" Hadapilah kehidupan yang menurutmu terasa sulit, hingga cahaya datang menguatkan dirimu."
Minggu yang cerah, Aurel masih setia di kasur miliknya, terlihat malas untuk memulai aktivitasnya di pagi ini. Ia masih terlihat menyelam dalam mimpi. Namun, tiba-tiba saja mimpinya berantakan dikarenakan Kinan teriak dengan kencang.
"Heh keboooo banget sih sayangku ini. " teriak Kinan dengan kencang, sedangkan wanita yang masih menutup matanya marah dengan kelakuan sahabatnya, ia mencoba membuka mata walau berat.
"Apa sih Kin berisik sumpah."
"Udah nggak usah protes, lebih baik kamu mandi habis itu temenin aku beli buku, jangan jadi orang malas!" perintahnya sok tegas
"Argghhh gue malesssssss Kin," decak Aurel sambil terpaksa berjalan menuju kamar mandi.
Kinan hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Sebenarnya Kinan mempunyai misi yang harus dilakukan, yaitu membantunya agar bisa melupakan orang yang selama ini meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
“Ngapain lo, liat foto gue?” tanya Aurel setelah keluar dari kamar mandi, lalu mengambil bedak bayi untuk dipoles sedikit ke wajahnya.
“Aelah sama sahabat sendiri lo kek gitu, gue cuma kangen sama bundamu.” Kinan tersenyum singkat ke arah Aurel sembari liptint untuk di oles di bibirnya.
Cewek yang masih duduk di meja rias itu pun berjalan mendekat ranjang, lalu duduk di samping Kinan. “ gue tau lo cuma kangen masakan bunda gue kan hmmm?”
Skak mat, Kinan hanya tertawa renyah menanggapi pertanyaan Aurel yang seperti pernyataan menurutnya.
💜
Setelah sampai di toko buku yang letaknya sekitar 5 km dari rumahnya. Aurel segera melepas helm, dan turun dari motornya.
“Gue tunggu sini aja ya Kin.”
“Ngapain? Mau jadi tukang parkir?”
Aurel sontak mendelik. “Enak aja, gue tuh males kalo nemenin lo beli buku, pasti lama dan pake banget.”
"Ih, urel kamu mah. Temenin ya, ya, ya?”ujar Kinan menampilkan puppy eyes yang membuat wajah Kinan lebih jijik di mata Aurel.
"Enggak Kinan, gue tunggu sini. Gue tuh pengen duduk pegel tau." ucap Aurel sambil berjalan ke tempat duduk sebelah pojok kiri Toko buku.
"Ish nyebelin ya, untung sahabat ku.” Kinan menghela napas, kemudian berujar.”tungguin yaa. Jangan ditinggal!” ucap Kinan setengah teriak lalu masuk di toko buku dengan wajah kesalnya.
Aurel pun hanya mengacungkan jempol, seolah menyetujui perkataan Kinan.
Di luar Aurel dapat merasakan keramaian di ibukota ini, ia merasa jika ibukota ini terlalu padat oleh penduduk yang pindah dari desa untuk mengais rezeki, lama ia menerka - nerka tentang ibukota , terdengar suara yang memanggilnya.
"Mba," panggil seseorang dari sebrang pintu keluar, Aurel mendapatinya dan spontan ia tersenyum untuk cowok yang ia benci karena ulahnya. Cowok dengan rambut coklat pirang itu pun berjalan menghampirinya.
"Sendirian mb?"