Hidden feeling

Asri Widyastuti
Chapter #14

Sedikit menyangkal 3

"Batu yang keras jika dijatuhkan saja mungkin masih bisa retak, apalagi hati manusia yang lunak"

~Dzaky Afnan Malik~

Sudah hampir 4 jam pelajaran, Dzaky berdiam diri di rooftop sekolah. Setelah kejadian pagi tadi ia memutuskan untuk membolos sampai istirahat. Banyak telepon dan pesan wa dari teman-temannya yang menanyakan dirinya dimana, tetapi cowok itu tak meresponnya yang justru langsung pergi dari tempat ini dan kembali ke kelas, karena jam istirahat sudah tiba.

Dzaky berjalan melewati koridor sekolah dengan kedua tangan dimasukkan kedalam sakunya. Kharisma cowok itu bertambah dua kali lipat saat tersenyum tipis terbit dibibirnya, namun senyum itu hilang ketika mengingat perlakuan orang yang disayangi perlahan menjauh,dari mamanya hingga orang yang mungkin cinta pertamanya. Walaupun begitu ia masih mengingat kata-kata sahabatnya yang mendukung untuk berjuang. Ya, mungkin cowok itu akan berjuang untuk sekian kalinya walaupun ia tau bagaimana sikap Aurel ke depan kepada dirinya.

"Lo darimana aja woy?bolos nggak ngajak-ajak."tanya Kelvin saat mendapati Dzaky yang masuk kelas.

Yogi dan Rian mengangkat wajah mereka setelah tau Dzaky masuk.

"Rooftop"

"Gila, Lo ngapain aja disana? Sampai betah banget."

"Merenung"

Ketiga temannya tertawa mendengar jawaban konyol dari Dzaky.

Dzaky hanya menggeleng kepalanya, teman-temannya sangat receh, padahal ia tak berniat untuk ngelawak.

Tak lama kemudian, seorang cewek yang diketahui kakak kelas masuk dalam kelas mereka.

"Permisi, yang namanya Dzaky tolong ke BK sekarang, ditunggu sama Bu Septi terimakasih."

Yogi, Kelvin, dan Rian saling pandang. Mereka bingung dengan temannya yang selalu masuk BK.

"Lah anjir Dugong masuk BK lagi, dedek capek bang duh"ucap Rian sambil memijit kepalanya.

Kelvin menatap jijik Rian."Iyuh dramatis"

"Jones kelamaan hahhah"sahut Yogi

Dzaky yang melihat itu ikut tertawa. Kelvin yang melihat Dzaky tertawa malah menepuk bahunya."lah malah ketawa,tadi lo dipanggil suruh ke BK geblek, sana lo urusin BK dulu."usir Kelvin yang disetujui oleh sahabatnya.

"Bangsat"umpat Dzaky 

Teman-temannya justru tertawa, Dzaky hanya mendengus kesal, lalu meninggalkan mereka dan berjalan menuju BK, sesampainya di sana ia langsung diberi tatapan tajam oleh Bu Septi.

Lihat selengkapnya