Herrscher

Dark Specialist
Chapter #38

BAB 38 SLUTT

“Code Hezkiel” terdengar suara dari telepon.

“Code Versys.”

“Tugasmu sudah selesai. Sky sudah mati. Kamu bisa beristirahat untuk sekarang.”

“Lalu selanjutnya?”

“Tetap berjaga – jaga. Ingat statusmu. Pemerintah tidak akan mengakuimu bila kamu melakukan kesalahan. Beruntung kematian Sky bukan karena hasil kerjamu. Posisimu lebih ringan sekarang. Kamu aman. Kami akan mengirimmu ke negara lain. Identitasmu akan diubah disana. Siap – siap saja bila ada tugas datang mendadak.”

“Baik”

Suara telepon pun berhenti.

---------------------------

Berita terkini, CEO sekaligus pemilik perusahaan Sky Group ditemukan meninggal di rumahnya. Korban ditemukan berlumuran darah bersama jenazah sekretarisnya, Yuna. Hasil dari penyelidikan polisi, tidak ditemukan luka pada tubuh Sky. Berdasarkan hasil forensik ditemukan virus di dalam tubuh Sky. Polisi menyimpulkan bahwa Sky mati karena virus.

Sedangkan sekretarisnya, ditemukan luka tembak diseluruh tubuh. Darah mengering disekitar tubuhnya. Diperkirakan darah tersebut adalah hanya darah Yuna. Belum ditemukan senjata yang digunakan untuk membunuh Yuna. Polisi masih menyelidiki kasus ini.

Jasad mereka ditemukan oleh salah satu pembantu Sky. Ia curiga karena Sky tidak keluar dari ruangan tersebut selama beberapa hari. Ia memaksa mendobrak pintu ruang tersebut dan menemukan jasad Sky beserta sekretarisnya.

Untuk berita tentang virus. Kali ini pemerintah hanya fokus pada Virus DV, sejak ditemukannya antivirus untuk Virus SV oleh Aliansi Supra. Hingga kini total korban mencapai 4.415.748.873 jiwa. Virus ini masih menjadi momok saat ini. Aliansi Supra belum menemukan antivirus untuk virus ini. Pemerintah masih gencar untuk menemukan vaksin atau antivirus tersebut.

Clove mendengar berita tersebut. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya telah mati. Ia teringat kejadian terakhir dimana ia dikejar macan bersama Yuna. Clove menitikan air mata.

---------------------------

Herrscher dan Veda telah tiba di Abris Sous Roche. Tempat dimana amulet itu tersimpan. Mereka memasuki gua tersebut. Kelihatannya cukup dalam dan menurun. Herrscher mengira gua tersebut dangkal. Gua tersebut layaknya gua – gua kuno berhiaskan rock art. Terdapat banyak gambar cap tangan dan seperti gambar binatang di dindingnya. Semua gambar itu seakan menjadi awal terciptanya pictographs

“Kau bisa menjelaskanku arti dari gambar ini, bukan?” Herrscher bertanya pada Veda.

“Tentu, gambar cap tangan tersebut menandakan di jaman ini sudah ada tradisi ritual. Lagipula ini adalah awal manusia mulai mengerti soal seni,” Veda menjelaskan, “Gambar hewan yang kamu lihat tersebut menandakan kalau hewan tersebut adalah makanan mereka saat itu. Sedangkan yang kamu lihat di langit – langit, itu adalah hewan yang biasanya mereka gunakan sebagai persembahan. Hewan yang berada di langit – langit tersebut, tidak mereka jadikan bahan makanan.”

Herrscher hanya mengangguk. Sebenarnya dia sudah tahu, ia hanya ingin mengetes kemampuan inteligensia Veda. Herrscher ingin mengetahui sejauh apa awakening Veda saat ini.

“Mau sejauh mana kita menelusuri gua ini. Kau sudah ingat dengan lokasinya?” Herrscher kembali bertanya. Ia merasa Veda hanya berjalan tanpa arah.

Veda tidak menjawabnya. Ia tahu kalau bila ia menjawab, Herrscher akan bertanya lebih lanjut dan tidak akan berhenti mengoceh. Ia terus saja berjalan tanpa mempedulikan Herrscher. Herrscher yang memang pada dasarnya malas, mulai melambatkan lajunya. Ia akan rajin bila ia menemukan sesuatu yang membuatnya tertarik. Selama hal itu tidak membuatnya tertarik, ia akan meninggalkannya. Kini ia melihat sekitar gua tersebut, mungkin ada sesuatu yang membuatnya tertarik. Ia terlalu bosan saat ini.

“Andai saja aku tahu, seperti apa diagram yang kamu maksud. Tentu aku bisa membuat replikanya, mInimal menjadi sejenis prototype. Jadi kita tidak perlu susah – susah mencari kesini.” cuap Herrscher namun tidak Veda dengar. Veda sangat cuek.

“Kau tahu, Herrscher?” tiba – tiba Veda berkata.

Herrscher terhenyak sesaat. Ia tidak menyangka Veda tiba – tiba bertanya padanya.

Veda melanjutkan kalimatnya. “Kau tidak menyadari dirimu yang lain. Ada sosok lain pada dirimu. Sama sepertiku. Tapi terkadang dia tidak muncul ke permukaan karena dia juga bukan bawah sadarmu. Dia tidak perlu dibangkitkan, karena dia sudah bangkit. Hanya saja ia bersembunyi dalam fisikmu.”

“Maksudmu alter ego, eh bukan, maksudmu kepribadian ganda?” Herrscher meralat.

“Ah, aku kesulitan mengatur bahasa agar kamu paham. Dia bukan identitas seperti itu. Dia memang personal tersendiri. Dia adalah entitas lain, tapi dia menggunakan fisikmu. Kamu tidak menyadarinya saat ini. Dia menggunakanmu dan menguasai tubuhmu. Dia adalah kamu, dan kamu di dalam dia.”

Herrscher masih menerka maksud Veda. Kalimat tersebut terlalu membingungkan, “Bukankah itu seperti kepribadian ganda? Dimana aku tidak sadar, ketika identitasku yang lain, mengambil alih tubuhku,” Herrscher menggaruk kepalanya.

“Sudah kubilang. Dia bukan identitas, tetapi entitas.”

“Aku masih tidak paham maksudmu. Mungkin kamu bisa menjelaskan lebih detil.”

Veda tidak lagi melanjutkan kalimatnya. Ia tahu bahwa dia sedang bersembunyi di dalam Herrscher. Hanya kejadian di depan yang bisa membuat Herrscher paham maksud perkataannya.

“Lebih baik kita melanjutkan perjalan kita. Kamu akan paham nantinya. Kamu yang saat ini terlalu menggunakan keilmuanmu untuk menyelesaikan segala sesuatu.”

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, mencari amulet.

---------------------------

Yuri telah selesai menunaikan permintaan Pasada. Membawa Sky pada alam ketenangan. Kini ia kembali ke dunianya. Kembali ke fisiknya. Tubuhnya kembali bercahaya. Cahayanya kembali mengikuti tali perak miliknya. Kini telah sampailah dia pada tubuh fisiknya.

“Kau sudah selesai mengantarkan Sky?” tanya Zuna.

Tubuh fisik Yuri sedang berada di kantor Zuna, “Sudah, seperti yang kamu minta. Sekarang jiwa Sky sudah di alam ketenangan.”

“Baguslah kalau begitu,” Zuna mengangguk senang.

Yuri melihat Nadna berada di ruangan itu, “Loh, Nadna? Sejak kapan kamu kesini?” Yuri mendekati Nadna. Tangannya mengelus halus perut Nadna.

Lihat selengkapnya