Hi, Ly!

Regina Mega P
Chapter #19

#19 Sesak

Orang bilang, masa lalu itu tak perlu di ingat-ingat lagi. Cukup disimpan dalam hati sebagai sebuah kenangan karena nyatanya, kita hidup untuk masa yang akan datang. Namun hal itu tak berlaku untuk Lily. Masa lalu yang dimilikinya membutuhkan klimaks untuk mengakhirinya. Pagi ini, dia bertemu William dan yang lainnya di sekolah. Suasana berubah canggung, kecuali Bagas yang jelas sejak kemarin gencar mendekatinya. Sementara Layla, dia canggung karena merasa temannya ini menyembunyikan sesuatu dari dirinya.

“Layla lo bisa duduk di tempat lain, nggak?” bisik Bagas saat Layla hendak duduk di tempat duduknya. “Ayolah… satu hari ini saja!”

Layla menghela napas. “Ly, aku duduk sama Willian, ya,” ujarnya.

Bagas lantas segera duduk di samping Lily, sementara si perempuan tengah sibuk menerawang keluar jendela dengan pikiran yang berkecamuk.

“Hey, udah baikan?” tanya Bagas, hati-hati. Khawatir akan melakukan kesalahan yang dapat menghancurkan rencananya.

“Hmm.” Lily hanya bergumam. Dia tak terlalu peduli. 

Resah di hatinya terlalu berharga untuk dibiarkan begitu saja. Apalagi keresahan yang di rasakannya itu berhubungan dengan masa lalunya. 

Melihat reaksi Lily, Bagas tidak terlalu peduli selama dia bisa duduk disamping Llily tanpa penolakan sudah membuatnya senang. 

Jam pelajaran dimulai. Seorang guru dengan seragam dinasnya, dan tas mewah yang tersangkut di lengan kanannya melangkah anggun dengan membawa sebuah map coklat yang sepertinya akan menjadi map paling buruk bagi para siswa di kelas ini.

“Letakan buku kalian di dalam tas! Keluarkan alat tulis. Ulangan Ekonomi akan segera dimulai.”

Oh, God! gumam Lily.

*

“Baguslah lo duduk disini!” ucap Lily, dengan sunggingan senyum sinis pada Bagas.

“Iya, aku bisa kamu manfaatin kok, tenang aja!” jawab Bagas santai.

Lily menarik bibirnya sekilas. Meski begitu, Bagas memang sangat bisa diandalkan dalam hal pelajaran.

Tak lama, William dan Layla menghampiri keduanya. Will memandang Lily dengan raut wajah berasalah, sedangkan gadis itu malah membuang muka saat William menatapnya. “Bisa ngomong sebentar, Ly?”

Lihat selengkapnya