"Kadang bodoamat adalah salah satu cara untuk membuat seseorang bahagia"
Suasana di kantin sangat ramai, sesekali cewek bermata hitam pekat itu berdesakan mengantri sebuah bakso Mbak ines, seharusnya yang sedang berada disini bukan dia tetapi sahabatnya. Namun, karena sahabatnya pergi ke kamar mandi, jadilah ia yang memesannya. Saat sudah memesan, gadis itu kembali duduk sambil menunggu Kinan. Sudah 10 menit Kinan ke kamar mandi akhirnya ia kembali.
"Lama amat lo, berak? Ni gue udah pesen baksonya,"tanya Aurel dengan muka kusut
"Enak aja lo, tadi gue ketemu kak Satria, ya gue kan jadi cerita panjang lebar dong."wajah gadis itu hanya menyebut tidak tau dosa. Memang, tadi dia bertemu dengan kak satria saat akan ke kantin, lalu cowok itu berhenti memanggil Kinan dari arah belakang, hingga terjadilah obrolan yang cukup panjang karena cowok itu bertanya tentang Aurel.
"Oh"singkat, Aurel
Kinan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia sudah bingung jika Aurel hanya membalasnya singkat. Cewek itupun menarik kursi dan mendudukkan badannya hingga berhadapan dengan Aurel.
"Eh rel itu Serin kan? Kok dia kayak nganggu adek kelas itu sih?"celetuk Kinan tiba-tiba sambil matanya menunjukkan apa yang ia lihat, sedangkan gadis di depannya hanya ber "oh" ria seolah-olah ia tidak peduli. Padahal dalam lubuk hatinya pun, terus bertanya. Mengapa serin kenal cowok itu? Aurel menggeleng pelan menepis perlahan pikiran yang sudah bersarang di otaknya
"Ih urel, lo nggak cemburu?"tanya Kinan, seperti tak ada rasa bersalah gadis dihadapannya itu hanya menggelengkan kepala.
Kinan mengusap wajah kesal, Aurel mendadak jadi banyak diam dan hanya menjawab dengan gerakan tubuh. Ada yang aneh, pikir Kinan.
Kinan terus memperhatikan Aurel yang sedari tadi melamun dan mengetukkan jari-jarinya ke meja kantin, sesekali cewek itu menopang dagunya dan pandangan lurus ke depan. Kinan yang sudah gemas dengan tingkah Aurel mencoba menggoyangkan pundak cewek itu hingga cewek itu mendengus pelan.
"Urell lo kenapa sih?"tanya Kinan penasaran.
"Apa sih,gue cuma sariawan malas mau ngomong ,"
Kinan melototkan matanya "lah anjir—" namun kalimatnya berhenti setelah ada seorang yang duduk di samping Aurel.
"Rel gue mau cerita nih,"celetuk Serin tiba-tiba. Kinan menatap Serin malas, Serin memang dekat dengan Aurel, karena Aurel pernah menolong Raya adik Serin. Selain dia pernah menolong adik serin, dulunya aurel juga dekat dengan sahabat Serin yang sudah pindah di Sulawesi, jadinya ia kenal sering sebagai teman Naya, cewek yang dulu teman Aurel waktu SMP. Kinan yang melihat adanya Serin, mendengus tak suka. Cewek yang menjadi sahabat Aurel sejak SMA memang tak pernah menyukai akan gadis itu, cantik sih tapi datang pasti ada maunya. Memanfaatkan keadaan lebih tepatnya.
"Iya cerita aja gue dengerin."kata Aurel
"Rel kan lo osis kan, nah pasti tau Dzaky dong? Tau nggak kayaknya gue suka sama dia deh,"
"Uhukk"
Aurel yang saat itu minum teh manis tersedak tak percaya atas apa yang Serin katakan, bagaimana Serin bisa menyukai Dzaky? Bagaimana bisa cewek itu mengenal Dzaky ? Cowok yang selama ini mengganggunya apa sepopuler itu? Aurel masih mencerna pikirannya , suasana hatinya pun nampak gelisah. Tapi ekspresi gadis itu masih biasa saja walaupun pikirannya terbang kemana-mana.
“Rel kenapa rel ?"tanya Serin sambil menepuk pundak Aurel dengan pelan. Kinan yang melihatnya hanya diam masih mencerna perkataan Serin.
"Ga papa, tadi cuma tehnya pahit jadi nyangkut ke kerongkongan ku."ujar Aurel kikuk
“Tak kira, gimana rel lo tau Dzaky gak?”