Hidden feeling

Asri Widyastuti
Chapter #10

Khawatir

"Khawatir saat tak bertemu, namun ketika bertemu dia seperti tak peduli, entah aku yang terlalu khawatir dengannya atau memang dia yang tak punya rasa"

~Dzaky Afnan Malik~

Sudah dari semalam suhu tubuh Aurel panas, gadis itu menggigil hebat dan juga wajahnya berubah menjadi pucat pasi.

"Sayang, makan dulu biar sehat, sekarang nggak sekolah dulu ya, bunda izinkan nanti"titah bunda, gadis itu hanya menuruti perintah bundanya.

"Bunda, Urel cuma pengen Istirahat nggak mau makan"ucap Aurel dengan mata memelas, dirinya memang tidak mau makan  karena pasti nanti ia akan memuntahkan makannya.

"Sedikit aja" bunda mengambil beberapa sendok makan dan menyuapi gadis cantik itu

"Udah Bun, Aurel udah kenyang"

"Yaudah, kamu Istirahat ya sayang"ucap bunda Reni kemudian meninggalkan Aurel yang tidur dengan posisi miring

Sudah 2 jam Aurel tidur, gadis itu merasa badannya pegal-pegal, ia pun mengambil handphonenya yang berada di atas nakas karena sedari tadi ada notifikasi panggilan yang berasal dari Kinan

Kinan 📞

Kenapa ngak bilang kalo sakit sih rel,gue sendiri ini au ah gelap

Sans lah, gue lagi demam ini

pusing denger suara lo

Lah anjir Lo ya, nggak usah sembuh aja. 

Yah dek Kinan jahadd, nanti kak Baim kabur loh wkwkk

Ah anjir lo, dah ya gue kantin nanti gue kerumah Lo bey

Panggilan pun sudah ditutup oleh Kinan, kini Aurel hanya memainkan handphone dengan membuka Instagram, wa, dan terakhir fb, melihat semuanya ngebosenin akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke bawah dan mengambil air putih.

Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai, namun Reni yang melihat putrinya masih sangat lemas pun menegurnya dan menyuruh untuk kembali ke kamar. Alhasil gadis itu menurut dan berjalan gontai menapaki tangga demi tangga.

Kepalanya terasa pusing, saat berada di kamar Aurel mencoba memijit dengan pelan-pelan, berharap mengurangi rasa pusing, mungkin ini memang salahnya yang mandi saat malam hari. Sebenarnya, Aurel tak pernah mandi pada malam hari, dikarenakan kemarin ektra dan sampai ke rumah setelah adzan Maghrib, jadilah ia mandi pada setengah tujuh malam. Padahal, jelas-jelas ia tau dengan kondisi tubuhnya yang sensitif jika berhadapan dengan air dingin, tapi bagaimanapun Aurel tetap ingin mandi karena badan yang legket dan apek.

Lihat selengkapnya