"Yang terlihat saja belum tentu dianggap, apalagi hati yang hanya mampu dirasakan keberadaannya"
~Dzaky Afnan Malik"
Sudah dua hari Aurel absen dari sekolah, gadis bermata hitam pekat itu hanya tidur dikamar. Gadis itu juga ketinggalan pelajaran, tubuhnya benar-benar panas dan tak berdaya. Namun, hari ini ia sudah bisa berangkat ke sekolah, walaupun wajahnya masih terlihat pucat namun gadis itu tetap keras kepala untuk berangkat agar ia tak ketinggalan mata pelajaran.
Pukul 6.20, gadis yang sudah lengkap dengan seragam itu sudah sampai di sekolah, sahabatnya pun menyapa senang, mendapati Aurel yang sudah berangkat.
"Aduh Urel udah berangkat, tapi wajah lo keliatan masih pucat," Kinan duduk disampingnya seraya memperhatikan wajah Aurel dengan saksama.
"Gapapa,"tanpa ingin menjawab panjang Aurel hanya tersenyum seolah-olah ia sudah sembuh. Gadis itu memang tak ingin orang lain khawatir dengan kondisinya. Tak mau merepotkan lebih tepatnya.
"Beneran lo gapapa?kalo Lo sakit ke UKS aja,nanti soal izin biar gue yang ngurus."tanya Kinan memastikan.
"Iya gapapa, gue dah sehat"Kinan hanya mengangguk pasrah, gadis disampingnya ini memang keras kepala. Aurel meletakkan kepalanya di atas meja, entahlah kepalanya masih terasa berat dan hanya ingin tidur dan tidur.
"Hai, lo makan ya kak," Aurel mendongakkan kepalanya dan mendapati cowok yang sedang tersenyum ke arahnya dan menyodorkan makanan, tubuh Aurel seketika menegang karena tangan cowok itu menempel di kening gadis itu, namun tangannya menepis pelan.
"Sorry, tapi lo masih panas kenapa berangkat?"entah sejak kapan Kinan pindah tempat duduk, seolah-olah gadis itu membiarkan Aurel dan Dzaky berbicara lebih nyaman.
"Gapapa gue udah sembuh"gadis itu hanya menjawab seperlunya lalu menyodorkan kembali makanan yang diberikan cowok itu
"Makasih tapi tadi gue udah sarapan"tolak Aurel dan beralih ke belakang memanggil Kinan
"Kinan"gadis yang dipanggil hanya menatap bingung "apa?"
"Anterin gue ke toilet " Aurel berjalan menuju Kinan tanpa memperdulikan tatapan kecewa dari cowok di depannya. Di sisi lain, Kinan yang tau tatapan cowok itu hanya berucap pelan ke arah Aurel
"Rel lo polos banget ya atau gak peka sih?"
Aurel menautkan kedua alisnya"hah?"
Kinan menatap gemas cewek bingung di depannya ia,
“Dasar ngga peka, dia pergi mampus"gadis yang dianggap tidak peka tersebut hanya mengangkat kedua bahunya pelan, ia tak tau apa yang dibicarakan oleh Kinan.
🌵
Dzaky masih menelungkupkan kepalanya ke bawah ia merasakan kecewa ketika mengingat perlakuan gadis yang disukai tak menganggap dirinya ada.
"Lo bukan siapa-siapa gue kan?ngapain gue ngasih tau lo"
Bahkan kata-kata itu masih terngiang di telinganya, ia juga tak pernah memperhatikan penjelasan guru yang di depan, seringkali cowok itu selalu ditegur oleh guru, seperti saat ini contohnya,
"Dzaky jangan tidur di pelajaran saya!"tegur pak Burhan
Dzaky yang masih berkutat dengan pikirannya dan masih menelungkupkan kepalanya tak sadar akan perintah pak Burhan, Kelvin yang melihat pak Burhan sudah emosi, cowok itu segera mengguncangkan bahu Dzaky, Dzaky yang merasa terganggu tiba-tiba saja ...
Brakk!!
"Apa sih lo?jangan ganggu gue!"ucap Dzaky emosi