Apa yang ku pikirkan sudah pasti tidak akan sama dengan apa yang di pikirkan orang lain. Perasaan yang tadi pagi cerah tidak akan selalu menggiring perasaan yang sama sampai senja nanti. Siapa yang tidak berharap akan cerah, langit kupikir pun demikian. Tidak ada yang pasti dan menetap lebih lama, layaknya cuaca. Ku pikir tenangnya rumahku hari ini akan membuat ketenangan bagi diriku juga, ternyata itu tidak berpengaruh sama sekali dengan keadaanku.
Saat aku pulang tadi, lebih cepat dari anak-anak di sekolahku, aku menemukan ibu dan ayah tiriku sedang nonton berdua di ruang televisi. Ibu berbaring sambil memakan kudapan yang dia bawa dari luar daerah, sedangkan ayah berada di depannya, duduk bersadar di sofa yang tiduri ibu, sama-sama menonton channel televisi yang sama. Aku tidak tahu apa yang mengubah mereka seharian ini. Apakah salah satu dari mereka sudah bertobat dan memutuskan untuk berdamai, atau mereka segaja terlihat baik-baik saja hanya di depanku hari ini?
Hari ini mereka terlihat seperti orang tua pada umumnya, berbeda dengan hari biasa yang selalu bertengkar seperti pasangan remaja yang baru saja berpacaran. Hari ini juga tidak seperti biasanya aku tidak mencium bau alkohol ataupun sekedar melihat botol alkohol bertengger di meja. Aku penuh rasa bersyukur hari ini, meskipun hari ini aku tampak begitu lemah karena tidak bisa mengatasi sedikit bebanku.
Ada sedikit beban yang lepas hari ini, ya setidaknya aku bisa melepaskannya perlahan demi perlahan. Hal yang tidak pernah ku beritahukan kepada siapapun, bahkan saat jaksa dan polisi menanyakan kronologi kejadian beberapa tahun lalu. Sekarang aku malah membuat kedua sahabatku menanggung hal yang seharusnya mereka tidak perlu tahu.
Aku masih ingat sangat jelas bagaimana kronologi pembunuhan beberapa tahun lalu.
Aku masih ingat seorang ibu yang meninggal terbunuh itu, sempat menatapku dan memberiku isyarat agar tidak bersuara~ Jika saja hujan berhenti di hari itu mungkin aku tidak akan tersesat sampai di belakang rumah mewah itu.
Rumah mewah yang letaknya di kaki bukit tidak begitu jauh dari panti. Jika saja aku tidak bersikeras untuk kemah sendiri di bukit mungkin aku tidak akan melihat kejadian itu.
Waktu itu hujan turun sangat deras, dan itu tidak memungkinkanku untuk berkemah lebih lama di bukit hari itu. Angin juga sangat kencang, padahal ayah tiriku sudah memperingatkanku untuk tidak berkemah sendiri. Hari belum sepenuhnya gelap, hanya saja gelap karena cuaca yang sangat buruk. Ku rasa hari itu menjelang sore, aku tidak ingat sepenuhnya jam berapa saat itu. Saat itu aku tidak bisa melalui jalur utama saat aku naik ke bukit karena terjadi longsor, jadi aku memutar arah untuk kembali pulang melaui arah lain dan berakhir aku di perkebunan terbuka milik seorang yang mempunyai rumah mewah satu-satunya di daerah itu, tidak begitu jauh dari panti asuhan dan juga arah rumahku jika memutar arah yang bukan jalur utama.
Rumah itu begitu besar dan mempunyai jendela-jendela yang besar juga. meskipun berpagar tinggi, dari kaki bukit aku bisa melihat halaman dan bagian dalam rumah yang paling tengah. Aku bisa melihat kaki-kaki tangga dan beberapa vas bunga yang sangat besar yang berada di dalamnya, meskipun aku berada di kaki bukit. Sayangnya waktu itu mataku menangkap sesuatu yang ganjil. Aku melihat dua orang berpostur sangat tinggi berpakaian serba hitam yang menutupi wajah mereka, sedang memukul dan menendang-nendang seorang pria sekitar tiga atau empat puluhan yang sudah terbaring di lantai. Aku tidak tahu apakah pria yang terbaring itu sudah tidak bernyawa atau tidak, yang pasti aku tidak melihat ada pergerakan lagi darinya.
Meskipun di umur yang sangat muda aku berani menjelajah ke alam sendirian, bagaimanapun juga aku tidak bisa dengan kuat melihat kejadian itu dan berani untuk menolong. Aku terpaku di tempat. Cukup lama aku memberanikan diri untuk mendekat ke pagar, menyembunyikan tas carrier di semak-semak mengambil beberapa benda seperti pisau lipat dan walky talky yang kupasangkan earphone untuk berjaga-jaga dan masuk secara diam-diam dari pintu bagian belakang yang saat itu tidak terkunci.