Hi... Bye (Dystopia)

tavisha
Chapter #16

Masa Lalu

Suasana hatiku hari ini benar-benar baik kali ini, Hans saja tidak percaya dengan perubahanku yang seketika menyambutnya lebih hangat dan peduli padanya kali ini. Dia bertanya-tanya apa yang merubah ku dalam semalam sampai-sampai aku bisa berubah lebih dari seratus delepan puluh derajat dari sebelumnya. Ku pikir keadaan rumah dan rasa penasaranku dengan banyak hal yang ku temui kemarin yang mengubahku dalam semalam, aku tidak tahu apa yang pasti. Hanya saja, hariku lebih baik hari ini. 

Aku sendiri merasakan ada perubahan dari dalam dirku hari ini, aku yang lebih semangat dan lebih banyak tersenyum. Saat makan siang pun aku menikmati duduk bertiga sambil mengobrol dengan Hans yang biasanya ku acuhkan saat dia menghampiriku dengan Karina di gazebo taman di pojokan yang agak sepi. 

"Kau baru bertemu hantu jenis apa, kemarin?" tanya Hans yang mengigit ayam berbumbunya sambil menatapku yang terlihat bahagia menceritakan kejadian saat pelayanan tamu di stand kelas barusan. 

"Banyak sekali hantu yang ku temui kemarin, tapi yang paling mengerikan, kemarin malam aku melihat cahaya berwana hijau dan membawaku ke ruang penyimpanan di dekat student center," laporku seakan-akan aku sudah begitu akrab dengannya. 

"Cahaya hijau?" tanya Karina dan Hans serempak. 

"Eh, sebentar," sergah Karina. "Kemarin malam kau kemari?" 

Aku menggangguk, "Hans tidak memberitahumu?" 

Karina menggeleng, Hans pura-pura tidak tahu. "Setidaknya kau menemuiku kemarin." 

Aku mengiyakan dan meminta maaf, kemudian melanjutkan ceritaku. "Sorry, aku tidak berniat menganggu kalian kemarin, akhirnya aku kena karma. Aku dengar suara radio di ruangan itu!" 

"Seperti kemarin siang?" tanya Karina di sambut anggukanku lagi. 

"Lalu apa yang terjadi?" Hans semakin penasaran. 

"Aku menemukan radio menyala tanpa kabelnya terhubungke stop kontak!" 

"Halah ..." ujar Karina dan Hans bersamaan, meremehkan. 

"Banyak sekali radio portabel sekarang. Aish ... kau tidak cocok bercerita horor," ujar Karina sebelum meneguk air dingin dari botolnya. Hans ikutan menyetujui apa yang Karina ucapkan. 

"Aku punya cerita horor yang lebih menyeramkan," lanjut Hans, aku dan Karina sudah siap mendengarkan. "Kalian tahu danau tidak jauh dari panti asuhan itu?" 

"Aku sering kesana," akuku. 

"Dulu, ada seorang profesor muda yang sedang melakukan penelitian di sana, konon katanya dia sedang membuat sesuatu yang akan mengemparkan dunia. Sayangnya saat di tengah risetnya, dia hilang secara misterius. Suatu pagi mobilnya di temukan tengelam ke danau tapi dia sama sekali di temukan di sana. Tidak ada jejak sama sekali yang tertinggal melainkan hanya jejak ban mobil. Banyak penyelam yang ikut membantu tapi hasilnya nihil dan menyerah padahal belum sehari pencarian. Bahkan alat-alat cangih yang digunakan dalam pencarian mendadak rusak saat melakukan proses pencarian. Banyak sekali orang yang datang kesana sering melihat sesosok lingkaran misterius di tepi danau, kadang juga banyak yang melihat hantu profesor itu bolak balik dengan wajah yang sangat pucat, berjalan dengan pandangan kosong. tidak lama kemudian dia lenyap. Konon katanya lingkaran itu yang mengisap si profesor untuk di jadikan tumbal di danau itu!" Hans berhenti untuk menarik napas. 

"Aish ...." Gantian, aku dan Karina lagi yang meremehkan ceritanya. 

"Kau mengarang cerita darimana?" protesku. 

"Aku dengar orang-orang tua bercerita." 

"Aku sudah sering bolak-balik ke danau itu bahkan berkemah di sana, tapi tidak pernah lihat satu haripun aku melihat hantu Profesor itu disana ... lagi pula, Nana dan anak-anak panti tidak pernah bercerita seperti itu. Aku juga tidak pernah dengar ada kecelakaan di sana," sambungku.

Lihat selengkapnya