Hi Cold Prince

Jalvanica
Chapter #40

38. Cem-bu-ru?

Selama acara potong kue dan makan-makan, teman Melina yang bernama Aleta selalu mendekati Lucas, dan mereka berakhir duet di atas panggung menyanyikan lagu percintaan remaja. Hampir semua orang menikmati mereka duet di atas panggung terkecuali aku. Aku tidak tahu alasan mengapa aku kesal melihat Aleta dekat-dekat sama Lucas. Aku tidak sedang cemburu, kan?

Aku menggelengkan kepala, tidak ... tidak, aku tidak sedang cemburu hanya saja aku memang sedang kesal dengan Lucas. Aku yang mengajak Lucas ke pesta ini, tapi dia malah asyik sendiri dengan teman-teman Melina.

Aku menghela napas lalu kembali menatap penampilan Lucas dan Aleta yang masih menyanyi di atas panggung sana. Aku membelalakkan mata saat Aleta mulai menggenggam tangan Lucas, lalu tiba-tiba tangan Aleta berpindah mengelus pipi Lucas sok menghayati lirik lagunya. Semua orang hanyut dengan penampilan mereka yang penuh penghayatan.

Aku memandang tidak suka ke arah Aleta. Aku tidak suka bagaimana tangan Aleta menyentuh pipi Lucas. Dia tidak terlihat menghayati lirik lagunya, dia lebih terlihat sedang menggoda Lucas.

Aku mengerjap saat Eline memanggilku.

"Hai Kak." Eline tersenyum sinis. Entah semenjak kapan Eline sudah berada di sampingku sambil membawa jus stoberi.

Ngapain sih si Eline ke sini? Aku menghela napas, dari tatapannya aku bisa melihat dia ingin mencari gara-gara denganku, lagi! membuat suasana hatiku yang buruk tambah menjadi buruk. Aku mendengus. "Kenapa?"

Dia menyodorkan jus stroberinya kepadaku. "Mau?"

Aku menggeleng. "Nggak makasih."

Eline tersenyum mengejek sambil meletakan jus stroberi di atas meja. "Kata oma, Kak Lucas pacar Kakak ya? Kalau begitu taruhan kita batal dong, otomatis gue udah nggak punya saingan lagi. Baguslah."

Oh ya ampun pasti oma sudah menyebarkan gosip aku berpacaran dengan Lucas bukan hanya kepada Eline, tetapi kepada saudaraku yang lain. Itu memang salah satu hobi oma. Aku mendengus, seharusnya tadi aku mengelak saat oma menganggap Lucas itu pacarku, tapi kenapa aku malah diam saja.

"Nggak usah salah paham deh Line. Gue sama Kak Lucas nggak pacaran. Oma aja yang salah mengartikan."

Eline mengangkat alisnya sebelah. "Oh gitu," jawabnya sambil menatap penampilanku dari ujung kaki sampaiĀ ujung kepala. "Nggak biasanya lo dandan Kak? Pake high heels juga?" Eline terkekeh.

Apaanya yang lucu sih?! Lagian aku memakai high heels dipaksa Melina. "Apanya yang lucu?"

Eline memutar bola matanya malas. "Nggak ada cuma heran aja, Kakak mau pake make up sama high heels. Nah gitu dong dandan biar nggak keliatan je-lek-nya," ucapnya menekan kata jelek di nada bicaranya.

Kali ini aku hanya diam, malas mau menjawab perkataan Eline barusan.

Eline kembali menoleh ke arahku. "Gue mau pulang. Kakak mau pulang bareng atau tetap sama Kak Lucas?" Eline bersedekap.

Aku menghela napas. "Sama Kak Lucas. Lagian gue nggak percaya kalau sama lo, nanti ditinggal lagi. Lagian kenapa sih nggak sabaran banget main tinggal aja," kesalku.

Lihat selengkapnya