"Memendamnya mungkin lebih baik untuk saat ini, daripada harus mengungkapkan tapi justru kamu menjauhiku"
~Dzaky Afnan Malik~
Keadaan kelas XI MIPA 2 sangat ramai karena guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris tidak dapat masuk. Aurel yang bosan dikelas pun mendesah pelan, lalu mengajak Kinan untuk pergi ke perpustakaan.
"Kinan perpus yuk."ajak Aurel yang diangguki oleh Kinan. Kedua gadis itu berjalan melewati koridor sekolah. Aurel yang melihat lapangan tak sengaja bertatap dengan mata tajam dari sang pemiliknya. Kedua mata itu saling pandang seolah-olah ada hal yang dibicarakan lewat mata. Aurel mengalihkan pandangannya lalu kembali mengarah ke depan, Kinan yang mengetahui sesuatu hanya tersenyum tipis.
Setelah sampai di perpustakaan Aurel dan Kinan berkutat dengan novel yang diambil dari rak buku. Mereka sibuk dengan bacaan novel yang diambil itu. Satu lembar halaman pertama sudah dibaca,namun Aurel justru memikirkan hal lain yang membuat ia berhenti sejenak membaca lalu melihat Kinan yang masih fokus pada bacaannya.
"Kin, kenapa saat tadi gue ngeliat Dzaky ada yang berbeda ya?"tanya Aurel lalu Kinan menatap Aurel dan tertawa.
Aurel berdecak sebal."kemarin aja gak peka, sekarang lo ngrasa kan kalau lo suka sama Dzaky."ucap Kinan disela tawanya
"Tapi gue nggak suka sama dia, cuma ada yang beda aja."
"Lo itu suka bahkan cinta, nyatanya ada yang beda kan dari diri lo?"
"Gue juga ga tau"
Kinan geram dengan jawaban Aurel, dirinya tidak tau bagaimana menjelaskan bahwa sahabatnya itu lagi jatuh cinta.
"Tapi suatu saat lo bakal nyadar kalo lo emang suka sama Dzaky" lanjut Kinan lalu kembali fokus pada novelnya.
Aurel berdecih."gue gak suka ya ga suka."
Kinan mendongakkan kepalanya yang gemas lalu mencubit pipi Aurel.
"Ishh sakit"protes Aurel
"Biarin, lo kalo dikasih tau jangan ngeyel."
"Tapi kenapa lo bisa tau kalo mungkin Dzaky suka gue?"tanya Aurel heran
"Dari tatapan matanya yang turun dari hati wkwkwk."
"Serius gue Kin!"
Aurel menatap malas Kinan, namun cewek yang ditatap seperti itu hanya terkekeh geli.