Hexamon : The Beginning

M Riyan Ardiansyah
Chapter #1

PROLOG

- Inggris, 2068

Berlatarkan pada masa di mana berbagai media komunikasi serta teknologi telah berkembang sangat pesat, tak lain dan tak bukan ialah 'masa depan'. Dalam sebuah ruangan di mana konferensi meja bundar di selenggarakan, seluruh Ilmuwan tersohor berkumpul dalam satu ruangan, sekitar 33 Ilmuwan cerdas bergelar Professor berunding untuk membahas sebuah proyek penelitian yang memungkinkan nanti setelah perilisannya dapat membuat dunia takjub atas keberhasilannya. Lalu apa yang akan di ciptakan oleh sekumpulan ilmuwan cerdas ini ?.

Setiap orang mengusulkan ide, gagasan beserta dengan konsep yang di milikinya masing-masing. Namun, banyak pertimbangan yang dapat menimbulkan terjadinya pro dan kontra antar sesama Professor. Di karenakan tak cukup bila hanya dalam satu kali pertemuan, akhirnya mereka tiba di pertemuan terakhir pada Minggu ke empat. Setelah salah seorang Professor selesai mempresentasikan ide beserta gagasan miliknya, di lanjut oleh sepasang Professor yang melangkah bersamaan ke depan untuk mempresentasikan juga ide, gagasan beserta konsep yang telah mereka rancang sematang mungkin, mereka berdua di kenal sebagai Professor 'Alfa' dan Professor 'Beta'. Presentasi sedang berlangsung, ide awal gagasan ini adalah hasil pemikiran dari Professor 'Beta', Professor 'Alfa' selaku sahabat sekaligus rekannya sangat mendukung dan membantunya untuk merealisasikan proyeknya tersebut. Setelah presentasi selesai, ternyata cukup banyak pihak 'pro' yang mendukung untuk terealisasinya proyek yang di gagas oleh Professor 'Alfa' dan 'Beta'.

Akhirnya, setelah sekitar 80% Professor yang berada di sana menyetujuinya, maka mereka semua sepakat sehingga proyek tersebut siap di garap secara besar-besaran oleh seluruh Professor yang berada di sana. Sampai suatu ketika, saat malam hari tiba, Professor 'Alfa' terlibat cekcok dengan Professor 'Beta'.

"Kenapa kita harus susah payah membuat mereka untuk bisa se-interaktif mungkin ? Bukankah pada dasarnya, mereka ini di maksudkan hanya sebagai karakter Avatar untuk permainan 'Battle Arena' ini ?" Ujar Professor 'Beta' memaparkan argumennya.

"Tapi akan lebih baik kalau mereka bisa saling mengerti antar satu sama lain, sehingga mereka dapat menjalin sebuah ikatan batin yang kuat sesama rekan" Balas Professor 'Alfa' pun memaparkan argumennya juga.

"Entahlah apa yang kau pikirkan, menurutku biarkanlah mereka hanya besi robot Avatar berkarakter, yang hanya mengerti intruksi dari penggunanya tanpa harus memiliki hati ataupun perasaan " Professor 'Beta' kekeh dengan keinginannya.

"Kalau seperti itu, apa bedanya dengan robot seperti biasanya ?" Perdebatan semakin memanas antar keduanya.

Karena tak ingin berlarut dalam perdebatan yang semakin memanas. Esoknya, mereka sepakat untuk menggunakan sistem pemungutan suara, yang juga akan melibatkan Professor yang lainnya, hanya sekitar 11 suara yang mendukung argumentasi dari Professor 'Beta', secara otomatis suara di menangkan oleh Professor 'Alfa'.

Membutuhkan waktu yang cukup lama supaya proyek tersebut dapat terealisasi, banyak kegagalan yang di alami oleh para Professor semasa dalam prosesnya, hingga akhirnya kita semua sampai pada ...

Lihat selengkapnya