Hi Cold Prince

Jalvanica
Chapter #23

21. Menghadang Siluman Ular

Aku ikut sedih mengetahui Verlia benar-benar keguguran. Saat ini aku sedang duduk di kursi menghadap Verlia yang tengah rebahan, tangan kanannya diinfus sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk menutupi dahinya. Dia kembali menangis, kali ini bukan menangis karena kesakitan melainkan menangis karena kehilangan janinnya.

Aku menoleh ke arah pintu ruang inap yang terbuka saat suara langkah kaki seseorang mulai terdengar. "Sila," ucapku.

Dia ke sini karena tadi saat Dokter tengah menangani Verlia, aku mengirimnya pesan, menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit ini.

Sila masih tertegun di ambang pintu. Aku melangkah mendekatinya. Kami berdua duduk di depan ruang inap.

"Die. Verlia beneran keguguran? Kok bisa Die?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Iya Sil. Tapi gue nggak tahu apa penyebab Verlia keguguran, nggak sempat tanya, lah, Sil pas Verlia kesakitan. Tapi yang pasti, tadi siang Verlia abis jatuh."

Dahi Sila mengernyit. "Jatuh? Kok bisa?"

"Semua itu gara-gara Stela Sil. Tadi pas di kelas, Stela sengaja menyandung Verlia sampe jatuh. Kaki Verlia jadi sulit buat jalan."

Sila membelalakkan mata. "APA?! Nyebelin banget sih nenek peyot Stela!"

"Tapi Sil, kok, ada yang aneh, orang Stela nyandung Verlia itu siang hari. Kenapa baru keguguran malam ini. Apa Verlia jatuh lagi?"

Sila terdiam ikut berpikir. "Bisa jadi Die. Terus katanya Kak Lucas di sini bantu kalian, kok, nggak keliatan."

"Dia lagi tanda tangan mengaku jadi saudara Verlia. Bagiamana lagi Sil, Verlia nggak mau manggil saudaranya, dia nggak mau saudaranya tahu."

Dahi Sila mengernyit. "Kok Kak Lucas mau Die?"

"Tadi hampir nggak mau sih, tapi beberapa kali gue bujuk buat pura-pura jadi keluarga Verlia akhirnya Kak Lucas mau Sil. Untung mau, kalau nggak pasti pihak rumah sakit nggak ngijinin Verlia pulang tuh."

Sila kembali menoleh ke arahku. "Kan ada lo Die."

Aku menghela napas. "Tahu sendiri lah Sil gue nggak bisa akting. Kalau berbohong pasti keliatan banget, kalau Kak Lucas kan dia selalu kelihatan tenang orang dia nggak punya ekspresi."

"Siapa yang nggak punya ekspresi Die?" itu suara Lucas.

Lihat selengkapnya