"Tak perlu menghapus kenangan, karena semua butuh waktu untuk itu"
~Aurel Rasyandra~
Aurel duduk di balkon kamarnya sambil mengerjakan beberapa tugas yang harus diselesaikan besok. Disamping laptop, ada beberapa cemilan makanan dan satu gelas teh hangat yang menemaninya. Langit berwarna oranye indah namun, sesaat seolah-olah memperlihatkan sesuatu hanya datang untuk menemani sementara, bukan selamanya. Sekilas, kenangan kembali pada sosok yang sedang bercerita di kala senja datang. Lamunannya buyar, bersamaan dengan benda pipih yang berbunyi menampilkan notifikasi masuk dari aplikasi yang berwarna hijau, gadis berbaju biru itu pun beranjak mengambil ponsel yang ditaruh di atas tempat tidurnya, tangannya menjelajah melihat beberapa pesan yang masuk.
Dzaky: hai, lo sibuk gak? (1)
Kinan: aduhh rell gue bingung sama tugas ini bantuin kek,(3)
XI IPA 2: Dino: lah anjir gue aja nggak ngerjain (21)
Sherly: rel lihat tugas lo dong (2)
Beberapa pesan yang masuk hanya membahas tugas besok, namun satu pesan yang menarik hatinya membuat jempol gadis itu membuka dan membalas pesan dari sosok cowok yang belum lama datang di kehidupannya.
Dzaky: hai, lo sibuk gak?
Aurel: iya,kenapa?
Dzaky: gapapa cuma tanya hehe
Melihat balasan yang nggak penting Aurel jadi kesal sendiri, ia pun mematikan datanya dan kembali ke aktivitas semula.
Setelah dirasa selesai mengerjakan tugas, Aurel melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Aurel melihat bundanya sedang berkutat di dapur, ia pun berjalan dan mengambil minuman dingin. Reni, bunda Aurel yang melihat aktivitas putrinya pun tersenyum.
"Aurel baru selesai ngerjain tugas ya? Makan dulu sayang." Wanita teduh itu pun, menyiapkan nasi dan mengambil lauk pauk untuk Sang putri.
"Ah iya bun, makasih ya bun," Aurel duduk dan memakannya, keheningan terjadi sesaat. Setelah selesai makan, Aurel bertanya kepada bundanya yang menyebabkan bundanya tersenyum penuh arti.
"Bunda, ayah kenapa belum pulang?sudah tiga bulan ayah nggak pulang kerumah,"terdengar helaan nafas dari sang bunda