Hi, Sakura!

Putri Wahidatussyafa'ah
Chapter #1

Pagiku Asapku

Deru mesin kendaraan bersahut-sahutan. Bunyi klakson turut menjadi backsound. Seorang gadis berjilbab pink itu merapalkan kalimat-kalimat sembari sesekali melihat buku di tangannya. Saat ini ia duduk di atas motor yang sedang dikendarai oleh papanya.

Papanya adalah papa terbaik sedunia, menurut si gadis berjilbab pink. Pasalnya, beliau mau mengantarkan anak perempuan satu-satunya untuk berangkat kuliah yang memakan waktu 30 menit perjalanan, belum ditambah jika ada kereta lewat ataupun jalanan macet. Gadis itu pernah bertanya pada papanya, mengapa mau mengantarkan sampai kampus. Papanya menjawab "Masa anaknya mau sekolah atau kuliah, papa nggak mau antar."

Kembali lagi pada situasi saat ini. Jalan raya pagi ini sangat ramai. Tidak terlalu kaget sih, hari Senin. Pasti lah semua orang sibuk memulai aktivitasnya. Entah itu berangkat sekolah, kuliah, ataupun bekerja.

"Present perfect uhuk! Uhuk!" ucapnya terbatuk-batuk saat membaca buku namun asap truk di samping kanannya menyeruak memasuki indera penciuman. Padahal dia tengah memakai masker saat ini. Segera saja ia menutup wajahnya menggunakan buku.

Beruntung papanya peka terhadap apa yang dialaminya. Beliau langsung tancap gas menyalip truk berasap hitam itu. Setelah melewati lima lampu lalu lintas, rel kereta, dan kemacetan pasar, kini gadis jilbab pink sampai di kampus. Ia berpamitan dan salim pada papanya. Masih dengan buku di tangan dan mulut yang terus merapal, ia berjalan memasuki pelataran kampus. Jangan bayangkan kampus yang luas, asri, atau apa lah itu seperti yang fotonya tersebar di seluruh media sosial perguruan tinggi impian. Kampusnya tak seluas itu, namun cukup untuk menimba ilmu dan memperdalam skill.

Ia menaruh helm terlebih dahulu di rak helm yang telah disediakan. Selanjutnya ia berbalik. Berjalan menuju gedung sebelah. Ia menjeda kegiatan membacanya. Banyak orang di gedung sebelah. Malu, nanti dikira kutu buku atau ambis IPK. Ia menaiki puluhan tangga, ruang kelasnya berada di lantai 3.

"Assalamualaikum!" ucapnya saat membuka pintu ruang kelas.

"Waalaikumsalam," jawab teman-temannya.

Lihat selengkapnya