Hi... Bye (We are Lost)

tavisha
Chapter #25

Beban bertemu denganmu kembali

Apa aku sudah tertipu selama ini? atau dia hanya sedang bermain-main denganku?

Di depan pintu sudah tertempel catatan dengan daftar pekerjaan yang harus ku kerjakan. Aku tidak menyangka bahwa aku harus bekerja keras seperti ini untuk bertemu dengan seseorang yang berpengaruh dalam hidupku. 

Baru saja aku membuka pintu sedikit, aku ternggangga, Terlebih saat memasuki kamar Aries. Alunan piano yang sedang ia mainkan sama sekali tidak mendukung latar belakang ekspresi yang sedang terbentuk di wajahku.

Kamar ini berubah seratus delapan puluh derajat dari apa yang ku temui kemarin saat dia terbaring lemah di kamar ini. Aku bertanya-tanya, yang mana kepribadian Aries sebenarnya?

Kupelajari sejenak apa-apa yang harus ku bereskan di kamar ini dari catatan tadi;

~DAFTAR KERJA~

Pertama: Mencuci baju, sprai dan sarung bantal,

Kedua: Mengganti Sprai dan sarung Bantal. ~ Sarung bantal dan sprai ada di laci bawah tempat tidur~

Ketiga: Mencuci Piring, dan membersihkan bak pencuci piring,

Keempat: Membersihkan meja,

Kelima: Menyikat toilet,

Keenam: Membersihkan debu di buku dan raknya,

Ketujuh: membersihkan lantai dan menyedot debu di karpet,

Kedelapan: Memberishkan jendela,

Kesembilan: Menyiram tanaman di balkon kamar,

Ke-Sepuluh: Memasak nasi,

Ke-Sebelas: Buang Sampah!

 

Aku berjinjit saat memasuki kamar Aries. Baju-baju tergeletak sembarangan di lantai, aku tidak tahu apakah kemarin dia menyembunyikan baju-baju kotornya di suatu tempat agar tidak malu dengan kedatanganku? Beberapa bungkus makanan ringan dan remahan sisa makanan yang berserakan di berbagai tempat, meja- lantai - di sisi jendela. Bungkus mie instan dan beberapa cup mie bekas yang tergeletak begitu saja di meja dapur. Gumpalan-gumpalan kertas yang berisi banyak coretan angka yang terbuang begitu saja di berbagai tempat, bahkan ada yang menyangkut di lampu gantung dan juga ventilasi. Tempat tidur yang berantakan, sprainya terbuka, bantal nya berada di bawah. Handuk bahkan tergeletak di rak buku. Sedangkan beberapa buku justru ada di toilet.

Ini bukan seperti kapal pecah lagi, ini sudah seperti tempat pembuangan akhir.

Kepalaku mendadak menjadi pusing, sedangkan di lantai bawah Aries menaikkan tempo permainnya bak sedang mengiring film horor.

Pertama-tama aku memunggut satu persatu baju yang berserakan di lantai, untung saja aku tidak menemukan hal yang membuatku canggung. Aku hanya mendapatkan hoodie, beberapa kaos oblong, mengganti sprai dan sarung bantal, lalu segera ku masukkan ke mesin cuci satu tabung, sehingga aku bisa melanjutkan pekerjaan lainku sembari menunggu cucian bersih dan kering.

Untung saja untuk beberapa hal lainnya bisa ku dapatkan dengan mudah, seperti sprai bersih dan sarung bantal, bahkan berbeda dari milikku di rumah, Aries mempunyai banyak stok sprai dan sarung bantal yang cukup banyak di rak bawah tempat tidurnya. Jika di rumahku, khusunya untuk kamarku aku biasanya menganti sprai paling lama sebulan dan stok spraiku hanya ada dua khusus kamarku saja. Beda hal dengan Aries yang punya selusin sprai yang di dominasi dengan warna gelap dan abu-abu. Padahal warnanya dominan sama, apalagi dia mencucinya tiap hari (mungkin), kenapa harus menyetok banyak sekali sprai? Ah, masa bodoh, toh bukan urusanku.

Setelah mengurus tempat tidur selesai aku memilah beberapa sampah untuk ku buang. Sampah yang cukup banyak jika di hitung-hitung dalam waktu kurang lebih setengah hari dari aku pergi dari kamar ini kemarin. Mungkin dia sedang perang semalam, gila-gilaan belajar sampai makan pun harus berkali lipat. Aku tidak membayangkan bagaimana perutnya bisa tahan dengan konsumsi makanan yang dia makan ini dalam waktu sekejap, padahal semalam dia baru saja memintaku mengajarinya memasak. Ah, ternyata mie instan pun tidak luput di lahapnya.

Lihat selengkapnya