Hi, Ly!

Regina Mega P
Chapter #18

Shock!

Pikiran gadis itu tak kunjung henti memikirkan perkataan ibunya Will padanya. Ibu ngapain William, sih sampai maminya semarah itu sama aku? batinnya. Dalam benaknya yang seharusnya merasa menderita itu, ya... dirinya. Terbaring koma selama satu bulan itu bukan hal yang menyenangkan. Berjuang untuk tetap hidup itu bukan perkara mudah. Apalagi setelah sadar, seluruh tubuhnya merasakan sakit yang teramat sangat. Sementara laki-laki itu tak pernah sekalipun menampakkan batang hidungnya. Padahal, Lily seperti itu juga karena ulahnya. Karena laki-laki itu meninggalkannya.

“Ly…” Bagas yang sejak tadi mengejar dengan motor maticnya, pada akhirnya mampu menahan Lily. 

“Ayolah, Ly. Kamu lagi nggak baik-baik saja. Biar aku antar pulang, ya.” Dan aku melakukannya demi diriku, agar bisa terus bersamamu apapun yang terjadi.

Lily menyerah. Dia lantas menaiki motor Bagas dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. 

Sepanjang perjalanan keduanya terdiam. Hanya suara bising kendaraan yang menjadi backsound perjalanan mereka. Ingin sekali Bagas menanyakan semua tanda tanya dihatinya. Tapi, saat kaca spion memantulkan wajah Lily yang terlihat hampir menangis, laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk bertanya. 

Sayangnya dia tidak tahan.

Bagas menghentikan laju motornya.

Lily yang terkejut lantas mengerutkan keningnya bersiap untuk mengeluarkan seluruh emosinya.

“Kenapa berhenti?”

Bagas tak lagi mampu menahan rasa penasarannya. “Jadi kalian udah lama kenal?”

Lily terdiam.

“Sejak kapan?”

Lagi-lagi Lily tak menjawab.

“Kalian ada masalah apa?”

Wajahnya mulai memerah, emosinya benar-benar sudah siap untuk ia ledakkan. “Bukan urusanmu! Aku mau pulang, Gas! Please antar aku pulang.” Tiba-tiba saja air matanya keluar dengan derasnya. Lily yang dikenal kuat, akhirnya pertahanannya runtuh. Dia menangis, terisak. Dihadapan laki-laki yang menyukainya.

Tanpa pikir panjang, Bagas merangkul tubuhnya dan memeluknya erat. Berkali-kali Bagas menepuk bahunya lembut, berusaha menenangkan hatinya yang sedang kalut. Dan beruntungnya Bagas memeluk Lily tanpa perlawanan sama sekali. Gadis itu membiarkan Bagas memeluknya hingga membuatnya tenang.

*

Sesampainya di rumah, gadis itu langsung turun dari maticnya Bagas dan bergegas menuju ke dalam tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bagas yang sudah mengantarnya. Lily kemudian membuka pintu dengan kasar lalu mencari Ibunya. “Ibu! Bu... Ibu!” pekiknya.

Seorang wanita keluar dari kamarnya dengan wajah sedikit khawatir saat mendengar suara Lily yang memanggilnya keras. “Ada apa, Ly?”

“Apa yang selama ini ibu lakukan sama William dan keluarganya?”

“Melakukan apa? Siapa? William siapa?”

Lihat selengkapnya