Hari itu, Panti Asuhan Peninggalan Nana mengadakan acara pembukaan kapsul waktu sebagai perayaan sepuluh tahunan. Ruangan panti dipenuhi oleh kerumunan yang bersemangat, anak-anak berlarian, sementara para orang dewasa berbincang dengan riang. Di antara keramaian, Stephanie, yang baru saja menghadiri upacara peringatan kematian Nenek dari ayah sambungnya, memutuskan untuk mampir ke panti. Meskipun hatinya masih berat, ia merasa perlu mencari sedikit hiburan dalam suasana hangat itu.
Saat memasuki aula panti, ia merasa getaran nostalgia. Semua kenangan indah bersama Nana, yang pernah menjadi sukarelawan di sini, berdesir dalam pikirannya. Stephanie tersenyum, mengenang bagaimana Nana selalu bersemangat dalam kegiatan yang dilaksanakan di panti dan bagaimana banyak anak-anak yang penuh semangat menemani hari-harinya.
Tiba-tiba, salah satu staf panti berlari ke arahnya, wajahnya terlihat penuh harap dan sedikit cemas. "Stephanie, kami menemukan sesuatu di kapsul waktu," katanya, napasnya terengah-engah. "Ada surat di dalamnya. Dan sepertinya, surat ini ditujukan untukmu."
Dengan rasa ingin tahu dan sedikit ragu, Stephanie mengikuti staff itu ke meja di mana barang-barang kapsul waktu diletakkan. Dalam suasana hening, staf itu memberikan sebuah surat yang tampak sudah menguning, terlipat rapi dan diikat dengan tali dan terbalut plastik. Di dalamnya juga ada sebuah kalung dengan mata bulan sabit.
Stephanie membuka surat itu dengan hati-hati, aroma kertas tua menyebar memenuhi udara. Tulisan tangan Aries yang indah langsung mengingatkannya pada semua momen berharga yang mereka habiskan bersama.