Hey Friend, Let's Not Fallin' In Love

Rie
Chapter #13

Bab 13. Tentang Askara

Sudah dua hari sejak Askara mendapatkan perawatan di Rumah sakit. Kondisinya sudah mulai membaik, meski memar biru masih menghiasi beberapa bagian tubuhnya. Pemuda itu sebenarnya memaksa agar ia dipulangkan saja, tetapi dokter Yusuf melarangnya. Dan juga, selama dua hari ini Laras tidak berhasil menemukan informasi apapun tentang Askara dan keluarganya.

Ia sempat pergi ke FK dan menanyakan soal Askara pada beberapa orang, namun hasilnya nihil. Tak banyak yang tahu tentang jati diri Askara karena rumor jelek tentangnya. Tak ada yang benar-benar tahu di mana pemuda itu tinggal selama ini. Laras tidak bisa meminta bantuan Pradipta atau Wanda karena sampai sekarang ia masih belum mengatakan kejadian yang sebenarnya pada mereka.

"Kamu nih, udah dua hari nggak mau pulang bareng. Kamu ada tugas kelompok?"

Siang itu Pradipta memutuskan untuk menemui Laras di sela jam kosongnya, karena gadis itu tampak sibuk belakangan ini sehingga waktu mereka bersama berkurang.

"Eh, nggak, kok. Aku cuma ada persiapan buat magang bulan depan, kan? Bukannya kamu juga?" kilahnya sedikit berbohong pada Pradipta. Agak tidak nyaman sebenarnya, mengingat ia tak pernah membohongi Pradipta dalam hal apapun selama ini. Hanya saja, kali ini ia merasa Dipta belum saatnya tahu soal Askara.

"Iya, tapi aku nggak sesibuk kamu. Udah diurus sama anak-anak yang lain. Nanti pulang bareng, ya?"

"Aku selesai sore banget, kan kamu jam 3 udah selesai. Nanti lama nungguin aku."

"Selama ini emang aku nggak pernah ngelakuin itu?"

Ĺaras terdiam, sulit untuk menghindar dari Pradipta. Karena memang mereka selalu menghabiskan hari bersama, saling menunggu tak masalah berapa jam yang dihabiskan. Selama ini mereka selalu di ruang waktu yang sama.

"Kamu nggak sedang menyembunyikan sesuatu dari aku, kan?"

Mendongak pelan kepala Laras menggeleng, merasa bersalah karena berbohong. Sungguh, ia tidak tahu kenapa harus berbuat sejauh ini tentang situasi Askara.

"Ya udah, nggak usah sedih gitu ekspresinya. Aku percaya kok."

Senyuman hangat yang diberikan Pradipta membuat Laras merasa semakin bersalah. Membuatnya menghambur dalam peluk Pradipta.

"Maafin aku, ya. Tunggu sampai aku udah nggak sibuk lagi, kita bisa sama-sama lagi."

Pradipta terkekeh, membalas peluk Laras. Tangan kanannya terangkat untuk mengelus kepala Laras. Untung saja area taman dekat perpustakaan tempat mereka berada sekarang, cukup sepi. Hingga pelukan resah mereka siang itu tak menjadi pusat perhatian.

"Nanti beneran nggak bisa pulang bareng?"

"Hari ini nggak bisa, Dipta. Maaf."

"Iya, nggak apa-apa. Pokoknya kalau kamu butuh bantuan, kamu harus bilang. Oke?"

Laras mengangguk. Kemudian setelah melepas pelukan, Pradipta kembali ke kelasnya. Gadis itu menatap kepergian Pradipta dengan sedih dan kecewa.

Maaf, ya. Dipta.

Aku hanya nggak mau kamu khawatir.

Lihat selengkapnya