Hi Mom

Rizki Yuniarsih
Chapter #14

Hi Mom 14

           Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi aku masih berada di kelas karena Bu Sisca tak kunjung selesai menyajikan materi. Padahal Jovi sudah menyindir Bu Sisca kalau jam pejaran sudah selesai dan sudah waktunya pulang.

           “Loh, loh. Kok itu udah pada keluar?” ucap Jovi sambil menatap ke luar jendela. Aku hanya bisa menahan tawa tingkah Jovi.

           Bu Sisca mengikuti arah pandang Jovi, “Udah waktunya pulang, ya?”

“Iyaaaa, Bu,” jawab kami serempak.

 “kalau gitu, kita lanjut materi hari jumat ya? Sekarang kalian siap-siap buat pulang.” Bu Sisca mulai merapikan buku-bukunya juga, setelah selesai beliau langsung mengucapkan salam dan setelahnya keluar.

“Tuh guru,ya, kalau nggak disindir nggak bakal selesai. Bisa-bisa kita pulang magrib nanti.” Jovi mengomel sendiri. Semuanya saling sahut, tapi tidak sesarkas Jovi.

Aku keluar kelas, melihat Luna yang sedang berbincang dengan Dimas. Aku memanggilnya, dua orang itu menoleh kompak padaku. Tapi detik berikutnya Dimas langsung pergi begitu saja meninggalkan Luna.

Aku baru saja ingin menghampiri Luna tapi urung lantaran ponselku bordering. Kuambil ponsel dari saku, melihat siapa yang menlfon ternyata Mama. buru-buru aku mengangkatnya.

“Halo, Ma?”

“Halo, Bel. Kemarin waktu foto-foto di rumah Om Jefri pake HPnya siapa ya?”  kukira Mama minta titip belikan sesuatu.

“Pake HP-nya Jovi, kenapa?” tanyaku.

“Mintain, Bel. Suruh kirim ke grup keluarga. sekalian Semuanya pada mau minta.”

“Iya, ntar aku bilang ke Jovi. Udah dul—”

Tut

Belum juga selesai Mama sudah memutus telfonnya.

“Siapa Nab?” tanya Luna.

“Biasa, nyokap.”

“Kok bawa-bawa Jovi?”

“Oh itu—“ belum selesai menjawab pertanyaan Luna, aku melihat Jovi yang berjalan cukup jauh di depanku. “Jovi!” panggilku. Untungnya dia berhenti.

Aku langsung menghampirinya, Luna menyusul di belakangku.

“Apa?” tanya Jovi.

“Kemaren foto-fotonya pake HP lo kan?” tanyaku.

“Iye.”

“Kata Mama suruh kirim ke grup, semuanya pada minta.”

“Iya, nanti.”

“Sekarang dong!”

“Panas banget buset, ntar gue kirim kalo udah nyampe rumah, lah.”

“Ya elah,perkara panas doang. Ke sana dulu lah, yok,”aku menunjuk pada salah satu pohon rindang yang ada di halaman sekolah. Aku berjalan dahulu, Luna dan Jovi mengekor di belakangku.

“Foto apa sih, kok nyokapnya Luna minta foto ke elo, Jov?” tanya Luna begitu kami tiba di bawah pohon.

“Foto keluarga,” jawab Jovi.

Lihat selengkapnya