanya Tungga. Ia menggantikan Raja sebelumnya yang juga merupakan anaknya, namanya Gara. Gara adalah hasil perkawinannya dengan salah satu istrinya. Gara sangat mirip dengan Sky di masa kini. Setelah Pasada mati, Gara naik tahta saat usianya masih sangat muda.

Kepribadian Gara sangat penuh dengan amoral. Sama seperti Sky dimasa kini. Ia juga sangat lemah sebagai penguasa. Kepribadiannya yang jahat membuat ia tidak disukai banyak orang. Sehingga banyak pemberontakan yang timbul di masanya. Hingga akhirnya Gara mati tanpa meninggalkan keturunan.

Pasada tidak memiliki keturunan laki – laki selain Gara. Tahta kerajaan tersebut kemudian dialihkan kepada istri Pasada yang masih hidup. Namanya Patni. Saat itu, seluruh istri Pasada lainnya sudah meninggal. Hanyalah Patni yang menyisakan garis keturunan Pasada.

Sayangnya, saat itu Patni sudah mengundurkan diri dari kehidupan duniawi. Ia sudah menjadi pendeta atau biksu. Lalu Patni mengangkat putrinya, Tungga, untuk menggantikan dirinya menjadi pemimpin kerajaan Nusva. Tungga menerima tahta itu demi baktinya kepada sang ibunda. Tungga tidak pernah berpikir kalau ia akan naik tahta. Ia hanya mematuhi titah sang ibu.

Dibawah kepemimpinan Tungga, wilayah Kerajaan Nusva semakin besar. Perluasan wilayah Kerajaan Nusva menuju ke segala arah. Ia melakukan ekspansi besar – besaran. Tungga berhasil menaklukkan kerajaan – kerajaan lain. Bahkan ia bisa menaklukkan sisa – sisa kerajaan terbesar yang pernah ada di jamannya.

Tungga menikah dengan salah satu keturunan bangsawan. Hingga akhirnya Tungga memiliki anak. Namanya Jasa. Kelahiran Jasa bersamaan dengan gempa bumi dan letusan gunung api. Itu dianggap sebagai pertanda bahwa anak tersebut akan sangat berjasa dan menjadi raja yang besar.

Beberapa tahun sesudah kematian ibunya, Patni. Tungga akhirnya mengundurkan diri sebagai raja. Ia menyerahkan tahta kerajaan pada anaknya. Selanjutnya Tungga bergabung dengan dewan pertimbangan agung yang beranggotakan keluarga kerajaan.

Tungga merasa masa bakti kepada ibunya telah selesai. Ia telah menunaikan amanat sang ibunda. Ia merasa tidak berhak lagi menjadi pemimpin. Walaupun saat itu Kerajaan Nusva sedang merintis untuk menjadi kerajaan yang penuh digdaya.

Jasa, anak dari Tungga, membawa Kerajaan Nusva pada puncak kejayaan. Tungga mendampingi Jasa dalam mengelola pemerintah. Bimbingan Tungga membawa Jasa dapat meneruskan obsesi penaklukan wilayah.

“Aku terkesan dengan ceritamu, Pasada,” Zuna terkesima mendengar cerita sejarah langsung dari sumbernya, Pasada.

“Seperti itulah kisah kerajaanku, terlalu panjang untuk kuceritakan,” ucap Pasada.

“Kalau benar Nadna adalah reinkarnasi Tungga, anakmu, berarti dia akan mempunyai anak yang akan membawa negeri ini pada puncak kejayaan,” kata Zuna seraya duduk di kursinya.

“Aku berharap seperti itu. Kurasa Nadna tertarik dengan orang yang bersamanya kemarin, dia sangat cocok dengan Nadna.”

“Mereka memang sangat cocok. Bahkan saat ini Nadna mengandung anak darinya.”

Pasada terkejut, “Nadna hamil?”

“Ya. Ia mengandung anak Herrscher. Aku tidak tahu sejak kapan Nadna hamil.”

“Oh, Herrscher toh namanya. Aku kira Nadna belum menikah,” Pasada terheran.

“Nadna memang belum menikah. Ia melaluinya tanpa proses pernikahan,” jelas Zuna

“Kebudayaan sekarang memang berubah jauh dari jamanku,” Pasada menggelengkan kepalanya, “Semoga Nadna benar – benar seperti pendahulunya,” Pasada menyatakan harapannya.

“Aku juga berharap demikian. L' histoire c'est repete,” tiba – tiba kalimat itu terlontar dari mulut Zuna.

Pasada meminta ijin pada Zuna. Sekarang dia hidup bebas akibat kematian Sky. Pasada tidak lagi terikat pada keturunannya. Dia berpesan pada Zuna untuk menyampaikan salamnya pada Nadna. Zuna menyanggupi hal itu. Zuna juga mengatakan bahwa dia akan meminta Yuri untuk membimbing jiwa Sky yang telah tiada.

---------------------------

Di Gunung Licht, gunung yang dikatakan oleh Veda. Gunung dimana terdapat amulet yang sedang mereka cari. Herrscher dan Veda sudah tiba di gunung tersebut. Hanya hamparan batu – batu kotak menghiasi permukaan gunung tersebut. Situs megalitikum.

“Situs ini adalah situs yang tertua, yang pernah ditemukan oleh manusia. Bayangkan mereka membuat situs ini di waktu ribuan tahun yang lalu. Tidak menggunakan teknologi yang secanggih sekarang. Tentu ini adalah teknologi yang sangat maju dijamannya,” terang Veda.

“Hm... Apakah situs ini dibuat dari tumpukan batu – batuan besar?” tanya Herrscher.

“Kamu benar, Herrscher. Situs ini terbuat dari batu – batuan besar yang disusun menumpuk berbentuk persegi yang disusun bertingkat – tingkat dengan desain yang rumit,” jawab Veda.

“Aku jadi penasaran dengan teknologi yang mereka gunakan untuk membangun situs ini,” Herrscher mulai memegang dagunya.

Situs tersebut berbentuk susunan batu besar yang mencapai 885 meter diatas permukaan laut. Herrscher melihat batu tersebut membentuk susunan, dimana memerlukan rancangan yang tepat agar susunan batu tersebut dapat membentuk bangunan yang rumit. Muncul pertanyaan dikepala Herrscher tentang bagaimana cara mengangkut batu – batu sebesar itu ke atas bukit.

“Sepertinya aku harus meneliti sendiri. Akan kucoba melakukan penanggalan karbon untuk mengetahui usia situs ini,” lanjut Herrscher.

“Penanggalan karbon ya...”  Veda berdeham.

“Benar, metode untuk menentukan usia suatu objek yang mengandung materi organik dengan memanfaatkan sifat radiokarbon. Isotop radioaktif dari karbon. Jumlah C-14 yang terkandung akan berkurang karena mengalami peluruhan radioaktif,” Herrscher menjelaskan.

Herrscher mencoba menganalisis batu – batuan tersebut. Ia mengeluarkan device miliknya. Ia tertarik dengan bahan perekat antar batu tersebut. Herrscher mengeluarkan kabel lalu menghubungkan ke devicenya. Ia menempelkan kabel tersebut pada lapisan perekat batu tersebut. Lapisan perekat batu tersebut terdiri dari campuran silika, besi, dan tanah liat.

“Wow, kandungan besinya mencapai 45%!” Herrscher melihat hasil di devicenya.

“Bagaimana? Kau takjub bukan?” Veda bertanya.

Herrscher hanya mengangguk. Ia terkesima dengan penemuan itu. Tiba – tiba device miliknya mendeteksi adanya energi magnetik di sekitar gunung itu, “Ada apa ini? Energi magnetik?” Herrscher keheranan.

Lihat selengkapnya